Mubadalah.id – Dalam perjalanan kehidupan Nabi Muhammad Saw, ada salah satu kisah yang menarik, yang patut kita jadikan teladan bersama. Kisah tersebut yaitu saat Nabi Muhammad Saw bertemu dan memuji orang kafir.
Orang kafir itu adalah Labid bin Rabi’ah. Beliau merupakan penyair besar Arab yang hidup sebelum dan sesudah kenabian Muhammad Saw. Dia dipandang sebagai penyair terbesar di antara para penyair besar Arab: Imri al-Qais, Hasan bin Isabit, Zuhair bin Abi Sulma, Nabighah al-Dzibyani dan lain-lain.
Labid adalah seorang musyrik, kafir pagan, sebelum akhirnya masuk Islam dan menjadi penyair muslim yang baik.
Saat masih musyrik, ia menggubah puisi-puisi yang indah. Puisi-puisinya ini tampaknya memeroleh inspirasi dari ayat-ayat suci al-Quran yang ia pelajarinya secara tekun dengan sembunyi-sembunyi.
Ada salah satu puisinya yang sangat terkenal yang ia bacakannya di hadapan Nabi Saw. Beliau mendengarkannya dengan tekun dan penuh perhatian. Nabi Saw mengagumi gubahan puisi orang musyrik itu. Begitu usai beliau tanpa ragu-ragu mengapresiasi sambil memujinya.
Inilah puisi yang indah dan menggetarkan kalbu pendengarnya itu:
Ingatlah, segala sesuatu selain Allah pasti akan lenyap dan setiap kenikmatan pasti akan sirna
Suatu saat, setiap orang pasti akan dijemput oleh maut yang membuat jari-jari pucat pasi
Setiap orang kelak pada saatnya akan melihat hasil kerjanya, saat lembar-lembar catatan dibacanya di depan Tuhan.
Mendengar puisi ini, Nabi Muhammad Saw, menurut KH. Husein Muhammad seperti dalam buku Lisanul Hal, Kisah-kisah Teladan dan Kearifan, beliau memuji orang kafir tersebut, bahkan Nabi Saw memberikan apresiasi yang tinggi. Beliau mengatakan:
“Puisi terbaik yang pernah digubah seorang penyair adalah puisi Labid: “Sungguh, segala sesuatu selain Allah pasti akan hilang lenyap”
Puisi ini, mengingatkan pada puisi, seorang sufi besar Syekh Hasan Ridwan:
“Seluruhnya, selain Dia adalah bintang yang lenyap. Di mata para bijakbestri adalah tiada”. []