Mubadalah.id – Nama populernya ialah Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Sementara, nama lengkapnya ialah Abu Abdullah Syamsuddin Muhammad bin Abu Bakar bin Ayyub bin Sa’ad bin Hariz az-Zar’i. Ia lahir di Damaskus, Suriah, tahun 691 H/1292 M, dan wafat pada 751 H/1350 M.
Ibnu Qayyim dikenal sebagai muhaddits (ahli hadits), faqih (ahli fiqh), mufassir (ahli tafsir), dan salah seorang tokoh besar dalam Mazhab Hambali. Sebagian orang menyebutnya sebagai “mujtahid”.
Lebih jauh, Ibnu Qayyim juga dikenal sebagai murid utama pendiri Mazhab Salafi, Ibnu Taimiyah. Ia berguru kepadanya selama tujuh belas tahun, dan terus bersamanya menyebarkan pandangan-pandangan keagamaan mazhab fiqh “Mutasyaddidin”” perspektif tekstualis konservatif yang menolak rasionalisme.
Hari ini, perspektif keagamaan salafi tersebut dilanjutkan oleh Muhammad bin Abdul Wahab, ulama besar di Saudi Arabia, Publik menyebut ajaran mereka sebagai “Salafi Wahabi”.
Ibnu Qayyim adalah penulis produktif. Karya-karyanya yang cukup terkenal ialah Zad al-Maad fi Hadyi Khair al-Ibad, Tlam al-Muwaqqi’in ‘an Rabb al-‘Alamin, Uddah ash-Shabirin, Hadi al-Arwah ila Bilad al-Afrah, dan lain-lain.
Pada akhir hayatnya, ia bersama gurunya, Ibnu Taimiyah, lalu ia terpenjara. Karena pandangan-pandangan fiqhnya yang keras dan acap kali menyesatkan dan mengafirkan orang lain, dan terutama gerakan politiknya.
Ibnu Qayyim meninggal dunia pada malam Kamis, 13 Rajab 751 H/1350 M, dalam usia 60 tahun.
Hal yang jarang tertulis oleh para penulis perihal tokoh ini ialah bahwa selain berguru kepada Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim sesungguhnya juga belajar kepada banyak ulama.
Belajar kepada Perempuan Ulama
Dan, hal yang juga tidak banyak publik ketahui ialah bahwa ia juga belajar kepada banyak sekali perempuan ulama pada zamannya.
Guru-guru perempuan Ibnu Qayyim di Damaskus, antara lain ialah Sitt al-Kutbah Ni’mah Ali ath-Tharrah al-Baghdadi dan Karimah Abdul Wahhab al-Qurasyiyyah.
Sementara, guru-gurunya di Kairo ialah Umm Abdul Karim Fatimah Sa’d al-Anshari. Lalu, gurunya dari Iskandariyah ialah Khadijah Ahmad Muhammad al-Ashbihani.
Kemudian, ia juga berguru kepada ulama perempuan di Baghdad, seperti Farhah Qirthasy al-Aauni, dan Atikah al-Hasan al-Hamadzaniyah. Umm Abdurahman Yahya Ali al-Baghdadi, Hafshah Ahmad al-Izjiyah, dan Lami’ah Abu Bakar al-Khaffaf.
Selain itu, konon Ibnu Qayyim juga berguru kepada Afifah Ahmad al-Farfaniyah (Ashbihan), dan Zainab Abdurrahman an-Nisaburi (Naisabur). Serta Fatimah al-Hasan al-Hamdzani (Hamadzan). []