• Login
  • Register
Minggu, 1 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

Mendengar puisi ini, Nabi Muhammad Saw memuji orang kafir tersebut, bahkan Nabi Saw memberikan apresiasi yang tinggi. Beliau mengatakan: “Puisi terbaik yang pernah digubah seorang penyair adalah puisi Labid: "Sungguh, segala sesuatu selain Allah pasti akan hilang lenyap”

Redaksi Redaksi
08/02/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir

Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir

1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id –  Dalam perjalanan kehidupan Nabi Muhammad Saw, ada salah satu kisah yang menarik, yang patut kita jadikan teladan bersama. Kisah tersebut yaitu saat Nabi Muhammad Saw bertemu dan memuji orang kafir.

Orang kafir itu adalah Labid bin Rabi’ah. Beliau merupakan penyair besar Arab yang hidup sebelum dan sesudah kenabian Muhammad Saw. Dia dipandang sebagai penyair terbesar di antara para penyair besar Arab: Imri al-Qais, Hasan bin Isabit, Zuhair bin Abi Sulma, Nabighah al-Dzibyani dan lain-lain.

Labid adalah seorang musyrik, kafir pagan, sebelum akhirnya masuk Islam dan menjadi penyair muslim yang baik.

Saat masih musyrik, ia menggubah puisi-puisi yang indah. Puisi-puisinya ini tampaknya memeroleh inspirasi dari ayat-ayat suci al-Quran yang ia pelajarinya secara tekun dengan sembunyi-sembunyi.

Ada salah satu puisinya yang sangat terkenal yang ia bacakannya di hadapan Nabi Saw. Beliau mendengarkannya dengan tekun dan penuh perhatian. Nabi Saw mengagumi gubahan puisi orang musyrik itu. Begitu usai beliau tanpa ragu-ragu mengapresiasi sambil memujinya.

Baca Juga:

Belajar Toleransi dari Kisah Khalifah Manshur dan Georgeus Buktisyu

Luka di Balik Panggung: Kisah Tragis Para Pemain Sirkus OCI Jadi Korban Eksploitasi

Nabi Saw Janjikan Pahala Bagi Orang Tua yang Mengasuh Anak Perempuan

5 Dasar Toleransi Menurut Wahbah Az-Zuhaili

Inilah puisi yang indah dan menggetarkan kalbu pendengarnya itu:

Ingatlah, segala sesuatu selain Allah pasti akan lenyap dan setiap kenikmatan pasti akan sirna

Suatu saat, setiap orang pasti akan dijemput oleh maut yang membuat jari-jari pucat pasi

Setiap orang kelak pada saatnya akan melihat hasil kerjanya, saat lembar-lembar catatan dibacanya di depan Tuhan.

Mendengar puisi ini, Nabi Muhammad Saw, menurut KH. Husein Muhammad seperti dalam buku Lisanul Hal, Kisah-kisah Teladan dan Kearifan, beliau memuji orang kafir tersebut, bahkan Nabi Saw memberikan apresiasi yang tinggi. Beliau mengatakan:

“Puisi terbaik yang pernah digubah seorang penyair adalah puisi Labid: “Sungguh, segala sesuatu selain Allah pasti akan hilang lenyap”

Puisi ini, mengingatkan pada puisi, seorang sufi besar Syekh Hasan Ridwan:

“Seluruhnya, selain Dia adalah bintang yang lenyap. Di mata para bijakbestri adalah tiada”. []

Tags: kisahMemujiNabi Muhammad SAWOrang Kafir
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Jilbab

Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan

1 Juni 2025
Sukainah

Tren Mode Rambut Sukainah

31 Mei 2025
IUD

Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

31 Mei 2025
Kodrati

Mengenal Perbedaan Laki-laki dan Perempuan secara Kodrati

31 Mei 2025
Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Menilik Peran KUPI Muda dalam Momen Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

30 Mei 2025
Surah Al-Ankabut Ayat 60

Refleksi Surah Al-Ankabut Ayat 60: Menepis Kekhawatiran Rezeki

28 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pandangan Subordinatif

    Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tren Mode Rambut Sukainah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)
  • Tren Mode Rambut Sukainah
  • Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID