• Login
  • Register
Sabtu, 7 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Ertini: Perempuan Harus Percaya Diri

Zahra Amin Zahra Amin
21/02/2019
in Figur
0
22
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Desa Tulungagung Kecamatan Kertasemaya Kabupaten Indramayu, saat ini sedang melaksanakan Pemilihan Anggota BPD. Sahabat saya, Ertini atau yang akrab disapa Titin, mencalonkan diri sebagai perwakilan dari unsur perempuan. Kisah hidupnya layak untuk kita simak, karena begitu menggetarkan dan menjadi inspirasi bagi siapa saja.

Titin Ertini (35 tahun) merupakan bungsu dari 5 bersaudara. Ibunya meninggal dunia, tepat usai melahirkannya. Kenyataan ini memberikan Titin kesadaran untuk mendampingi ibu hamil yang berresiko tinggi, sehingga mengantarkannya menjadi kader posyandu terbaik tingkat Kabupaten Indramayu pada tahun 2009 dan tingkat Provinsi Jawa Barat pada tahun 2010 silam.

Atas keberhasilan dan pengalamannya itu, Titin diminta membantu bidan desa ketika sedang praktik melayani pasien. Karena itu pengetahuannya tentang kesehatan reproduksi tak diragukan lagi. Bahkan seringkali ia juga menjadi rujukan teman-temannya untuk berkonsultasi masalah kesehatan reproduksi perempuan.

Sebelum itu, selepas menempuh pendidikan di Madrasah Aliyah Hidayatul Mubtadien Tegalgubug Arjawinangun Cirebon, Titin mengadu nasib menjadi buruh migran di Arab Saudi selama 5 tahun. Ia bertekad ingin melanjutkan pendidikan, karena menurutnya tak ada yang bisa dia mintai bantuan kecuali diri sendiri, dengan keterbatasan ekonomi yang dialami keluarganya itu.

Sementara ayahnya, yang merupakan mantan Lebe (disebut Kesra Desa saat ini), sakit stroke menahun. Sisa tabungan yang dimiliki keluarga, habis untuk biaya pengobatan. Dan Titin yang sudah banyak pengalaman mengikuti pelatihan sebagai kader posyandu, dengan tekun dan telaten merawat ayahnya sendiri hingga tiada.

Baca Juga:

Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

Sehingga jika ingin merubah masa depan, harus dilakukan oleh diri sendiri. Dalam beberapa kesempatan Titin selalu mengatakan, “Perempuan harus percaya diri jika ingin maju. Kemiskinan bukan alasan untuk menyerah, minta dikasihani orang lain, dan menunggu uluran tangan orang lain.”

Pulang dari Arab Saudi, Titin mendaftarkan diri sebagai mahasiswa di Sekolah Tinggi Agama Islam Pangeran Dharma Kusuma Segeran (STAIS).

Mulanya Titin mengambil program Ekonomi dengan harapan bisa bekerja di lembaga keuangan seperti bank atau koperasi.

Ketika kuliah sudah berjalan satu tahun, Titin baru tahu ternyata ia kuliah di Pendidikan IPS Ekonomi, yang muaranya kelak berprofesi menjadi guru. Saat tugas PPL, ia mengambil lokasi di SMP NU Kertasemaya. Hingga kini masih aktif mengajar di lembaga yang sama, dan mendapatkan sertifikasi guru dari SMK NU Kertasemaya.

Selain mengajar, Titin juga aktif di setiap kegiatan yang diselenggarakan pihak desa dan lingkungannya. Menjadi petugas pemungutan suara saat pemilu, petugas sensus, panitia PHBI, bermacam lomba dan menjadi bagian dari program pengentasan buta huruf di desa.

Kemauan dan semangatnya yang tinggi, dengan diimbangi rasa percaya diri mendorong Titin untuk tak pernah lelah berproses, di mana saja dan kapan saja.

Bahkan sesekali, Titin juga menjajal kemampuannya menjadi Master of Ceremony (MC), dalam beberapa kesempatan di acara pernikahan, pengajian, dan lain-lain.

Ertini berharap dengan mengikuti pencalonan anggota BPD Desa Tulungagung, ia bisa melakukan banyak hal untuk desa tercinta. Seperti mengawal proses pembangunan, baik fisik maupun sumber daya manusia (SDM), dengan melibatkan serta mendengarkan suara perempuan.

Meski Titin mengaku tidak punya modal dan menolak politik uang, namun ia optimis mampu melewati proses pemilihan BPD Desa ini. Karena menurutnya, dalam setiap kesempatan yang ia tempuh selalu ada makna pembelajaran, karena ada upaya untuk merawat harapan, dan terus memperbaiki kualitas diri sendiri.[]

Tags: BidandesaIndramayukesehatan reproduksimasyarakatpendidikanperempuansekolahTitin
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Hj. Biyati Ahwarumi

Hj. Biyati Ahwarumi, Perempuan di Balik Bisnis Pesantren Sunan Drajat

23 Mei 2025
Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Nyai Ratu Junti

Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

17 Mei 2025
Nyi HIndun

Mengenal Nyi Hindun, Potret Ketangguhan Perempuan Pesantren di Cirebon

16 Mei 2025
Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi

Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro

9 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Masyarakat Adat

    Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID