• Login
  • Register
Selasa, 29 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Green Youth Quake: Pemuda NU dan Muhammadiyah Bergerak Lawan Krisis Iklim

“Krisis iklim adalah persoalan lintas iman dan generasi. Kita perlu menyiapkan agen perubahan yang memahami relasi antara iman, ilmu, dan aksi,” tegas Syahrul Ramadhan

Redaksi Redaksi
29/07/2025
in Aktual
0
Krisis Iklim

Krisis Iklim

1.5k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Krisis iklim bukan lagi ancaman masa depan. Ia sudah menjadi kenyataan yang dirasakan di banyak sudut dunia, termasuk Indonesia. Cuaca ekstrem, gagal panen, banjir rob, polusi udara, dan penyakit tropis yang meningkat adalah bagian dari dampaknya. Namun, kesadaran publik, khususnya kalangan muda, masih belum memadai.

Menjawab tantangan itu, Greenfaith Indonesia, Enter Nusantara, dan Pesantren Ekologi Misykat al Anwar menyelenggarakan pelatihan Green Youth Quake pada 25–29 Juli 2025 di Dramaga, Kabupaten Bogor.

Pelatihan ini ditujukan bagi pemuda-pemudi berusia 18–35 tahun, terutama yang memiliki latar belakang pesantren, aktif di organisasi keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah, serta memiliki kepedulian terhadap isu lingkungan.

Diikuti 30 peserta dari 8 provinsi, kegiatan ini bertujuan membekali generasi muda dengan pemahaman yang kokoh mengenai hubungan antara iman, lingkungan, dan keadilan iklim.

“Krisis iklim harus dilihat bukan hanya sebagai masalah teknis, tetapi juga sebagai persoalan moral dan spiritual,” kata Hening Parlan, Koordinator Greenfaith Indonesia yang juga menjadi fasilitator utama pelatihan.

Energi Fosil dan Agama dalam Pusaran Krisis Iklim

Berbagai laporan ilmiah, termasuk dari IPCC, menunjukkan bahwa krisis iklim bergerak semakin cepat. Permukaan laut naik dalam kecepatan yang belum pernah terjadi selama 3.000 tahun terakhir. Gunung es mencair, pulau-pulau kecil terancam tenggelam, dan suhu global terus meningkat.

Baca Juga:

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

Pentingkah Melabeli Wahabi Lingkungan?

Menakar Ekoteologi Kemenag Sebagai Kritik Antroposentrisme

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

Penyebab utamanya adalah penggunaan energi fosil seperti batubara dan minyak bumi. Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan jumlah PLTU batubara terbanyak di dunia. Data endcoal.org mencatat 171 PLTU batubara beroperasi di Indonesia hingga 2020, menyumbang puluhan juta ton CO₂ ke atmosfer setiap tahunnya.

Ironisnya, di tengah komitmen global untuk mengurangi emisi karbon, pemerintah Indonesia justru membuka ruang partisipasi ormas keagamaan dan perguruan tinggi dalam pengelolaan tambang batubara. Ini menjadi sorotan penting dalam pelatihan Green Youth Quake.

“Kita perlu memberi otokritik pada kecenderungan beragama yang kehilangan kepekaan ekologis,” ujar Roy Murtadho, pengasuh Pesantren Ekologi Misykat al Anwar. “Agama tidak boleh absen dalam menyuarakan keadilan lingkungan,” lanjutnya.

Dari Dakwah ke Aksi: Peran Strategis Generasi Muda

Pelatihan ini tidak hanya bersifat teoritik. Peserta juga kami ajak menyusun strategi kampanye, mengasah kemampuan menulis, serta memahami metode dakwah lingkungan berbasis keislaman. Materi disampaikan oleh berbagai narasumber lintas organisasi dan latar belakang, seperti Iqbal Damanik (Greenpeace Indonesia), Siti Barokah, Parid Ridwanuddin, Taufik Murtadho, dan Melky Nahar (JATAM).

Menurut laporan UNICEF The Climate Crisis is a Child Rights Crisis, Indonesia masuk dalam daftar negara berisiko tinggi terhadap dampak krisis iklim. Anak-anak Indonesia terpapar risiko penyakit tular vektor, polusi udara, gelombang panas, dan akses terbatas ke layanan esensial. Jika generasi muda tidak dibekali sejak dini. Maka mereka akan menjadi korban yang tak berdaya dalam gelombang perubahan iklim yang terus membesar.

Merawat Bumi, Menjaga Iman

Pelatihan Green Youth Quake menjadi langkah awal membentuk jaringan aktivis muda Islam yang memahami bahwa menjaga bumi adalah bagian dari tanggung jawab keagamaan.

Oleh karena itu, dengan pemahaman yang kuat dan kemampuan komunikasi yang baik. Maka mereka akan menjadi penyambung suara bumi dari mimbar masjid hingga kanal media sosial.

“Krisis iklim adalah persoalan lintas iman dan generasi. Kita perlu menyiapkan agen perubahan yang memahami relasi antara iman, ilmu, dan aksi,” tegas Syahrul Ramadhan dari Greenfaith Indonesia.

Maka dari itu, ke depan, pelatihan semacam ini akan menjadi model pembelajaran ekoteologi yang kontekstual, relevan, dan berdampak. Sebab menyelamatkan lingkungan tidak cukup hanya dengan ilmu pengetahuan. Ia juga butuh keyakinan, komitmen moral, dan keberanian untuk mengambil sikap. []

Tags: BergerakGreen Youth QuakeKrisis IklimLawanMuhammadiyahPemuda NU
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

‘Aisyiyah Bojongsari

‘Aisyiyah Bojongsari Rayakan HAN dan Milad ke-108 Lewat Lomba dan Diskusi

29 Juli 2025
KOPRI

Buka Perspektif Geopolitik Kader Perempuan, KOPRI Bedah Buku 75 Tahun Indonesia Tiongkok

28 Juli 2025
Pengelolaan Sampah

Ulama Perempuan Serukan Pelestarian Alam dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

25 Juli 2025
PIT Internasional

ISIF Buka Kolaborasi Akademik Global Lewat PIT Internasional

23 Juli 2025
PIT SUPI

Mengglobal: SUPI ISIF Jalani PIT di Malaysia dan Singapura

23 Juli 2025
Ma'had Aly Kebon Jambu

S.Fu: Gelar Baru, Tanggung Jawab Baru Bagi Lulusan Ma’had Aly Kebon Jambu

21 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • ‘Aisyiyah Bojongsari

    ‘Aisyiyah Bojongsari Rayakan HAN dan Milad ke-108 Lewat Lomba dan Diskusi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Melawan Lupa terhadap Upaya Penghapusan Sejarah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Politik Inklusif bagi Disabilitas Penting? 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • S-Line dan Pubertas Digital: Saat Tren Media Sosial Menjadi Cermin Krisis Literasi Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Green Youth Quake: Pemuda NU dan Muhammadiyah Bergerak Lawan Krisis Iklim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menikah Bukan Kewajiban, Melainkan Hak yang Harus Dihormati
  • Keheningan Batin Menjadi Kunci Dalam Meditasi
  • Perempuan Berhak Memilih Pasangan dan Mengakhiri Perkawinan
  • S-Line dan Pubertas Digital: Saat Tren Media Sosial Menjadi Cermin Krisis Literasi Seksual
  • Green Youth Quake: Pemuda NU dan Muhammadiyah Bergerak Lawan Krisis Iklim

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID