Mubadalah.id – Keadilan yang diajarkan oleh agama selalu memuat prinsip membela yang benar, melindungi yang tertindas, serta menghentikan kezaliman dan kesewenang-wenangan.
Dengan keadilan, yang benar akan dibela meskipun merupakan kelompok minoritas. Dengan keadilan, yang tertindas terlindungi hak-haknya dari pihak-pihak yang berkuasa dan menguasai dengan zalim dan sewenang-wenang. Keadilan menjadikan agama sebagai tumpuan harapan.
Kehadiran Islam dengan nilai-nilai keadilan telah membuat kaum yang tertindas memiliki secercah harapan. Para budak yang dipandang sebagai setengah manusia mendapat tempat yang lebih tinggi daripada orang merdeka yang musyrik. Allah Swt berfirman:
وَلَا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكٰتِ حَتّٰى يُؤْمِنَّ ۗ وَلَاَمَةٌ مُّؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِّنْ مُّشْرِكَةٍ وَّلَوْ اَعْجَبَتْكُمْ ۚ وَلَا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِيْنَ حَتّٰى يُؤْمِنُوْا ۗ وَلَعَبْدٌ مُّؤْمِنٌ خَيْرٌ مِّنْ مُّشْرِكٍ وَّلَوْ اَعْجَبَكُمْ ۗ اُولٰۤىِٕكَ يَدْعُوْنَ اِلَى النَّارِ ۖ وَاللّٰهُ يَدْعُوْٓا اِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِاِذْنِهٖۚ وَيُبَيِّنُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ ࣖ
Artinya: “Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. (Allah) menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran.” (QS. al-Baqarah (2): 221).
Kemudian orang-orang miskin dan mereka yang lemah secara ekonomi dan sosial berhak menikmati harta yang orang kaya miliki melalui zakat, infak, dan sedekah (QS. at-Taubah (9): 60, dan QS. al-Baqarah (2): 177).
Demikian pula anak-anak yatim mendapat perlindungan hartanya (QS. al-An’Am (6): 152, QS. al-Isra’ (17): 34, QS. an-Nisa’ (4): 2, 6, 10), dan bahkan orang kafir mendapat jaminan keselamatan jiwanya (QS. an-Nisa’ (4): 90). Serta terjamin kebebasannya dalam beragama (QS. al-Baqarah (2): 256, dan QS. al-Kafirun (109): 6). []