Mubadalah.id – Nuansa ramadan tahun ini dimeriahkan dengan war takjil yang sarat dengan nilai-nilai toleransi. Tidak hanya umat Islam yang turut membeli makan dan minuman di pusat jajanan rakyat untuk berbuka puasa. Tetapi justru umat non Islam pun turut meramaikannya.
Namun tentu masih menjadi permasalahan kita bersama terkait sampah organik maupun anorganik yang kita hasilkan dari war takjil. Tidak sedikit pedagang yang masih menggunakan plastik sekali pakai untuk kemasan takjil yang mereka jual. Sampah organiknya pun masih banyak yang tidak terolah sehingga dapat menjadi salah satu faktor terjadinya kerusakan lingkungan dan krisis iklim.
Oleh sebab itu, Eco Bhinneka Muhammadiyah mengadakan buka bersama lintas iman minim sampah. Sebanyak 130 orang peserta menghadiri acara ini dan beberapa berasal dari Kedutaan Besar Belanda, Local Partner JISRA Indonesia, tokoh dan pegiat lintas iman, organisasi atau NGO yang bekerja untuk isu kerukunan umat beragama, keluarga besar karyawan PP Muhammadiyah Kantor Jakarta, serta perwakilan Majelis, Lembaga, dan Ortom PP Muhammadiyah.
Eco Bhinneka sendiri adalah program yang Muhammadiyah insiasi sebagai wujud dari program JISRA (Joint Initiative for Strategic Religious Action) dengan dukungan Faith to Action Network.
Sejak 2022, Eco Bhinneka Muhammadiyah berada di Pontianak (Kalimantan Barat), Ternate (Maluku Utara), Surakarta (Jawa Tengah), dan Banyuwangi (Jawa Timur). Yakni untuk mendorong umat lintas iman menggunakan value of faith-nya masing-masing. Antara lain untuk merawat kerukunan beragama atau berkeyakinan, melalui ragam inisiatif aksi bersama, untuk mencegah kerusakan lingkungan.
Krisis Lingkungan
Dalam sambutannya, Hening Parlan selaku Direktur Program Eco Bhinneka Muhammadiyah menyampaikan bahwa banyak sekali penyebab terjadinya krisis lingkungan. “Bahkan Ketua PBB saja menyampaikan situasi ini bukan hanya panas tetapi membara. Artinya situasi kita sedang tidak baik-baik saja. Sehingga tidak bisa hanya satu pihak yang menyelesaikannya tetapi juga harus banyak pihak yang berkolaborasi untuk menjaga dan melestarikan alam dengan menggunakan value of faith”.
Nilai agama pada praktiknya kerap kita gunakan untuk hubungan manusia dengan Tuhan atau manusia dengan sesamanya. Tetapi yang kerap dilupakan ada perantara lingkungan yang baik agar hubungan tersebut tercapai dengan optimal.
Hening memberikan contoh, “bagaimana bisa kita berwudlu dengan nyaman jika terjadi krisis air. Atau bagaimana bisa kita pergi ke gereja jika akses untuk ke sana terhalang karena ada banjir?”.
Kegiatan Buka Bersama dan Dialog ini bertajuk ‘Bersaudara dalam Damai dan Bahagia’ yang dilaksanakan di Aula Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta (27/03/2024) dan tersiarkan langsung melalui youtube tvMu Channel. Kegiatan ini mereka laksanakan agar pemuka lintas agama saling mengenal satu sama lain. Karena proses perjumpaan ini menjadi penting terlebih jika kita berikan tools yang baik. Salah satu tools yang baik adalah dengan bekerjasama.
Komitmen Muhammadiyah
Senada dengan yang Hening sampaikan, Abdul Mu’ti selaku Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyatakan bahwa Eco Bhinneka merupakan komitmen Muhammadiyah untuk peduli terhadap kelestarian lingkungan berbasis komunitas dan menggandeng seluruh individu maupun pegiat lingkungan dengan latar belakang keyakinan apapun.
Acara ini juga dihadiri oleh Lambert Grinjs, Duta Besar Belanda untuk Indonesia. Kate Fletcher, tim Politik DFAT Australia di bidang isu lintas iman. Serta pemuka agama lintas iman seperti Aldi Destian perwakilan dari agama Khonghucu. Pendeta Alfriani perwakilan dari agama Kristen. Juliana Ojong perwakilan dari agama Buddha. Engkus Ruswana dari perwakilan Penghayat Kepercayaan.
Lambert menyampaikan bahwa dengan perspektif lintas iman, kita semua dapat bekerja sama mencegah kerusakan lingkungan dengan mengapresiasi nilai-nilai dari berbagai agama dalam melestarikan lingkungan.
Senada dengan Lambert, Kate juga menyampaikan bahwa kondisi lingkungan di satu negara dapat berdampak pada negara di sekitarnya. Sehingga untuk melindungi bumi dan lingkungan yang merupakan hadiah dari Tuhan, Australia dan Indonesia tentu akan bekerjasama dalam hal ini.
Selama acara berlangsung, peserta boleh membuat story di instagram personal dan akan direpost oleh Instagram @ecobhinneka. Story yang menarik mendapatkan hadiah spesial dari Eco Bhinneka. Acara panitia tutup dengan buka puasa bersama. Di mana Tim Eco Bhinneka Muhammadiyah menyajikan makanan di dalam kemasan atau box cantik yang bisa kita gunakan secara berulang, sehingga minim sampah. []