Mubadalah.id – Bumi kita sedang menghadapi krisis lingkungan yang semakin nyata. Salah satu langkah kecil yang dapat membawa dampak besar adalah menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini. Di Semarang, program Green Class yang diinisiasi oleh Eco Peace Warrior Semarang berusaha mewujudkan hal tersebut dengan cara yang unik dan menyenangkan.
Program Green Class ini menyasar kepada anak-anak Sekolah Dasar di Yayasan Fi’lal al-Khoirot Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen, Semarang. Mereka mengikuti kegiatan yang tidak hanya mengajarkan tentang pentingnya menjaga kebersihan, tetapi juga mengedepankan nilai-nilai toleransi lintas iman.
Koordinator Program Alvina Dwi Damayanti mengatakan bahwa Green Class hadir dengan konsep yang jauh dari kesan membosankan. Program ini menggabungkan pembelajaran lingkungan dengan berbagai permainan seru, seperti permainan “Buang Sampahmu!” yang mengajarkan anak-anak tentang pemilahan sampah.
“Lewat cara yang menyenangkan ini, mereka belajar membedakan antara sampah organik dan anorganik, sambil memahami betapa pentingnya menjaga kebersihan sekitar,” kata Alvina, pada Jum’at (27/12/2024).
Lebih lanjut, kata Alvina, bukan hanya teori yang disampaikan, tetapi juga praktik langsung. Anak-anak menerima berbagai peralatan ramah lingkungan, seperti tempat sampah pilah, tote bag, tumbler, dan alat makan reusable.
Peralatan ini bukan hanya sebagai hadiah, tetapi sebagai alat edukasi yang memungkinkan mereka untuk langsung mempraktikkan kebiasaan hidup ramah lingkungan.
Lingkungan dan Toleransi
Apa yang membuat Green Class lebih istimewa adalah semangat lintas iman yang terkandung di dalamnya. Program ini bekerja sama dengan Mubadalah dan universitas-universitas di Semarang, seperti UIN Walisongo dan STIAB Smaratungga, untuk menunjukkan bahwa menjaga bumi adalah tanggung jawab bersama, tanpa memandang latar belakang agama dan keyakinan.
“Melalui Green Class, kami ingin anak-anak tahu bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab universal. Semua agama mengajarkan pentingnya menjaga alam sebagai amanah,” kata A’im Yafikhi, Pengasuh Yayasan Fi’lal Khoirot Indonesia yang menjadi tempat pelaksanaan kegiatan.
Maka dengan pendekatan yang inklusif ini, Green Class membuktikan bahwa perbedaan keyakinan bukanlah penghalang untuk berkolaborasi dalam menjaga bumi yang kita cintai.
Harapan utama dari Green Class bukan hanya untuk memberikan pengetahuan dasar tentang lingkungan, tetapi untuk membentuk generasi yang peduli dan bertanggung jawab.
Naila Syarifah, salah satu inisiator program, mengatakan bahwa perubahan besar dimulai dari kebiasaan kecil yang diterapkan sehari-hari.
“Kami ingin anak-anak ini menjadi agen perubahan. Kebiasaan baik yang mereka pelajari di sekolah bisa terbawa sampai ke rumah dan mempengaruhi lingkungan sekitar mereka,” ujarnya.
Dengan adanya peralatan ramah lingkungan yang diberikan, seperti tas belanja reusable dan tumbler, diharapkan kebiasaan ini akan terbawa hingga ke kehidupan mereka sehari-hari. Kecil, namun dampaknya bisa sangat besar.
Kepedulian Lingkungan
Semangat yang dibawa oleh Green Class tidak hanya terbatas pada kegiatan di sekolah. Program ini berusaha menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap alam yang tumbuh secara bertahap. Dengan harapan setiap anak akan menjadi pribadi yang peduli lingkungan dalam segala aspek kehidupan mereka.
Kegiatan ini juga menunjukkan bahwa edukasi tentang lingkungan tidak harus kaku dan serius. Tetapi bisa penuh dengan kegembiraan, kreativitas, dan semangat bersama.
Dengan memberikan pembelajaran yang menyenangkan, Green Class tidak hanya membentuk generasi yang peduli terhadap lingkungan. Tetapi juga generasi yang menghargai keragaman dan saling mendukung untuk masa depan yang lebih baik. []
Penulis: Naila Syarifah, Alvina Dwi Damayanti