• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Kepemimpinan Perempuan dalam Perspektif KUPI

KUPI ingin, bagaimana agar isu identitas tidak menghalangi kepemimpinan perempuan. Baik perempuan sebagai tokoh/seseorang, atau perempuan sebagai perspektif

Redaksi Redaksi
21/10/2022
in Aktual
0
Kepemimpinan Perempuan

Kepemimpinan Perempuan

486
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam artikel sebelumnya, Anggota Steering Comitee (SC) Kepanitiaan KUPI II Alissa Wahid menjelaskan tentang pentingnya KUPI II nanti untuk mendorong kepemimpinan perempuan. Pada saat yang bersamaan, Anggota Majelis Musyawarah KUPI Dr. Faqihuddin Abdul Kodir juga memaparkan tentang kepemimpinan perempuan dalam perspektif KUPI.

Hal itu beliau sampaikan dalam forum yang sama, di konferensi press Halaqah Nasional Pra KUPI II di Jakarta pada Rabu, 19 Oktober 2022. Founder Mubadalah.id itu mengatakan bahwa kepemimpinan perempuan bersifat komprehensif dengan isu politik, bagaimana peran perempuan terutama dalam arti ideologis. Di mana KUPI mendorong banyak perempuan untuk menjadi pemimpin.

Pada saat yang sama secara ideologi, bagaimana sebuah kepemimpinan dimanapun itu betul-betul memberikan ruang, akses, dan fasilitas serta hak-hak perempuan. “Jadi tidak penting dalam tanda kutip siapa pemimpinnya, asalkan leadershipnya betul-betul memberikan hak-hak kepada perempuan. Tapi tentu kita akan mendorong lebih dulu, misalnya kalau kita bertemu pemimpin perempuan di semua level. Dan kita akan mendukung terutama yang punya program-program untuk perempuan.” Paparnya.

Politik Identitas tidak Menghalangi Kepemimpinan Perempuan

Maka dengan demikian, menurut Kiai Faqih tentu kepemimpinan perempuan sangat beririsan dengan isu identitas. Bagaimana agar isu identitas tidak menghalangi kepemimpinan perempuan. Baik perempuan sebagai tokoh/seseorang, atau perempuan sebagai perspektif.

Terlebih dalam agenda KUPI II nanti juga di sana ada halaqah yang terkait dengan kepemimpinan perempuan, termasuk dalam isu politik, tentang kepemimpinan perempuan di pondok pesantren, organisasi keagamaan yang nanti juga akan dibicarakan.

Baca Juga:

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Sementara itu jika terkait soal fatwa keadilan hakiki atau khas unik KUPI, Kiai Faqih menambahkan bahwa KUPI tidak berpikir untuk berhadap-hadapan dengan lembaga manapun, tetapi justru KUPI akan berkolaborasi. Tentu saja menurutnya KUPI akan mencari titik temu, dengan tetap pada perspektif khasnya.

“Kita terus berusaha berteman, berkolaborasi. Karena anggota-anggota KUPI, yang termasuk dalam tim fatwanya itu juga adalah anggota NU, Muhammadiyah, dan MUI. Kita tidak berhadap-hadapan tetapi kita mencari titik temu. Misalnya 5 isu yang disebutkan Ibu Nur Rofiah tadi dalam forum.” Ujarnya.

KUPI Mengajak untuk Membangun Kesadaran Bersama

Dalam penjelasan berikutnya, Kiai Faqih mencontohkan seperti apa hukum aborsi, itu mungkin menurutnya berpotensi untuk berhadap-hadapan dengan yang lain. Lalu KUPI ubah dengan pertanyaan bagaimana hukum menyelamatkan jiwa perempuan, dalam konteks kehamilan tidak diinginkan akibat pemerkosaan. Sehingga ini menjadi titik temu. “Wajib kan untuk melindungi. Ayo dong, masak kita harus bertengkar terus.” Seloroh Kiai Faqih.

Selain itu, KUPI juga mencoba mencari titik temu lain, misal dalam konteks P2GP. Yakni pelukaan dan pemotongan genetalia perempuan. “Ini bahaya lho, ini melukai lho. Melukai kan tidak boleh? Maka itu yang kita diskusikan dengan berbagai komponen atau elemen-elemen lain.” Terangnya

Lebih lanjut Kiai Faqih menegaskan bahwa KUPI tidak memproduksi pengetahuan yang berhadap-hadapan atau melawan, tetapi KUPI mengajak untuk membangun kesadaran bersama tentang pentingnya melihat, memandang dan memperlakukan perempuan sebagai  manusia utuh, punya akal budi, intelektual, dan fisik yang terlindungi secara prinsip oleh seluruh konstitusi. “Insya Allah kalau kita sentuh kesadarannya itu, tidak akan dipermasalahkan lagi. Mudah-mudahan.” Pungkasnya. (Zahra)

Tags: Halaqah Nasional Pra KUPI IIKepemimpinan PerempuanKongres Ulama Perempuan IndonesiaKUPI IIPerspektif KUPIulama perempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

18 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Bersama Ulama dan Guru Perempuan, Bangkitlah Bangsa!

16 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

KUPI Gelar Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Seruan Bangkit dari Krisis Kemanusiaan

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version