• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Empat Kunci Hidup Bermakna: Inspirasi dari Pesan Buya Husein

Pesan dari Buya Husein ini penuh makna dan juga sederhana, namun sangat bisa mengubah cara pandang kita.

Rifa Anis Fauziah Rifa Anis Fauziah
29/11/2024
in Figur
0
Pesan Buya Husein

Pesan Buya Husein

927
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Hidup memang terasa membosankan, tidak memiliki arah, kehilangan arti, dan berulang. Ya, penulis pun pernah di fase yang demikian. Suatu ketika, saat kami melaksanakan magang di Kementrian Agama RI, kami mendapatkan kesempatan mengikuti agenda dinas ke luar kota.

Dalam perjalanan itu, kami berhasil bertemu dengan sosok ulama yang selama ini kami kagumi. Pertemuan tersebut menjadi momen istimewa yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya. Beliau adalah Buya Husein Muhammad.

Di sela-sela kami bercengkrama, ini pesan Buya Husein atau kunci hidup sederhana namun bisa mengubah cara pandang kita. Buya Husein Berpesan “Jangan biarkan harimu tanpa membaca, menulis, menggali ilmu pengetahuan dan menebarkan cinta.”

Pesan tersebut memang dilihat nampak sederhana, hanya seperti itu saja. Namun jika kita dalami dan resapi, lalu di praktikkan dalam kehidupan sehari-hari justru akan membuat kita menjadi orang yang berarti. 

Kunci Hidup Pertama: Membaca Untuk Membuka Cakrawala 

Membaca itu bukan hanya sekadar mengeja huruf, melainkan perjalanan menembus ruang dan waktu. Setiap halaman dari buku yang kita baca merupakan tiket menuju pemahaman yang baru, perspektif berbeda, dan pengalaman tak terbatas. Melalui membaca, kita belajar dari jutaan pikiran yang tak pernah kita temui secara langsung. Saat membaca buku sains, kita dapat menjelajahi rahasia alam semesta tanpa harus menjadi ilmuwan.

Baca Juga:

Berbagi dan Selfie: Mengkaji Etika Berbagi di Tengah Dunia Digital

Korban KBGO Butuh Dipulihkan Bukan Diintimidasi

Teladan Nabi dalam Rumah Tangga: Menolak Kekerasan, Memanusiakan Perempuan

Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

Membaca dapat membuka cakrawala pemikiran kita, mengasah rasa empati, dan menumbuhkan pemahaman lintas budaya. Bagi penulis membaca ialah cara yang paling efektif untuk mendengar suara-suara yang berbeda. Memahami perspektif yang tak pernah kita alami, serta memperluas batas kemampuan berpikir.

Seorang pemuda di desa terpencil bisa merasakan dinamika kota metropolitan, seorang mahasiswa di Indonesia bisa memahami filosofi para pemikir dunia, semua melalui kuasa membaca. Lebih dari sekadar transfer informasi, membaca adalah proses pembentukan karakter.

Setiap buku yang kita baca meninggalkan jejak dalam konstruksi pemikiran kita. Jika kita belum terbiasa membaca bisa dimulai dari memiliki target membaca setiap bulannya, atau bergabung dalam klub buku online. 

Kunci Hidup Kedua: Menulis Sebagai Alat Untuk Merekam Jejak Pikiran

Menulis itu merupakan bentuk tertinggi dari refleksi diri. Ketika kita menulis, kita bukan hanya sekedar mencatat, tapi mengurai apa yang ada dalam pikiran kita, mengkritisi emosi, dan mendokumentasikan perjalanan hidup. Bagi saya menulis ialah pelarian sekaligus penjelajahan diri yang paling jujur.

Dengan menulis kita bebas menuangkan apa yang ada di pikiran kita, emosi yang sedang kita rasakan mulai terurai dengan transparan. Dan pengalaman hidup menjadi kenangan yang abadi dan berarti. 

Menulis tidak mengenal batasan. Penulis dapat menulis jurnal pribadi, puisi yang menggetarkan perasaan, artikel yang menginspirasi, atau cerita pendek yang bebas berimajinasi.

Di era digital saat ini, penulis memiliki banyak tempat untuk menuangkan tulisan, mulai dari blog pribadi, media sosial, hingga platform berbagi artikel. Teknologi membuka kesempatan luas bagi siapa pun untuk mengekspresikan diri melalui tulisan tanpa hambatan.

Kunci Hidup Ketiga: Menggali Ilmu Pengetahuan

Menggali ilmu pengetahuan bukanlah sekadar mengumpulkan informasi, melainkan proses transformasi diri yang berkelanjutan. Setiap pertanyaan yang kita ajukan, setiap misteri yang kita dekati, setiap konsep baru yang kita pahami akan membentuk peta intelektual kita semakin kompleks dan mendalam.

Selanjutnya menggali ilmu pengetahuan itu bukan hanya sekedar pencapaian akademis, melainkan dengan menggali ilmu pengetahuan dapat membentuk karakter seseorang dan kemampuan dalam beradaptasi. Di zaman yang semakin maju saat ini, rasa haus ingin selalu belajar, tidak mudah puas dengan apa yang kita miliki, dan memiliki pemikiran terbuka  dapat menjadi modal utama dalam kehidupan sosial. 

Kunci Hidup Keempat: Menebarkan Cinta

Cinta dalam konteks ini bukan suatu hal yang romantis saja, melainkan bagaimana kita peduli, menuangkan empati terhadap lingkungan sekitar, dan menebarkan kasih sayang. Menebarkan cinta ini bisa dalam berbagai macam bentuk, dimulai dari saling memberi dan menghargai terhadap orang yang ada disekitar kita tanpa pandang agama, ras, dan suku. 

“Tidak penting apa agama dan sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua manusia, maka orang tidak pernah tanya apa agamamu.” –Abdurrahman Wahid

Demikian pesan Buya Husein tentang empat kunci kehidupan, di mana ini bukan sekadar nasihat melainkan filosofi hidup. Tidak perlu sempurna, yang penting adalah komitmen untuk terus tumbuh, belajar, dan memberi. Mulailah hari ini. Buka buku, raih pena, temukan pengetahuan baru, dan tunjukkan cinta pada dunia. []

Tags: Buya Husein MuhammadLiterasi DigitalmembacamenulisPesan Buya Huseinteladanulama perempuan
Rifa Anis Fauziah

Rifa Anis Fauziah

Mahasiswi ilmu al Qur'an dan Tafsir UIN Walisongo Semarang

Terkait Posts

Ekoteologi

Menyemarakkan Ajaran Ekoteologi ala Prof KH Nasaruddin Umar

13 Juni 2025
Hj. Biyati Ahwarumi

Hj. Biyati Ahwarumi, Perempuan di Balik Bisnis Pesantren Sunan Drajat

23 Mei 2025
Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Nyai Ratu Junti

Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

17 Mei 2025
Nyi HIndun

Mengenal Nyi Hindun, Potret Ketangguhan Perempuan Pesantren di Cirebon

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi
  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?
  • Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID