• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Bekerja bisa bernilai ibadah jika dilandasi niat yang baik: menafkahi keluarga, menjauhkan diri dari kebodohan, serta memberi manfaat kepada sekitar.

Redaksi Redaksi
05/07/2025
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Bekerja dalam islam

Bekerja dalam islam

452
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW, bekerja bukan sekadar soal mencari nafkah, melainkan menjadi bagian penting dari ibadah. Nabi tidak pernah membatasi jenis pekerjaan; semua sah asal halal, entah itu berdagang, bertani, menjadi guru, buruh, wiraswasta, atau profesional.

Islam justru mengecam orang-orang yang malas, enggan berusaha, lalu membiarkan keluarga mereka terlantar, kelaparan, dan anak-anak tumbuh tanpa pendidikan.

Bekerja dalam perspektif Islam bukan cuma soal memenuhi perut, tapi juga menjaga harkat keluarga dan martabat manusia. Bahkan, bekerja bisa bernilai ibadah jika dilandasi niat yang baik: menafkahi keluarga, menjauhkan diri dari kebodohan, serta memberi manfaat kepada sekitar.

Dalam Al-Qur’an, dorongan untuk bekerja berseliweran di banyak ayat. Salah satunya termaktub jelas dalam surat al-Jumu’ah ayat 9-10. Setelah perintah untuk bersegera menunaikan salat Jumat, Allah SWT berfirman:

“Apabila salat telah ditunaikan, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah, serta ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.”

Ayat ini menegaskan betapa bekerja dan mencari penghidupan (ma‘aisyah) sejajar urgensinya dengan ibadah ritual. Usai salat, manusia bersegera kembali menjemput rezeki Allah di penjuru bumi, bukan hanya duduk berpangku tangan di kampung halaman menunggu nasib.

Baca Juga:

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

Tafsir Sakinah

Kemudian, pesan serupa kita jumpai dalam surat al-Mulk ayat 15. Allah SWT berfirman:

“Dia-lah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya.”

Dalam tafsir Dr. Faqihuddin Abdul Kodir dalam bukunya Pertautan Teks dan Konteks dalam Muamalah, ayat-ayat ini memperlihatkan apresiasi Allah terhadap segala bentuk ikhtiar manusia. Bahkan kita harus untuk aktif, bergerak, berkeliling bumi mencari penghidupan, bukan pasrah menunggu datangnya rezeki tanpa upaya.

Sayangnya, banyak umat Islam yang justru melupakan dimensi bekerja sebagai ibadah ini. Padahal, Islam sejak awal telah membebaskan manusia untuk mengisi profesinya, selama tidak menyalahi prinsip halal, adil, dan bermanfaat. Kita mestinya menjemput rezeki dengan semangat ibadah, lalu mensyukuri setiap nikmat yang Allah titipkan. []

Tags: bekerjaislamMemuliakanorang
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Islam Harus

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

3 Juli 2025
Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID