Mubadalah.id – Maulid Nabi merupakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad saw. yaitu pada 12 Rabiul Awal. Aminah binti Wahab merupakan ibu Nabi Muhammad saw, dan juga Ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib.
Nabi Muhammad sendiri lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal di Makkah. Pada hakikatnya, maulid Nabi tidak hanya sekadar pengingat sejarah bagi kaum muslim. Akan tetapi juga sebagai pengingat umat muslim dengan sosok nabi terakhir yang begitu mulia kehadirannya.
Sejarah Bulan Maulid
Khalifah Mu’iz li Dinillah adalah khalifah dari Dinasti Fathimiyah. Pada masanya diselenggarakan maulid nabi pertama kali. Beliau hidup di Mesir pada tahun 341 Hijriyah. Namun pada masa Al-afdhal bin Amir al-Juyusy, seorang perdana menteri khalifah Al-Musta’ali Dinasti Fathimiyah terdapat pelarangan untuk merayakan maulid nabi.
Kemudian pada masa pemerintahan Amir Li Ahkamillah tahun 524 Hijriyah mulai memperbolehkan maulid nabi. Yang merupakan seorang pemimpin sekaligus imam pada Dinasti Fathimiyah. Umat Muslim memperingati peristiwa maulid nabi muhammad saw setiap tanggal 12 Rabiul awal. Biasanya mereka mengadakan acara tersebut dengan istilah maulidan. Umat muslim melaksanakan peringatan Maulid Nabi ini dengan berbagai ekspresi, salah satunya pada Negara Indonesia.
Dalam buku Kisah Nabi Muhammad SAW karya Ajen Dianawati Nabi Muhammad SAW kehilangan kedua orang tuanya dalam usia muda. Ayahnya yang bernama Abdullah meninggal sebelum Nabi lahir ke dunia. Sedangkan ibunya yang bernama Aminah meninggal dunia ketika ia masih berusia enam tahun.
Karena Nabi SAW yatim piatu pada usia muda maka ia diasuh oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib, dan setelah itu diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib. Nabi Muhammad SAW tumbuh menjadi pemuda yang mempunyai budi pekerti baik.
Nilai Makna Bulan Maulid
Selain sejarah terdapat beberapa nilai makna yang terkandung dalam perayaaan bulan maulid, antara lain :
Nilai Spiritual
Setiap insan muslim akan mampu menumbuhkan dan menambah rasa cinta pada Rasulullah dengan Maulid. Luapan kegembiraan terhadap kelahiran Nabi Muhammad saw. merupakan bentuk cerminan rasa cinta dan penghormatan terhadap nabi pembawa rahmat bagi seluruh alam surah (dijelaskan dalam Q.S Yunus: 58).
Nilai Moral
Nilai moral dapat kita petik dengan menyimak akhlak terpuji dan nasab mulia serta kisah teladan Nabi Muhammad saw. Pada peringatan Maulid kita bisa mendapatkan nasehat dari ulama agar selalu berada dalam tuntunan sesuai syariat Islam.
Nilai Sosial
Memuliakan serta memberikan jamuan makanan para tamu terutama dari golongan fakir miskin yang menghadiri majlis Maulid merupakan bentuk rasa syukur kepada sang Maha Pencipta. agama menganjurkan hal ini karena terdapat nilai sosial yang tinggi.
Nilai Persatuan
Nilai persatuan dapat terjalin dengan berkumpul bersama dalam rangka bermaulid baik berselawat maupun berzikir.
Amalan Bulan Maulid
Terdapat beberapa amalan-amalan yang kita lakukan yang bisa menambah keberkahan dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda di antaranya :
Melaksanakan puasa sunah
Mengerjakan puasa sunnah merupakan salah satu bentuk amalan maulid nabi dan ketika menanyakan tentang puasa hari senin Rasulullah SAW menjawab “Karena saat itu aku lahir dan saat itu aku dibangkitkan”
Memperbanyak selawat
Membaca selawat merupakan salah satu anjuran dalam memperingati Maulid Nabi. Bacaan yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah Allahumma shalli’ala Muhammad wa’ala ali Muhammad, kamma shallaita ‘ala Ibrahim w’ala aali Ibrahim, innaka Hamidun Majid. Allahumma bari ‘ala Muhammad wa’ala ali Muhammad barakta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, Innaka Hamidum Majid.
Bersedekah
Sedekah adalah salah satu ibadah yang memiliki nilai pahala besar dan juga tercata dalam Al-Qur’an. Tercatat dalam surat Al-Baqarah ayat 254 yang berisikan tentang amalan sedekah. Amalan sedekah adalah bagian dari rasa syukur atas rezeki yang telah Allah SWT berikan. Adapun dalilnya adalah:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيْهِ وَلَا خُلَّةٌ وَّلَا شَفَا عَةٌ ۗ وَا لْكٰفِرُوْنَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
Arti: “Wahai orang-orang beriman, infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan, dan tidak ada lagi syafaat, orang-orang kafir itulah orang yang zalim.” (QS Al-Baqarah 2 ayat 254)
Mengadakan atau menghadiri pengajian
Di dalam pengajian ataupun majelis ketika maulid nabi pasti kita akan mendapatkan ilmu mengenai sikap terpuji Rasulullah SAW.
Membaca Sirah Nabawiyah
Mempelajari Sirah Nabawiyah adalah mempelajari riwayat kehidupan Nabi Muhammad SAW. dari membaca sejarah nabi kita bisa mengerti tentang perjalanan Nabi muhammad saw dari masa kecil sampai masa menjadi rasul utusan Allah SAW.
Pemaparan di atas menjelaskan peristiwa maulid Nabi Muhammad saw. Adapun bentuk perayaannya seperti membaca maulid nabi, pawai arak-arakan dan pengajian umum. []