Mubadalah.id – Berikut ini puisi Nyai Khotimatul Husna berjudul Engkau Bukan Nabiku.
Jika kau ucapkan kedurjanaan tanpa beban melalui lisanmu.. (Baca: Senandung Karya Ainun Tentang Hypatia)
untuk membunuh..
untuk menyalip..
untuk menyiksa..
Maka engkau bukan pengikut Nabiku..
Sebab, Nabiku yang mulia berkata baik, lembut, dan penuh kasih sayang. (Baca: Dalil Al-Qur’an Tentang Prinsip Kasih Sayang Kepada Anak)
Jika wajahmu selalu penuh amarah, dengki, dan penuh kegelapan..
untuk menelikung ayat-ayat Tuhan..
untuk kepentingan duniamu..
untuk syahwat kekuasaan..
Maka engkau bukan pengikut Nabi-ku..
Sebab, Nabiku yang mulia wajahnya senantiasa bercahaya dan damai yang melihatnya.
Jika kau ajarkan kebencian dan ketidakadilan atas sesama manusia..
untuk tuduhan..
untuk fitnah..
untuk prasangka..
Maka engkau bukan pengikut Nabiku..
Sebab, Nabiku yang mulia selalu berbaik sangka, penuh hikmah dan cinta.
Jika kau kobarkan bebal hati dan dendam kesumatmu terhadap manusia..
untuk mencela..
untuk mencaci..
untuk mengancam..
Maka engkau bukan pengikut Nabiku..
Sebab, Nabiku yang mulia berhati lembut, pemaaf, dan menghormati sesama.
Jika kau memakai pakaian kebesaran selayaknya orang suci..
untuk menipu Tuhanmu..
untuk mengelabui yang awwam..
untuk nafsumu..
Maka engkau bukan pengikut Nabiku..
Sebab, Nabiku yang mulia pakaian kebesarannya adalah tutur kata, sikap, dan perilaku terpuji.
Nabiku yang mulia adalah musuh bagi orang yang berlaku semena-mena terhadap sesama, bahkan yg bertuhan beda dengan kita..
Nabiku yang mulia bersabda, siapa yang membunuh saudara senegara maka tidak akan mencium bau surga..
Nabiku yang mulia memberi salam, bersedekah, memaafkan, dan membebaskan musuh-musuhnya..
Jika kau teriakkan keagungan Tuhan di jalan-jalan dengan membawa batu dan pedang..
untuk menebar ketakutan..
untuk berbicara penuh kebencian..
untuk terlihat sok jagoan..
Lalu, siapa Nabi yang engkau ikuti dan muliakan?
Ataukau engkau hanya pengikut nafsu angkara dan kehendak setan?
#Yogyakarta1Nov2016
Nyai Khotimatul Husna,
Alumni Pendidikan Ulama Perempuan Rahima