Mubadalah.id – Setiap kita sering mengalami masalah dengan orang lain, keluarga, maupun pasangan, bukan? Dampak dari masalah tersebut sakit hati hingga berujung merenggangkan hubungan. Yang awalnya saling bertegur sapa menjadi saling menjauh. Benci, dendam, dan berprasangka buruk atau mengharap hal negatif menghampirinya.
Namun, di balik beberapa hal yang terjadi belakangan ini, pernahkah kita memikirkan dan introspeksi diri, jangan-jangan yang menjadi penyebab munculnya masalah memang diri sendiri. Kita yang menyebabkan orang lain menjadi tidak sabar, atau memang mereka yang berniat buruk terhadap kita.
Setiap lisan yang terucapkan merupakan gambaran dari isi kepala. Jadi, bilamana kita bertutur mencela bisa jadi kita memang merawat kebiasaan buruk bersarang pada diri menjadi karakter yang akhirnya susah kita ubah.
Lisan adalah alat komunikasi seseorang dengan melafalkan suatu bahasa, sedang bahasa merupakan alat komunikasi dengan lawan bicara. Menjaga struktur bahasa dan kalimat yang terucapkan menjadi suatu hal yang urgen agar terhindar dari permusuhan.
Kesalahpahaman Komunikasi
Sebagian besar munculnya masalah penyebabnya adalah kesalahpahaman dalam penggunaan struktur bahasa yang menyinggung hati para pendengar. Untuk menjaga komunikasi yang efektif, maka penting menjaga bahasa agar silaturrahim terus terjaga.
Dalam setiap kondisi apapun, bertemu dengan siapapun perlu menjaga komunikasi yang baik dengan orang lain. Orang lain akan berbuat baik pada kita jika kita berbuat baik pada mereka. Orang lain akan menghormati kita jika kita juga menghormati mereka. Begitulah kehidupan yang selalu dilengkapi sebab maupun akibat.
Kita sebagai manusia sosial akan selalu butuh peran orang lain dalam memenuhi kehidupan. Untuk mewujudkan hal demikian caranya dengan membangun komunikasi yang baik. Seperti mengontrol ego diri dengan menjaga kata-kata negatif, agar tidak terucap yang membuat seseorang menjadi tersinggung.
Memang membangun komunikasi itu terlihat mudah bagi sebagian orang. Namun, di suatu kondisi di luar ekspektasi, bisa jadi kita yang merasa sulit berbaur dengan orang lain.
Kajian Zikri Fachrul Nurhadi dan Achmad Wildan Kurniawan (2017) menyatakan bahwa pesan dalam komunikasi bisa memengaruhi pengetahuan dan perilaku seseorang. Oleh karena itu penting merencanakan dan memikirkan setiap bahasa yang hendak kita sampaikan.
Kekuatan komunikasi mampu memengaruhi jiwa dan kondisi hati seseorang. Ketenangan dan kegalauan diri dapat berimbas kepada hal yang lain. Seseorang menjadi frustasi dan lebih bersemangat dengan lisan seseorang, yang mengeluarkan kata-kata pujian yang menenangkan. Seseorang menjadi lebih berarti dan dicintai karena cara komunikasinya yang menyentuh hati.
Sebaliknya, seseorang menjadi kita benci karena cara komunikasinya yang tidak sesuai kondisi. Seperti mengeluarkan kata kasar dengan nada keras membentak atau mencaci maki. Orang lain akan merasa sakit hati karena lisan temannya. AKhirnya hubungan menjadi buruk, enggan bertegur sapa, dan rentan memunculkan dendam yang terus membekas.
Kajian dari Ade Masturi (2010) Dampak dari kegagalan menjalin komunikasi yang baik adalah munculnya konflik karena kurangnya kemampuan mendengarkan dengan baik terhadap pesan dari suatu bahasa yang terucap. Sebelum berinteraksi dengan orang lain, maka penting memperhatikan cara komunikasi yang baik dan tepat.
Cara Komunikasi Baik yang Tepat
Lalu bagaimana cara berkomunikasi yang tepat? Ketika sedang berkomunikasi langsung dengan orang (berinteraksi) kita bisa menjadi pendengar yang baik terlebih dahulu, berusaha saling mengerti terhadap lawan bicara, Menjadi pendengar yang baik, menjaga kontak mata ketika berbicara agar orang lain merasa dihargai oleh kita, mengontrol tutur kata, dan memberikan senyuman. Sesekali berikan kata-kata terbaik agar orang lain merasa dihormati oleh kita.
Sepertinya terlihat mudah, tetapi akan banyak menemukan kendala ketika berkomunikasi langsung. Membuat orang merasa nyaman dengan kita kuncinya adalah kontrol emosi diri dengan menjaga komunikasi efektif. Jika orang lain senang, kita mendapat banyak saudara, mendapat keberkahan Tuhan dan kelancaran rezeki.
Sebagaimana Rasulullah pernah bersabda dalam Hadits yang Imam Bukhari riwayatkan bahwa keselamatan manusia tergantung dari caranya menjaga lisan. Lisan ibarat pisau yang bisa jadi menjadi alat kebaikan ataupun alat yang dapat melukai diri sendiri. Tergantung bagaimana kita dalam menggunakannya. Inilah alasan mengapa kita penting menjaga komunikasi agar selamat diri di dunia maupun akhirat. Wallahu A’lam. []