Giulia Tofana adalah salah satu tokoh perempuan yang mencari nafkah dengan menjadi seorang “pembunuh profesional”. Dia adalah pembunuh berantai terbesar sepanjang sejarah yang jarang diketahui.
Mubadalah.id – Giulia Tofana telah membunuh ratusan laki-laki terutama kepala keluarga di Italia pada abad ke-17 dengan racun buatannya. Dia dikenal sebagai salah satu pemilik toko kosmetik. Namun demikian, tidak ada yang tahu sisi gelap toko tersebut; Dia menjadikan toko kosmetiknya sebagai pabrik pembuatan racun yang kemudian dikenal sebagai “Aqua Tofana”. Racun yang dibuat khusus bagi perempuan di masa itu.
Target pemasarannya adalah perempuan-perempuan yang tidak bahagia dengan rumah tangga mereka. Giulia menjadikan bisnis gelapnya untuk membantu perempuan, terutama para istri, membunuh suami mereka tanpa menimbulkan kecurigaan.
Selama Renaissance racun memang begitu populer. Racun yang paling umum digunakan saat itu adalah cantarella, strychnine, hemlock, belladonna, foxglove, dan arsenic. Dengan berbekal sedikit kemampuan di bidang kimia, Giulia menjadikan racun buatannya, Aqua Tofana, ke dalam daftar racun paling mematikan yang didedikasikan khusus untuk perempuan.
Di masa di mana perceraian masih dianggap tabu (bahkan dilarang) agama itu, satu-satunya cara untuk terbebas dari pernikahan yang tidak bahagia adalah kematian. Ini disebabkan karena saat itu perempuan sering dipaksa menikah oleh keluarga mereka tanpa sepengetahuan dan izin mereka. Dan setelah menikah mereka dibuat tidak berdaya. Bahkan saat itu para suami dibolehkan memukuli atau menyiksa istri mereka tanpa perlu khawatir dijatuhi sangsi atau hukuman dari gereja.
Tidak heran banyak perempuan saat itu lebih memilih untuk menjadi janda ketimbang harus menderita di dalam hubungan yang tidak diinginkan. Racun Tofana hadir untuk mengabulkan keinginan gelap perempuan di masa itu. Racun ini memberikan solusi yang tepat dan cepat bagi permasalahan perempuan saat itu.
Racun Tofana memiliki rasa hambar, tidak berbau, dan tidak berwarna. Ia biasanya di tempatkan di dalam botol kecil seperti botol parfum atau bedak. Biasanya racun ini diletakkan di meja rias perempuan, di samping lotion dan/atau parfum lainnya. Tidak heran racun Tofana mampu membunuh ratusan pria dan mengelabui pihak berwenang selama hampir 50 tahun tanpa diketahui.
Tertangkapnya Giulia Tofana Karena Semangkuk Sup
Seperti pribahasa “sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya akan jatuh juga,” pada tahun 1650-an, salah satu pelanggan Giulia Tofana membeli Aqua Tofana dan membawanya pulang sebagai hadiah perpisahan untuk suaminya. Dia muak dengan pernikahannya dan berencana untuk membunuh suaminya. Dia mencampurkan racun Tofana tersebut ke dalam sup suaminya.
Namun tiba-tiba dia menyesali perbuatannya. Sesaat sebelum suaminya memakan sup beracun itu, dia menghentikan suaminya. Suaminya yang curiga lalu memaksanya untuk mengatakan apa yang telah dia campurkan ke dalam sup tersebut. Di sinilah aksi bisnis racun berkedok kosmetik ini terbongkar. Dia pun jujur mengakui perbuatannya dan menyerahkan racun Tofana tersebut kepada otoritas Kepausan di Roma. Dia memberitahukan pihak berwenang saat itu bahwa dia membeli racun tersebut dari Giulia.
Giulia Tofana yang mendengar kabar bahwa bisnis racunnya telah terbongkar pun melarikan diri mencari perlindungan. Tetapi pada akhirnya pelariannya sia-sia saja. Kabar tentang Giulia sudah terlanjur menyebar ke seluruh Roma. Giulia akhirnya tertangkap. Dia disiksa sampai mengakui bahwa dia telah meracuni lebih dari 600 laki-laki dalam rentang antara tahun 1633 dan 1651. Itu mungkin bukan jumlah sebenarnya; besar kemungkinan bahwa jumlah korban akibat racun buatannya jauh lebih banyak daripada itu. Peristiwa ini sempat memicu keraguan para suami untuk menyantap masakan buatan istri mereka.
Sampai pada Juli 1659, Giulia Tofana pun akhirnya dieksekusi mati bersama putrinya yang bernama Girolama Spera dan tiga karyawan lainnya. Mereka dieksekusi mati di Campo de’ Fiori Roma, tempat yang paling populer saat itu bagi para kriminal dan tahanan gereja untuk menghirup nafas terakhirnya.
Selain Giulia, beberapa pelanggan Giulia juga ikut dihukum. Bahkan ada dari mereka yang sampai berpura-pura tidak tahu jika Aqua Tofana adalah racun dan mengatakan bahwa mereka menggunakannya hanya untuk berdandan saja. Tentu otoritas saat itu tidak percaya begitu saja dengan alasan tersebut. Beberapa di antara mereka pun akhirnya ikut dieksekusi mati menyusul Giulia, dan beberapa lainnya dijebloskan ke penjara.
Namun begitu, ini bukan lah akhir dari legenda racun Tofana. Racun ini bahkan masih begitu populer setelah kematian Giulia Tofana, hingga pada tahun 1791, komposer terkenal Wolfgang Amadeus Mozart mengklaim bahwa dia diracuni dengan racun Tofana. Meskipun kemungkinan besar racun bukanlah penyebab utama kematian Mozart, fakta bahwa racun Tofana masih didiskusikan lebih dari 100 tahun setelah kematian Giulia adalah bukti bahwa racun buatannya memang sangat populer. []