Mubadalah.id – Setelah menyelimuti Nabi Muhammad Saw dengan penuh kasih sayang, Sayyidah Khadijah dengan lembut Sayyidah Khadijah berkata untuk membesarkan hati suaminya:
“Tidak, Sayangku. Demi Allah, Dia tidak akan pernah merendahkanmu. Engkaulah orang yang akan mempersatukan dan mempersaudarakan umat manusia, memikul beban penderitaan orang lain, bekerja untuk mereka yang papa, menjamu tamu, dan menolong orangorang yang menderita demi kebenaran.”
Betapa indahnya dan lembut kata-kata Sayyidah Khadijah itu. Hati Nabi Saw. menjadi tenang dan damai. Kemudian Khadijah memeluknya dengan hangat dan penuh cinta. Kebersamaan dalam kehangatan saling mencintai antara Muhammad dan Khadijah itu sesungguhnya telah berlangsung lama.
Relasi antara mereka berjalan sebagaimana diharapkan oleh al-Qur’an: saling mencintai, saling menyayangi, saling membantu, dan bekerja sama.
Tak ada dominasi satu atas yang lain. Selama bersama Khadijah, Nabi Saw. tak pernah punya pikiran sedikit pun untuk mencari perempuan lain, meski tradisi membolehkannya.
Selama sekitar 25 tahun usia pernikahan mereka dan menghasilkan dua orang putra: Sayyid Qasim dan Sayyid Abdullah. Sayang keduanya meninggal dunia pada usia masih anak-anak. Lalu, empat orang putrinya yang cantik:
Sayyidah Zainab, Sayyidah Ruqayyah, Sayyidah Ummi Kultsum, dan Sayyidah Fatimah az-Zahra.
Nabi Saw. mengagumi dan memuji istrinya Sayyidah Khadijah:
“Allah tidak mengganti aku dengan orang sebaik ia (Khadijah).? Dia telah beriman kepadaku ketika orangorang mengingkariku. Ia telah membenarkanku ketika orang-orang lain mendustakanku.”
“Ia telah membantuku dengan hartanya manakala orang-orang menolakku. Dan, Allah menganugerahiku anak-anak perempuan, ketika mereka tidak menyukai anak-anak perempuan.” []