• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Gangubai Kathiawadi: Film Pejuang Hak Perempuan di Wilayah Kamathipura

Sebagai tanda kasihnya terhadap Gangubai Kathiawadi, masyarakat mengenangnya dengan mengadakan perayaan khusus pada satu hari penuh

Karimah Iffia Rahman Karimah Iffia Rahman
20/05/2022
in Film
0
Gangubai Kathiawadi

Gangubai Kathiawadi

330
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Film Gangubai Kathiawadi kini menjadi salah satu film yang masuk di urutan Top Ten Netflix. Film ini diambil dari sebuah kisah nyata yang dituliskan dalam sebuah antologi kriminal milik Hussain S. Zaidi yang ditulis bersama Jane Borges tahun 2011 dengan judul “The Matriarch of Kamathipura” pada bab :Mafia Queens of Mumbai: Stories of Women from The Ganglands”.

Sinopsis Film Gangubai Kathiawadi

Film yang telah rilis pada 25 Februari 2021 ini menceritakan tentang kisah hidup Gangubai Kathiawadi yang hidup dan mimpinya bertolak 360 derajat setelah ia dijual oleh kekasihnya Ramnik untuk menjadi wanita pekerja seks di sebuah rumah bordil di wilayah Kamathipura.

Gangubai Kathiawadi yang terpaksa menjalani kehidupan kelamnya akhirnya bertekad mengubah nasibnya dengan bertahan hidup di rumah bordil untuk mencapai impian barunya, yaitu menjadi penguasa tidak hanya di rumah bordil Bibi Sheela (mucikari yang membelinya dari Ramnik seharga 1000 rupee) tetapi juga menjadi penguasa di wilayah Kamathipura.

Berikut adalah beberapa tekad Gangubai Kathiawadi dan perubahan yang terjadi di wilayah Kamathipura semenjak Gangubai mulai memperjuangkan hak-hak perempuan di wilayah Kamathipura khususnya hak-hak perempuan pekerja seks:

Memiliki Hari Libur

Tepat pada satu tahun keberadaan Gangubai Kathiawadi di rumah bordil Bibi Sheela, Gangubai meminta izin kepada Bibi Sheela untuk memberi para perempuan pekerja seks di rumah Bibi Shela berlibur dan menonton pertunjukan di bioskop. Meski tidak suka dan merasa merugi, Bibi Sheela tidak mencegah para perempuan dari rumah bordilnya yang satu persatu keluar untuk menonton bersama Gangubai.

Baca Juga:

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Memiliki Perlindungan

Sejak Bibi Sheela meninggal dan digantikan oleh Gangubai, para perempuan pekerja seks di rumah bordil yang kini dirawat oleh Gangubai memiliki perlindungan yang dapat dijamin keamanannya karena koneksi Gangubai dengan Rahim Lala, seorang “Raja Mumbai” pada masanya yang dikenal akan ketulusan dan juga sangat adil.

Bahkan Rahim Lala pun termasuk orang penting yang menolak ketika ada petisi dari pihak sekolah di sekitar Kamathipura yang menginginkan rumah-rumah bordil di wilayah Kamathipura dihancurkan sehingga menguatkan Gangubai untuk berjuang melawan orang-orang yang menindas hak-hak pekerja seks komersil.

Pernikahan di Kamathipura

Wilayah Kamathipura sangat terkenal dengan istilah mawar hitam karena di wilayah tersebut lah pusat pekerja seks komersil India berlangsung pada masanya. Sangat sulit bagi para perempuan pekerja seks untuk tidak “menjerumuskan” anak-anak perempuan mereka ke lubang kehidupan yang sama.

Termasuk mewujudkan pernikahan di lingkungan Kamathipura pada masa itu bagaikan hal yang mustahil. Kusum yang tidak ingin Roshni (anaknya) menjadi pekerja seks komersil selalu memberinya narkotika dan mengurungnya di kandang.

Namun Gangubai Kathiawadi berhasil mewujudkannya. Ia rela menjodohkan dan menikahkan Roshni dengan Afshan, laki-laki yang ia cintai setelah Ramnik agar menikah dengan Roshni sehingga pernikahan di wilayah Kamathipura bukan lagi hal yang tabu dan mustahil.

Pendidikan untuk Anak dari Para Pekerja Seks Komersil

Setelah Gangubai Kathiawadi berhasil mengalahkan Raziabai dan menjadi pemimpin di Kamathipura, ia pun memberikan perlawanan pada pihak sekolah yang ingin menghancurkan rumah bordil justru dengan menyekolahkan anak-anak yang ibunya bekerja sebagai pekerja seks.

Namun justru anak-anak tersebut sempat mendapatkan stigma dan diskriminasi sehingga justru pulang sekolah lebih cepat karena tidak diterima oleh guru yang seharusnya digugu lan ditiru.

Berhasil Mengalahkan Petisi

Terakhir yang sangat fenomenal dan tidak pernah dilupakan oleh masyarakat di sepanjang wilayah Kamathipura, Gangubai Kathiawadi berhasil mengalahkan petisi dan selama ia hidup tidak pernah ada satu pun pekerja seks komersil di Kamathipura yang menjadi tunawisma.

Bahkan Gangubai Kathiawadi meneruskan semangat dan tekadnya pada masyarakat di Kamathipura khususnya pada perempuan pekerja seks dengan petuah-petuahnya yang sangat kuat, menjadi pelecut untuk setiap perempuan.

Salah satunya berbunyi, “Ketika wanita adalah perwujudan dari kekuasaan, kekayaan, dan kecerdasan, lalu apa yang membuat para pria ini merasa begitu superior”. Karena prinsip dan ketulusannya yang terus memperjuangkan hak-hak perempuan, Gangubai menjadi mucikari yang paling disayang tidak hanya oleh 4000 wanita di Kamathipura tetapi juga oleh seluruh masyarakat.

Sebagai tanda kasihnya terhadap Gangubai Kathiawadi, masyarakat mengenangnya dengan mengadakan perayaan khusus pada satu hari penuh, dimana di hari tersebut seluruh kawasan Kamathipura dipenuhi oleh masyarakat yang berkumpul dengan pakaian bernuansa putih, sebagai tanda mengenang Gangubai Kathiawadi yang selalu mengenakan sari putih, dan juga menghargai jasa-jasanya yang selalu memperjuangkan hak-hak perempuan di Kamathipura. []

Tags: BollywoodFilmGangubai KathiawadiIndiaperempuan
Karimah Iffia Rahman

Karimah Iffia Rahman

Alumni Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dan Kebijakan Publik SGPP Indonesia. Karya pertamanya yang dibukukan ada pada antologi Menyongsong Society 5.0 dan telah menulis lebih dari 5 buku antologi. Founder Ibuku Content Creator (ICC) dan menulis di Iffiarahman.com. Terbuka untuk menerima kerja sama dan korespondensi melalui iffiarahman@gmail.com.

Terkait Posts

Film Rahasia Rasa

Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

6 Juli 2025
Squid Game

Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

3 Juli 2025
Nurhayati Subakat

Nurhayati Subakat, Perempuan Hebat di Balik Kesuksesan Wardah

26 Juni 2025
Film Animasi

Belajar Nilai Toleransi dari Film Animasi Upin & Ipin

22 Juni 2025
Film Azzamine

Film Azzamine: Ketika Bentuk Proteksi Orang Tua Kepada Anak Perempuan Disalahartikan

20 Juni 2025
Tastefully Yours

Tastefully Yours : Membongkar Konstruksi Sosial dari Dapur

19 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ulama Perempuan

    Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak
  • Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Jangan Hanya Menuntut Hak, Tunaikan Juga Kewajiban antara Orang Tua dan Anak
  • Mencari Nyai dalam Pusaran Sejarah: Catatan dari Halaqah Nasional “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia”
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID