• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kisah saat Penduduk Madinah Menyabut Kedatangan Nabi Saw

Nabi pernah mendapatkan undang makan di rumah tetangga Yahudi yang berprofesi sebagai penjahit, dan nabi memenuhi undangan tersebut

Redaksi Redaksi
13/12/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Nabi Saw

Nabi Saw

556
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Penduduk Madinah menyambut kedatangan Nabi Muhammad Saw dengan penuh antusias.

Begitu tiba, Nabi Saw segera membentuk traktat perjanjian untuk seluruh penduduk Madinah, baik yang datang dari Makkah maupun yang sudah berada di Madinah, yaitu kabilah ‘Aus dan Khazraj, dan juga penduduk Yahudi, dan kabilah-kabilah lain.

Traktat ini kita kenal dengan Piagam Madinah atau Watsiqah Madinah. Ia berisi kesepakatan untuk saling menghormati dan saling menjaga, baik jiwa maupun harta kepemilikan, secara bersama-sama. Termasuk saling menghormati agama dan keyakinan masingmasing.

Nabi Muhammad Saw berkawan dan memiliki tetangga yang berbeda agama. Salah satu bentuk keimanan, tegas nabi adalah menghormati dan memuliakan tetangga (Shahih alBukhari, hadits nomor 6088).

Kata Imam al-Ghazali (w. 505 H/1111 M) tetangga yang berbeda agama tetap memiliki hak sebagai tetangga, yang harus dihormati, dikunjungi, saling menjaga, dan saling menolong satu sama lain.

Baca Juga:

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Asma’ binti Abu Bakar Ra : Perempuan Tangguh di Balik Kesuksesan Hijrah Nabi Muhammad SAW

Saat Menyelesaikan Masalah dengan Sang Istri, Nabi Muhammad Saw Memilih Negosiasi

Belajar Toleransi dari Kisah Khalifah Manshur dan Georgeus Buktisyu

Nabi pernah mendapatkan undang makan di rumah tetangga Yahudi yang berprofesi sebagai penjahit, dan nabi memenuhi undangan tersebut (Musnad Ahmad, hadits nomor 13403 dan 14068).

Nabi Muhammad Saw juga pernah menyalahkan seorang Muslim yang menuduh seorang Yahudi secara gegabah, tanpa bukti yang kuat. Beliau memulihkan nama baik tetangga Yahudi tersebut, lalu turun ayat tentang hal ini (QS. an-Nisa’ (4:105).

Namun, nabi juga pernah membalas perundungan orang Yahudi yang bertamu ke rumah beliau dengan bahasa yang lebih santun sambil menasihati Aisyah Ra untuk tidak membalas perilaku mereka dengan bahasa yang kasar.

Berikut hadis Nabi Saw yang artinya: “Tenang, Allah itu Maha Lembut dan mencintai sikap yang lembut dalam segala hal.” (HR. Bukhari, hadits nomor 6093).*

*Sumber: tulisan Faqihuddin Abdul Kodir, dalam buku Relasi Mubadalah Muslim Dengan Umat Berbeda Agama.

Tags: KedatangankisahMadinahNabi Muhammad SAWPendudukSambut
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ulama Perempuan

    Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Mencari Nyai dalam Pusaran Sejarah: Catatan dari Halaqah Nasional “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia”
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID