• Login
  • Register
Senin, 2 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kemaslahatan versus Nash dan Ijma’

Jika kemaslahatan bertentangan dengan nash, dalam isu-isu publik dan tradisi (budaya) yang kemaslahatannya telah berubah. Maka diambillah visi kemaslahatan

Redaksi Redaksi
07/04/2025
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Kemaslahatan Nash

Kemaslahatan Nash

893
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pertanyaan mendasar yang selalu menjadi perdebatan para ulama adalah bagaimana jika kemaslahatan bertentangan dengan nash. Nash dalam konteks ini dimaknai sebagai teks yang sangat jelas yang tidak bisa diinterpretasi. Banyak orang menyebutnya sebagai “lafadh qath’iy.” Dalam bahasa Imam al-Ghazali:

“Teks yang tidak mengandung kemungkinan ditafsirkan sama sekali.”

Pandangan mayoritas ahli fikih menegaskan bahwa apabila kemaslahatan bertentangan dengan nash, maka nash harus kita unggulkan. Menjelaskan hal ini, adalah menarik untuk dikemukakan pandangan Syaikh Muhammad Mushthafa Syalabi:

Jika kemaslahatan bertentangan dengan nash, dalam isu-isu publik dan tradisi (budaya) yang kemaslahatannya telah berubah. Maka diambillah visi kemaslahatan. Cara ini tidaklah berarti mengabaikan (meniadakan) nash dengan dalih rasionalitas.

Ini merupakan cara mengoperasionalkan teks-teks yang begitu banyak yang menunjukkan keharusan mempertimbangkan kemaslahatan. Berbeda bila kemaslahatan yang kita ambil dari teks tersebut tidak berubah.

Dalam kasus ini, nash sama sekali tidak boleh kita abaikan. Sungguh tak terbayangkan jika ada kontradiksi antara teks dan kemaslahatan itu. Apalagi harus mengabaikan nash.

Baca Juga:

Membantah Ijma’ yang Melarang Perempuan Jadi Pemimpin

Pandangan Keagamaan KUPI untuk Mewujudkan Kerahmatan dan Kemaslahatan

Visi Kerahmatan dan Kemaslahatan Menjadi Kekhasan KUPI

3 Nilai dari Misi Kemaslahatan

Selanjutnya Syaikh Syalabi mengatakan:

Permenungan yang mendalam atas situasi kontradiksi antar keduanya hanyalah kesan (pandangan sekilas) belaka. Ini karena nash tentu hadir untuk tujuan kemaslahatan tertentu (kontekstual). Manakal kemaslahatan tersebut hilang, maka praktis ia tak bisa kita implementasikan. Atau ia mengandung logika rasional (‘illat). Manakala ‘illat tersebut berhenti, maka berhenti pula implementasinya.

Di tempat lain, dalam bukunya, Imam asy-Syathibi mengatakan hal yang senada:

“Sesungguhnya perbedaan hukum karena perubahan tradisi pada hakikatnya tidak berarti mengubah prinsip dasarnya. Karena hukum pada dasarnya dibuat untuk selama-lamanya andai saja bumi /dunia ini juga tetap demikian selamanya, tidak berubah-ubah. Ketentuan itu juga tidak perlu kita tambah-tambah. Manakala tradisi telah berubah, kita harus kembali kepada prinsip dasar dan memutuskan berdasarkan prinsip dasar ini.” []

Tags: Ijma'kemaslahatanNash
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Hijab

Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an

1 Juni 2025
Jilbab

Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan

1 Juni 2025
Sukainah

Tren Mode Rambut Sukainah

31 Mei 2025
IUD

Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

31 Mei 2025
Kodrati

Mengenal Perbedaan Laki-laki dan Perempuan secara Kodrati

31 Mei 2025
Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Menilik Peran KUPI Muda dalam Momen Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

30 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jilbab

    Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kreativitas tanpa Batas: Disabilitas dan Seni

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an
  • Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)
  • Tren Mode Rambut Sukainah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID