Mubadalah.id – Ramadan adalah bulan suci. Kita sebut sebagai sebaik-baiknya bulan. Yakni bulan di mana Al-Qur’an turun, dan terdapat malam Lailatul Qadar. Terlepas dari kemuliaan-kemuliaan itu, Ramadan juga menjadi bulan yang istimewa bagi umat Islam, sebab dalam catatan sejarah banyak kemenangan besar yang umat Islam raih pada bulan yang penuh berkah ini. Contohnya adalah perang Badar (17 Ramadan 2 H), penaklukkan kota Mekkah (10 Ramadan 8 H). Lalu keberhasilan Sultan Qutuz menghancurkan pasukan Mongol pada pertempuran ‘Ain Jalut (15 Ramadan 658 H).
Kemerdekaan Indonesia
Bagi Umat Islam di Indonesia, keberkahan Ramadan adalah saksi sejarah puncak perjuangan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa penting menuju kemerdekaan Indonesia terjadi pada bulan Ramadan 1334 H. Sedangkan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dibentuk satu hari menjelang malam pertama bulan Ramadan. Di mana pada 1 Ramadan tentara sekutu menjatuhkan bom ke kota Nagasaki yang berakibat lumpuhnya kekuatan Jepang, dan mereka berada di ambang kekalahan perang.
Keesokan harinya pada 2 Ramadan, Soekarno, Hatta dan Radjiman menemui Marsekal Terauchi di Vietnam untuk membicarakan kemerdekaan Indonesia. Lalu 6 Ramadan Jepang menyerah kepada sekutu. Hingga akhirnya para pemuda menyusun kerjasama dan bersiasat untuk merebut kekuasaan dari Jepang.
Pada malam harinya sekitar pukul 22.00 tanggal 7 Ramadan para pemuda yang dipimpin oleh Wikana mendatangi kediaman Soekarno untuk mendesak Proklamasi kemerdekaan mereka lakukan malam ini juga. Namun Soekarno menolak hingga dini hari pada 8 Ramadan Soekarno dan Hatta mereka culik ke Rengasdengklok.
Rencana Proklamasi 17 Agustus
Bung Karno menjelaskan bahwa ia menolak sebab ia telah lama merencanakan proklamasi pada 17 Agustus 1945. Karena ia meyakini bahwa 17 merupakan angka keramat. Al- Qur’an diturunkan pada 17 Ramadan. Salat Seharinya terdiri dari 17 Rakaat, dan diplihnya hari yang mulia, Jumat (Api sejarah 2).
Sebenarnya selama masa persiapan menuju kemerdekaan, Bung Karno meminta rekomendasi dari beberapa Ulama. Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan rekomendasi yang diberikan oleh K.H Abdoel Moekti dari Muhammadiyah. Dan K.H Hasyim Asy’ari memberikan kepastian kepada Bung Karno untuk tidak takut memproklamirkan kemerdekaan.
Hingga pada hari Jumat, 9 Ramadan 1364 H atau tepatnya 17 Agustus 1945 adalah hari saat masyarakat Indonesia mendeklarasikan cita-citanya yang sempat terpendam, Kemerdekaan Indonesia. Ya, tepatnya hari inilah hari Jum’at 9 Ramadan. Layaknya kita kembali mengenang nikmat besar itu dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Swt.
Kekuatan umat Islam berada di bulan Ramadan
Kemerdekaan Indonesia ataupun kemenangan-kemenangan umat Islam yang terjadi di bulan Ramadan bukanlah sebuah kebetulan semata. Ada ayat Al-Qur’an maupun hadits Nabi yang telah mengisyaratkannya. Allah SWT berfirman;
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu,dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). [Al-Baqarah: 185].
Ayat ini secara tidak langsung mengidentifikasikan bahwa pada bulan Ramadan akan terjadi disimilasi antara kebenaran dan kebatilan. Hal ini dapat kita lihat pada ayat di atas. Di mana termasuk tujuan utama turunnya Al-Qur’an ialah untuk membedakan antara suatu persoalan yang hak dan bathil atau dengan kata lain menentang kebatilan.
Al-Qur’an sebagai Pembeda yang Hak dan Batil
Hal ini semakin kuat dengan sabda Rasulullah Saw;
عن أبي هريرة أن رسول الله ﷺ كان إذا دنا رمضان يقول:
«أظلكم شهركم هذا، ومحلوف أبي القاسم الذي يحلف به ما مر على المسلمين شهر خير لهم منه ولا مر على المنافقين شهر شر لهم، ومحلوف أبي القاسم الذي يحلف به إن الله ليكتب أجره ونوافله قبل أن يدخلهم، وذلك أن المؤمن يعد نفقته وقوته للعبادة وأن الفاجر يعد لغفلة المسلمين وعثورهم فهو غنم للمؤمن نقمة للفاجر».
“Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa ketika mendekati bulan Ramadan Rasulullah Saw bersabda; “Telah datang pada kalian inilah bulan, demi dzat yang dijadikan sumpah oleh Abu Qasim, tidak lah lewat bagi kaum muslimin suatu bulan yang lebih baik dari bulan ini. Dan tidak lah lewat bagi orang-orang munafik suatu bulan yang lebih buruk dari bulan ini. Demi dzat yang dijadikan sumpah oleh Abu Qasim, sesungguhnya Allah telah mencatatkan pahala bulan ini beserta pahala ibadah-ibadah sunnahnya ( bagi kaum muslimin) bahkan sebelum mereka memasukinya. Hal ini karena orang-orang mukmin yang telah sedari awal mempersiapkan harta dan kekuatan mereka fokus untuk beribadah. Sedangkan para pendurhaka mencari-cari celah kelalaian dan kejatuhan dari umat Islam. Sebuah keuntungan bagi umat Islam dan malapetaka bagi pendurhaka. (at-Tarqhib wa at-Tarhib li Qiwam as-Sunnah juz 2 hal. 351).
Keberkahan Ramadan
Ramadan adalah bulan terbaik bagi umat Islam. Sebab pada bulan inilah umat Islam berada pada puncak ketaqwaaan. Sehingga inilah momen di mana Allah Swt sangat dekat dengan mereka. Bagaimana tidak, pada bulan ini umat Islam terlihat berbondong-bondong berlomba untuk taat kepada-Nya. Siang hari kita gunakan untuk berpuasa. Malam hari sibuk bertaqarrub kepada Allah Swt dengan tadarrus dan salat malam.
Ini adalah pemandangan yang sulit kita temukan pada selain bulan Ramadan. Tentunya Allah Swt akan memberikan apresiasi nyata, yaitu dengan mengabulkan doa-doa mereka. Tentu Allah Swt akan menjadi penolong langsung umat Islam untuk melawan dan mengalahkan musuh-musuhnya. Maka tak heran jika banyak kemenangan besar umat Islam terjadi di bulan ini.
Selayaknya kita sebagai seorang yang beriman sadar akan keutamaan ini, ada baiknya kita tidak menyia-nyiakan bulan suci ini berlalu tanpa meraih apapun. Bahkan, seharusnya kita punya agenda-agenda besar pada setiap datangnya bulan Ramadan, karena kita mengharap akan berkahnya. Semoga semua niat mulia tu bisa tercapai. Memang semua ada pada kehendak Tuhan, namun upaya dan keyakinan adalah kunci utama untuk mendapat pertolongan Tuhan. Wallahu A’lam. []