• Login
  • Register
Jumat, 31 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hukum Syariat

Kurban sebagai Simbol Taqarrub, Ujian, dan Ungkapan Syukur

Ungkapan syukur kepada Allah tidaklah cukup mengucap Alhamdulillah, melainkan juga harus diwujudkan dengan syukur (berterimakasih) kepada sesama manusia dengan kesediaan berbagi.

Imam Nakhai Imam Nakhai
22/07/2021
in Hukum Syariat
0
Ayah

Ayah

77
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id –  Ibadah kurban bisa disebut sebagai ibadah tertua dalam sejarah umat manusia. Sejak Nabi Adam as, kurban telah disyari’atkan. Hanya saja kurban di masa Nabi Adam dan Nabi Nabi sesudahnya, memiliki “makna” yang berbeda.

Pada Masa Nabi Adam as, kurban sebagai media pendekatan untuk menemukan dan menentukan kebenaran (at taqarrub ila Al haqqi). Dikisahkan, Adam as dan Sayyidah Hawa dikaruniai dua anak kembar laki laki-perempuan setiap kali kelahiran. Habil lahir besama Labuba saudari kandungnya. Qabil lahir bersama Iqlima. Qabil dan Iqlima adalah Remaja dan Gadis yang rupawan, tidak demikian dengan Habil dan Labuba.

Berdasar Ilham dari Allah, Untuk mengembangkan keturunan, setiap anak anak Adam dikawinkan secara bersilang. Qabil yang tampan mendapat Labuba yang tidak indah, sementara Habil yang tidak rupawan mendapatkan Iqlima yang rupawan. Seperti muda mudi saat ini, Qabil menolak keputusan ayahandanya, Adam as. Nah untuk menguji bahwa keputusan Adam adalah kebenaran, maka diperintahkan lah kedua putranya untuk berkurban. Siapa yang kurban diterima, maka ia berhak mengambil kebenaran itu.

Al hasil Kurban Habil lah yang diterima, dan Kurban Qabil ditolak. Konon Habil berkurban dengan kambing terbaiknya, sedang Qabil berkurban dengan hasil tanaman terburuknya. Qabil tetap tidak terima, dan terjadilah pembunuhan pertama dalam sejarah umat manusia. Aneh pembunuhan pertama dalam sejarah manusia disebabkan “berebut pilihan istri, atau bisa disebut soal seksualitas”.

Di masa Nabi Ibrahim as, Kurban sebagai simbul “ujian atas kepatuhan tanpa batas” seorang hamba kepada Tuhannya. Ibrahim as, Bapak agama (agama) besar dunia ini, bukan hanya dikenal sebagai khalilullah (sahabat karib Allah), tetapi juga sebagai Nabi yang Hanif (moderat), shiddiqan (tulus), dan gelar kehormatan lainnya sebagaimana disebut dalam banyak ayat Al Qur’an.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Jalan Penghantar Nabi Muhammad SAW Mendapatkan Kemuliaan Isra’ Mi’raj.
  • Kisah Pernikahan Sayyidah Khadijah Dengan Rasulullah
  • Cinta Tanah Air: Wujud Rasa Syukur Kepada Tempat Lahir dan Hidup
  • Relasi Mubadalah: Muslim dengan Umat Berbeda Agama Part I

Baca Juga:

Jalan Penghantar Nabi Muhammad SAW Mendapatkan Kemuliaan Isra’ Mi’raj.

Kisah Pernikahan Sayyidah Khadijah Dengan Rasulullah

Cinta Tanah Air: Wujud Rasa Syukur Kepada Tempat Lahir dan Hidup

Relasi Mubadalah: Muslim dengan Umat Berbeda Agama Part I

Untuk menguji kepatuhan tanpa batas itu dan untuk semakin meninggikan derajatnya, Allah mengujinya dengan ujian yang tidak biasa, “menyembelih putra masa depannya”. Ujian “tidak biasa” ini diberikan kepada Nabi Ibrahim as agar ia menjadi nabi yang “luar biasa”. Seakan Allah ingin menyatakan “engkau tidak akan menjadi seorang luar biasa jika masih melakukan usaha yang biasa biasa”.

Al hasil Nabi Ibrahim as berhasil Melawati ujian itu. Perjuangan gigihnya dikenang sepanjang sejarah umat manusia sebagai sejarah peng-kurban-an, yang luar biasa. Sementara di masa Nabi Muhammad Saw, ibadah kurban sebagai simbul ungkapan rasa syukur atas rizki yang telah dikaruniakan oleh Allah. Ungkapan syukur kepada Allah tidaklah cukup mengucap Alhamdulillah, melainkan juga harus diwujudkan dengan syukur (berterimakasih) kepada sesama manusia dengan kesediaan berbagi.

Bersyukur kepada Allah adalah dengan bersyukur kepada sesama, dan bersyukur kepada sesama adalah dengan kesediaan hati untuk berbagi riski yang telah dikaruniakan Allah. Tidaklah bersyukur kepada Allah, orang yang tidak bersyukur kepada sesama manusia.

Itulah makna firman Allah;

وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ ۖ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ ۖ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Dan telah kami jadikan untukmu unta unta sebagai bagian dari syiar agama Allah, di dalamnya ada kebaikan bagimu, maka sebutlah nama Allah ketika akan menyembelihnya dalam posisi berdiri dan kaki telah terikat, apabila telah rebah, maka makanlah sebagiannya dan berikanlah makan orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta meminta) dan orang yang meminta. Demikianlah kami tundukkan unta unta itu untukmu agar kamu bersyukur” ( Al Haj 36). Wallahu ‘alam. []

Tags: Hari Raya Iduladha 1442 HIbadah KurbanPeradaban IslamSejarah NabiSyariat Islam
Imam Nakhai

Imam Nakhai

Bekerja di Komnas Perempuan

Terkait Posts

Pernikahan tanpa Wali

Kritik Ibn Hazm aẓ-Ẓahiri Terhadap Ulama yang Membolehkan Pernikahan Tanpa Wali

3 Februari 2023
Hukum Aborsi

Fatwa KUPI (Bukan) Soal Hukum Aborsi

29 Desember 2022
Khitan Perempuan

OIAA-Cairo: Mengharamkan Khitan Perempuan Sesuai Syari’ah Islam

19 Desember 2022
Khitan Perempuan

Ulama Dunia Desak Hentikan Khitan Perempuan

13 Desember 2022
Hukum Perempuan Haid Membaca Al-Quran

Hukum Perempuan Haid Membaca Al-Quran Menurut Syekh As-Sya’rawi

2 Desember 2022
Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

9 November 2022
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Hikmah Puasa

    Hikmah Puasa dalam Psikologi dan Medis: Gagalnya Memaknai Arti Puasa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Goethe Belajar Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hikmah Walimah Pernikahan Dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kontroversi Gus Dur di Masa Lalu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bulan Puasa: Menahan Nafsu Atau Justru Memicu Food Waste?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dalam Al-Qur’an, Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Bekerja
  • Konsep Ekoteologi; Upaya Pelestarian Alam
  • Nafkah Keluarga Bisa dari Harta Istri dan Suami
  • Kontroversi Gus Dur di Masa Lalu
  • Hikmah Walimah Pernikahan Dalam Islam

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist