Mubadalah.id – KUPI Talks resmi digelar melalui daring pada Rabu, 2 November 2022. KUPI Talks menjadi ruang untuk mengenal bagaimana Kongres Ulama Perempuan Indonesia.
Seperti diketahui, KUPI pertama telah diselenggarakan di Pondok Pesantren Kebon Jambu Cirebon pada tahun 2017.
Pada tahun 2022, KUPI II kembali akan digelar di Pondok Pesantren Hasyim Asy’ari Jepara dan UIN Walisongo Semarang pada 23-26 November 2022, mendatang.
Ketua Pelaksana KUPI II, Masruchah menyampaikan bahwa KUPI menjadi ruang perjumpaan terkait eksistensi, peran dan kiprah para ulama perempuan.
Eksistensi, peran dan kiprah ini, kata Masruchah artinya kita semua menyakini bahwa ulama perempuan itu ada.
“Saya kira Indonesia punya ulama perempuan, di mana di tahun 2017 (KUPI I), mereka (para ulama perempuan) menyatakan eksistensinya terkait dengan peran dan kiprah meraka di masyarakat,” kata perempuan yang kerap disapa Ruchah, dalam mengawali KUPI Talks.
“Dan ketika berbicara kiprah dan peran ulama perempuan di masyarakat, ya peran-peran mereka adalah peran kemanusiaan, peran kebangsaan, dan tentunya isu kesemestaan dengan pendekatan Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” tambahnya.
Visi KUPI
Lebih lanjut, dengan pendekatan Islam yang rahmatan lil ‘alamin dan akhlakul karimah ini, kata dia, senada dengan visi KUPI, yaitu larangan untuk berbuat kekerasan seksual, larangan perkawinan anak, dan larangan perusakan alam yang dampaknya bagi kehidupan perempuan.
“Karena Islam dan peran ulama perempuan dalam kemasyarakatan bisa menjawab konteks sosial dan bagaimana mendinamiskan agama, termasuk ketika bicara bahwa agama secara kontekstual, maka ia bicara tentang keadilan, kerahmatan, kemanusiaan, non diskriminasi dan seterusnya,” jelasnya.
Aktivis perempuan ini juga meyebutkan kehadiran KUPI ini ingin menjadi muara sembari membincang sejumlah isu, yaitu isu soal bagaimana kepemimpinan, pendidikan ulama perempuan, bagaimana soal ulama perempuan mencegah radikalisme, dan isu-isu buruh migran.
“Nah ini saya kira isu-isu ada di sekitar lingkungan ulama perempuan, di tengah masyarakat harus segara meresponnya,” paparnya.
“Sehingga KUPI penting menyebarkan pandangan keagamaan itu, karena pandangan keagamaan ini bisa menjadi rujukan ulama perempuan di mana pun ia berada. Termasuk sahabat ulama perempuan,” tegasnya.
Untuk diketahui, Talks KUPI menghadirkan langsung narasumber Panitia penyelanggara PP. Hasyim Asy’ari Jepara Hj. Hindun Anisah, Direktur AMAN Indonesia Ruby Kholifah, dan Sekretaris Panitia International Conference UIN Walisongo Semarang Dr. H. Moh. Sya’roni, M. Ag. (Rul)