Mubadalah.id – Salah satu dewan penasehat ulama perempuan (KUPI), KH. Husein Muhammad menjelaskan bahwa apabila saat ini kerap kali perempuan di banyak tempat di dunia sering dipandang sebagai sumber fitnah, maka dalam realitas kehidupan, laki-laki juga bisa menjadi sumber fitnah atau keresahan/kekacauan sosial.
Fakta laki-laki bisa juga menjadi sumber fitnah ini, kata Buya Husein, merujuk pada sebuah kisah klasik Arabia menceritakan tentang perempuan-perempuan Arab yang mabuk rindu berat dan tergila-gila pada seorang laki-laki tampan. Namanya Nashr bin Hajjaj. Ini terjadi pada zaman kepemimpinan Umar bin Khattab.
Amirul Mukminin, begitu beliau ingin dipanggil, yang berarti pelayan orang-orang beriman. Suatu malam beliau ”incognito”/“blusukan” ke kampung-kampung untuk mengetahui sendiri nasib rakyatnya.
Di suatu perkampungan, Buya Husein menyampaikan, dari sebuah gubug sederhana, beliau mendengar nyanyian rindu melankoli, “kelangenan” yang menyayat-nyayat hati dari seorang perempuan.
هَلْ مِنْ سَبِيْلٍ إِلَى الْخَمْـرِ فَأَشْرَبُهَـا؟
أَوْ هَلْ مِنْ سَبِيْلٍ إِلَى نَصْرِ بْنِ الْحَجَّاجِ
Artinya : “Adakah jalan menuju kedai minuman anggur, Biar aku bisa asyik meminumnya”
“Atau, Duuh, adakah jalan menuju Nashr bin Hajjaj, Biar aku bisa menatap wajahnya lama-lama?”
Pada siang hari Umar bin Khattab segera memanggil Nashr. Begitu tiba di hadapannya, Umar melihat seorang laki-laki amat tampan dengan rambut ikalnya yang memikat. Sorot matanya yang tajam. Tubuhnya yang kekar dan gagah. Kumisnya yang rapi menghiasi bibirnya yang merah merekah menggemaskan.
Umar segera memintanya mencukur rambutnya. dan memeritahkan para pembantunya memangkas semua rambut Nasr, alias gundul.
حلقوا رأسه ليكـسـب قبحاً غيرة منهم عليه وشحا
Artinya : “Mereka mencukur rambutnya agar dia tak lagi tampan, Dan tak bikin cemburu laki-laki lain”
Tetapi begitu kepalanya tak lagi menyisakan rambut (gundul), Umar masih melihat ketampanannya. Wah. Dia masih mampu membuat kaum perempuan tergila-gila dan ingin mimpi tiap malam bersamanya.
Katanya :
كان صبحا عليه ليل بهيم فمحوا ليله وأبقوه صبحا
Artinya : “Pagi dia begitu tampan, Malam hari dipangkas, Eh, pagi dia masih saja tampan”
Laki-laki Sumber Fitnah
Umar masih resah. Beliau lalu mengisolasinya ke Basrah, Irak, dan membiarkan wajahnya berangsur jadi keriput di telan zaman dan tak lagi bikin resah dan gelisah kaum perempuan.
Tetapi di Basrah ternyata banyak perempuan yang juga tergila-gila padanya. Abu Musa al Asy’ari, sang gubernur Basrah, lalu membuangnya ke Persia.
Dan di negeri itu, dia masih juga digandrungi dan dikejar-kejar banyak perempuan.
Utsman bin Abi al-Ash al-Tsaqafi, Gubernur Persia saat itu, mengirim surat kepada Umar bin Khattab di Madinah. Ia menceritakan si tampan yang membuat perempuan-perempuan resah dan tak bisa makan-minum-tidur itu.
Dalam balasannya, Umar menyuruh sang gubernur membuat SK berisi larangan bagi Nashr bin Hajjaj keluar dari masjid. “Biarkan dia dikurung di dalam masjid sampai meninggal”, katanya
Ketika pada akhirnya Umar wafat lebih dulu, karena dibunuh Abu Lu’lu, Nashr masih segar-bugar dan kembali lagi ke Madinah.
Kehadiran Nashr bin al Hajjaj di tengah-tengah masyarakatnya tetap dianggap penguasa di berbagai daerah mengganggu dan mengacaukan keamanan sosial. (Rul)