Mubadalah.id – Upaya pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan problematika lingkungan tidak cukup hanya ditangani oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Konsen yang ditunjukkan negara terhadap penanganan isu ini bahkan telah diperluas ke kementerian lainnya, termasuk di Kementerian Keuangan. Sejak tahun 2018, negara telah mengambil kebijakan ekonomi yang pro terhadap pemberdayaan lingkungan. Salah satunya dengan menerbitkan sukuk hijau (green sukuk).
Sukuk hijau merupakan surat berharga syariah negara (SBSN) yang memfokuskan pembiayaan pada beragam proyek ramah lingkungan. Selain itu, instrumen keuangan ini dikhususkan untuk membiayai proyek hijau yang berkontribusi pada kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta pelestarian keanekaragaman hayati.
Penerbitan green sukuk menjadi salah satu langkah nyata pemerintah Indonesia untuk mengimplementasikan The Paris Agreement, kesepakatan global untuk menangani perubahan iklim. The Paris Agreement mengamanatkan kepada seluruh negara peserta, termasuk Indonesia, untuk ikut berpartisipasi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (greenhouse gas) hingga 29 persen pada tahun 2030.
Di samping itu, pengurangan tingkat emisi gas rumah kaca dan aktivitas serupa guna meminimalkan emisi gas serta mencapai target emisi net zero atau nol bersih juga menjadi salah satu tujuan penting yang hendak diraih.
Secara umum, ada lima poin utama dalam The Paris Agreement yang disepakati oleh negara-negara, antara lain: Pertama, upaya mitigasi dengan cara mengurangi emisi dengan cepat untuk mencapai ambang batas kenaikan suhu bumi yang disepakati, yakni di bawah 2 derajat Celcius dan diupayakan ditekan hingga 1,5 derajat Celcius.
Kedua, adanya sistem penghitungan karbon dan pengurangan emisi secara transparan. Ketiga, perlunya adaptasi dengan memperkuat kemampuan negara-negara untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Keempat, pengurangan kerugian dan kerusakan dengan memperkuat upaya pemulihan akibat perubahan iklim. Kelima, usulan bantuan dan pendanaan bagi negara-negara untuk membangun ekonomi hijau dan berkelanjutan.
Kerangka Pembiayaan Green Sukuk
Berdasarkan Green Bond and and Green Sukuk Framework yang dikembangkan pemerintah Indonesia, sukuk hijau secara khusus digunakan untuk membiayai 9 sektor proyek hijau yang layak (eligible green projects), yaitu: energi terbarukan (renewable energy), pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan (sustainable management of natural resource), efisiensi energi (energy efficiency), pariwisata hijau (green tourism), ketahanan terhadap perubahan iklim atau pengurangan risiko bencana (resillience to climate change for highly vurnerable areas and sectors/disaster risk reduction), bangunan hijau (green buildings), transportasi berkelanjutan (sustainable transport), pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture), serta pengelolaan limbah dan energi limbah (waste to energy and waste management).
Menurut Green Sukuk Allocation and Impact Report yang diterbitkan Kementerian Keuangan RI pada Mei 2021, sejak tahun 2018 telah dilakukan penerbitan sukuk hijau ke dalam beberapa tahap. Di bulan Maret 2018, Indonesia pertama kali mengeluarkan sukuk hijau global. Di bulan Februari 2019, pemerintah menerbitkan sukuk hijau global kedua. Pada November 2019, untuk pertama kalinya dikeluarkan sukuk hijau retail.
Sukuk hijau global ketiga kemudian dirilis kembali pada bulan Juni 2020. Pada bulan November 2020, sukuk hijau retail dikeluarkan kembali untuk kedua kalinya. Secara akumulatif, nilai total dari sukuk hijau tersebut sejumlah 3,24 miliar dollar Amerika, yang terdiri atas sukuk hijau global senilai 2.75 miliar dollar Amerika dan sukuk hijau retail senilai 490,1 juta dollar Amerika.
Capaian tersebut menjadikan Indonesia meraih banyak penghargaan dari institusi luar negeri, di antaranya Asia Pacific Green SRI Bond Deal of the Year dari Global Capital Euromoney (2018), SRI Bond Islamic Issue dari IFR Asia (2019), SRI Capital Market Issue of the Year dari IFR Asia (2019), Best ESG Deal dari Finance Asia (2019), Green Bond Pioneer Award dari Climate Bonds Initiative (2019), Indonesia Deal of the Year dari Islamic Finance News (2019).
Kemudian penghargaan dari Sovereign Deal of the Year dari Islamic Finance News (2019), Sovereign Green Bond of the Year dari Islamic Finance News (2019), Sovereign Sukuk/Best Green Sukuk dari The Asset Triple A (2019), International Islamic Finance Award dari Cambridge IFA (2020), 3G Best Green Initiative of the Year dari Cambridge IFA (2020), dan Largest Green Sukuk in 2020 dari Climate Bonds Initiative (2021). []