• Login
  • Register
Selasa, 3 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Halaqah-halaqah Pra-Musyawarah Keagamaan KUPI

Di dalam halaqah ini, para peserta dikenalkan dan dilatih untuk membuat keputusan pandangan keagamaan mengenai tiga isu yang akan menjadi agenda KUPI

Redaksi Redaksi
13/06/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
KUPI

KUPI

818
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sejak perencanaan, KUPI diawali dengan kegiatan-kegiatan pra-Kongres yang diselenggarakan di kantong-kantong utama yang merepresentasikan sebaran daerah-daerah di Indonesia. Kegiatan halaqah ini dilakukan untuk mengenali isu-isu yang banyak dihadapi komunitas di akar rumput di satu sisi, juga untuk menjajaki kesiapan para peserta untuk hadir dalam acara Kongres.

Tiga isu utama yang akan dibawa ke Kongres, juga dibahas dalam pertemuan halaqah ini. Yaitu, kekerasan seksual, pernikahan anak, dan tantangan pembangunan berkelanjutan.

Isu yang ketiga kemudian dinarasikan dengan redaksi perusakan lingkungan. Rumusan, problem, tantangan, dan otoritas ulama perempuan juga menjadi pembicaraan pada halaqah-halaqah ini.

Di samping sebagai sosialisasi rencana Kongres, kegiatan halaqah ini ulama perempuan desain sebagai semi pengambilan keputusan Musyawarah Keagamaan yang kemudian mereka adopsi dalam Kongres.

Para peserta halaqah ini terdiri dari tiga kelompok keahlian dan atau perhatian. Kelompok pertama adalah berangkat dari latar belakang pendidikan kajian keislaman dan menguasai sumber-sumber keagamaan.
Biasanya dari pesantren atau kajian keislaman di perguruan tinggi Islam.

Baca Juga:

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

KUPI Gelar Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Seruan Bangkit dari Krisis Kemanusiaan

Kelompok kedua adalah mereka yang sehari-hari beraktivitas dalam pemberdayaan masyarakat dan kelompok rentan, terutama perempuan dan anakanak. Sebagian besar dari lembaga-lembaga atau komunitas yang melakukan pendampingan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan.

Ketiga adalah kelompok aktivis yang memahami analisis sosial, terutama terkait perspektif dan isu-isu gender.

Ketiga kelompok peserta ini, secara umum, telah saling mengenal satu sama lain, sebelum mengikuti kegiatan halaqah. Sebagian besar adalah alumni dari tiga lembaga penggagas KUPI, atau yang satu visi dalam kerja-kerja pemberdayaan perempuan.

Pandangan Keagamaan

Di dalam halaqah ini, para peserta ulama KUPI kenalkan dan latih untuk membuat keputusan pandangan keagamaan mengenai tiga isu yang akan menjadi agenda KUPI.

Agenda lain yang dibahas dalam halaqah ra-Kongres adalah rumusan tentang ulama perempuan, Identifikasi tokoh-tokoh yang bisa disebut sebagai ula, ma perempuan di daerah masing-masing, peluang dan tantangan yang dihadapi ulama perempuan dengan pengalaman lokal daerah masing-masing.

Di samping itu, mereka juga harus mengusulkan berbagai isu lain yang muncul di komunitas masing-masing, terutama terkait dengan pengalaman perempuan, yang akan mereka bawa dan bahas pada perhelatan KUPI.

Sebelum para peserta berdiskusi dan membuat keputusan, mereka mendengar masukan terlebih dahulu dari dua narasumber. Pertama, yang membicarakan perspektif dan metodologi yang akan KUPI pakai.

Kedua, yang mendalami isu-isu dan pengalaman yang perempuan hadapi. Terutama di daerah masing-masing tempat penyelenggaraan halaqah.

Setelah itu para peserta diberi kesempatan untuk mendiskusikan dan membuat keputusan-keputusan pandangan keagamaan terkait dengan tiga isu tersebut. Yaitu pernikahan anak, kekerasan seksual, dan perusakan lingkungan.

Selain diskusi rumusan hasil semi fatwa ini, para peserta juga mendiskusikan rumusan mengenai ulama perempuan. Apa karakternya, apa definisinya, apa saja kiprah-kiprahnya, dan apa isu-isu yang mereka hadapi di lapangan.

Halaqah Pra Kongres

Halaqah-halaqah pra-Kongres ini berlangsung tiga kali dalam skala daerah di Yogyakarta, Padang, dan Makassar, serta satu kali berskala nasional di Jakarta. Halaqah nasional di Jakarta secara khusus mendiskusikan dan merumuskan metodologi yang akan mereka gunakan dalam Musyawarah Keagamaan KUPI dan strategi jejaring dalam menyukseskan kegiatan KUPI.

Rumusan ini ulama KUPI angkat dari pengalaman kaderisasi tiga lembaga penggagas KUPI, terutama halaqah-halaqah yang baru saja terselenggara di tiga daerah. Rumusan metodologi ini, pada kegiatan halaqah, juga mereka praktikkan langsung pada isu pernikahan anak, kekerasan seksual, dan perusakan lingkungan.

Di halaqah nasional pra-KUPI sudah ulama KUPI usulkan rumusan integrasi ayat al-Qur’an, Hadits, dan khazanah fiqh Islam. Serta konstitusi Indonesia sebagai sumber-sumber otoritatif yang harus mereka rujuk dalam pengambilan keputusan di Musyawarah Keagamaan KUPI. []

Tags: HalaqahkeagamaanKupiPra Musyawarah
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Aurat

Membaca Ulang Makna Aurat dalam Al-Qur’an

3 Juni 2025
Jilbab dan Hijab

Menyoal Jilbab dan Hijab: Antara Etika Sosial dan Simbol Kesalehan

2 Juni 2025
Perempuan Memakai Jilbab

Mengapa dan Untuk Apa Perempuan Memakai Jilbab?

2 Juni 2025
Jilbab Menurut Ahli Tafsir

Jilbab Menurut Ahli Tafsir

2 Juni 2025
Makna Hijab dalam

Makna Hijab Menurut Pandangan Ahli Fiqh

2 Juni 2025
Hijab

Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an

1 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Perbedaan Feminisme

    Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penyandang Disabilitas: Teknologi Asistif Lebih Penting daripada Mantan Pacar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa dan Untuk Apa Perempuan Memakai Jilbab?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Akhlak Karimah dalam Memilih dan Melamar Pasangan Pernikahan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyoal Jilbab dan Hijab: Antara Etika Sosial dan Simbol Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Trans Jogja Ramah Difabel, Insya Allah!
  • Membaca Ulang Makna Aurat dalam Al-Qur’an
  • Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan
  • Menyoal Jilbab dan Hijab: Antara Etika Sosial dan Simbol Kesalehan
  • Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID