Perjalanan hijrah setiap manusia pastinya tidaklah sama. Dan setiap perjalanan hijrah pasti mengalami kisah-kisah yang unik serta menarik. Setiap kisah tersebut bisa diabadikan untuk diri sendiri dan bisa pula dijadikan sebagai inspirasi bagi sesama, sehingga mampu menjadi pembelajaran serta pengalaman, bermanfaat dan maslahat, baik untuk diri maupun orang lain.
Sejatinya hijrah sendiri adalah sebuah perjalanan menuju pada perubahan yang lebih baik. Setiap insan tidak terlepas dari sebuah kesalahan namun pada dasarnya setiap manusia harus senantiasa belajar memperbaiki dan terus melakukan sebuah perubahan yang menuju pada kehidupan yang lebih baik. Hijrah bisa dikatakan juga sebagai perpindahan dari suatu tempat atau dari suatu perbuatan menuju tempat atau perbuatan yang lebih baik.
Sesuatu yang lebih ini bisa berarti tempat tinggal, perkataan, kebiasaan, dan lain sebagainya. Sedangkan bentuk kontekstualisasinya adalah bertujuan agar dapat merubah kehidupan yang awalnya buruk menjadi lebih baik, akhlak yang buruk menjadi lebih berbudi, dari kehidupan syirik menuju jalan ilahi.
Hijrah di dalam Al-Quran mempunyai posisi yang besar. Al-Quran di dalam memerintakan hijrah menggunakan kata atau lafadz yang berbeda-beda. Terkadang menggunakan bahasa yang jelas dan terkadang menggunakan kata-kata janji, kabar gembira serta ancaman. Kata ha-ja-ra dalam Al-Quran jika diperhatikan, terdapat beberapa puluh ayat yang menjelaskan tentang hijrah atau kata-kata yang mempunyai makna hijrah, yang terkandung di dalam ayat-ayatnya.
Terdapat 28 kali penyebutan kata hijrah dalam Al-Quran. Hijrah menjadi sebuah bukti dari bentuk keimanan yang ditujukan kepada manusia, karena jika dilihat dari perjuangan mereka, yang mana mereka rela meninggalkan tuntutan dunia demi mecapai hakikat keshalihan.
Suatu ketika seorang sahabat bertanya tentang hijrah yang paling baik, Nabi menjawab, “Ia adalah mengasingkan diri (menjauh) dari kejahatan (dosa, kebohongan, dusta). Pentingnya pengasingan spiritual diulang dalam bentuk yang berbeda. Hijrah adalah suatu perjalanan ruhani, dalam meninggalkan keburukan demi kehidupan yang lebih baik.” Hijrah tidak hanya bersifat fisik dalam arti kata penampilan semata. Lantas siapa yang harus berhijrah dan melakukan perubahan? Sejatinya, siapapun bisa, boleh dan punya kesempatan untuk berhijrah.
Jika berbicara tentang hijrah bagi anak muda, maka hijrah adalah sebuah perjuangan dan optimisme. Untuk itu anak muda yang optimis haruslah berani untuk melakukan perubahan agar menjadi manusia yang lebih baik. Perubahan itu bisa dimulai dari diri seorang anak muda yang kemudian bermula dari pola pikir (mindset) sebab partikel terkecil dari sebuah perubahan adalah mindset. Saat mindset anak muda sudah berpikir untuk melakukan perubahan maka tindakan itu harus segera direalisasikan.
Kenapa anak muda? Sebab anak muda harus mempunyai semangat yang terus berkobar. Tidak bisa dikatakan sebagai anak muda kalau tidak berjiwa muda dan punya keinginan untuk melakukan perubahan yang lebih baik dan kemauan mewujudkan cita-cita. Seperti perkataan Ir. Soekarno “Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.” Pemuda dikatakan mampu mengubah dunia, itulah mengapa anak muda dikatakan harus mempunyai semangat yang luar biasa sebab masa depan bangsa ada ditangan akan muda.
Hijrah bukanlah perjalanan fisik semata atau perpindahan dari sebuah negeri ke negeri yang lain, Hijrah adalah perjalanan ruhani dan kehidupan. Demikianlah makna hijrah sebelum dimaknai perjalanan secara fisik. Perjalanan hijrah melewati batas-batas di dalam diri, sebelum dimaknai perjalanan melintasi batas-batas geografis dan daerah. Sebagai anak muda tidak boleh terlena dan terus menerus bermalas-malasan sebab perjalanan masih sangat panjang, masih banyak yang harus dipersiapkan dan bekal yang dibutuhkan untuk masa depan.
Hijrah juga merupakan pengalaman tentang pembebasan, baik secara historis maupun spiritual Perbedaan pengalaman itu pula yang membuat manusia memiliki makna tersendiri pada hijrah. Jika kita mau memaknai sebuah kemerdekaan, maka dimulailah kemerdekaan itu dari diri sendiri. Merdeka yang membawa kita pada kehidupan yang lebih bermakna.
Yakni merdeka dari belenggu kebodohan. Merdeka dari rasa malas. Merdeka dari rasa takut. Merdeka dari rasa tidak percaya diri. Merdeka untuk berpendapat. Merdeka dari sikap hedonism terhadap dunia. Maka dari itu, jadilah anak muda yang berani untuk melakukan perubahan. Anak muda yang optimis menggapai cia-cita. Anak muda yang merdeka dan berani berhijrah menuju pada kehidupan yang lebih baik. []