Jumat, 26 Desember 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Natal

    Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

    sikap ambivalen

    Julia Suryakusuma Soroti Ancaman Kekerasan Seksual dan Sikap Ambivalen terhadap Feminisme

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Manunggaling Kawula Gusti

    Manunggaling Kawula Gusti, Pengakuan Inklusivitas dalam Sufisme Jawa

    penari disabilitas

    Bersama Penari Disabilitas, Yura Yunita Tegaskan Panggung Seni Milik Semua

    Halaqah Kubra KUPI

    Ada yang Tertinggal di Jogja: Sebuah Kenangan Halaqah Kubra KUPI

    Perhatian Ibu

    Hari Ibu dan Perhatian Kecil yang Terlalu Sering Kita Abaikan

    Selamat Natal

    Selamat Natal sebagai Perayaan Spiritual dan Kultural: Suara Seorang Muslim

    Keadilan Hakiki

    Perspektif Keadilan Hakiki bagi Perempuan Hadirkan Islam yang Membebaskan

    Keadilan Hakiki Bagi Perempuan

    Pentingnya Perspektif Keadilan Hakiki bagi Perempuan

    Natal

    Natal Sebagai Cara Menghidupi Toleransi di Ruang Publik

    Perspektif Keadilan Hakiki Perempuan

    5 Prinsip Dasar Keadilan Hakiki bagi Perempuan

    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Penciptaan Manusia

    Logika Penciptaan Manusia dari Tanah: Bumi adalah Saudara “Kita” yang Seharusnya Dijaga dan Dirawat

    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
  • Tokoh
    • All
    • Profil
    Kebudayaan

    Pidato Kebudayaan dalam Ulang Tahun Fahmina Institute Ke 25

    Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    Idulfitri

    Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

    Sa'adah

    Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak  

    Tahun Baru 2025

    Do’a Tahun Baru 2025

    Umi Nyai Sintho' Nabilah Asrori

    Umi Nyai Sintho’ Nabilah Asrori : Ulama Perempuan yang Mengajar Santri Sepuh

    Rabi'ah Al-'Adawiyah

    Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

    Ning Imaz

    Ning Imaz Fatimatuz Zahra: Ulama Perempuan Muda Berdakwah Melalui Medsos

    Siti Hanifah Soehaimi

    Siti Hanifah Soehaimi: Penyelamat Foto Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato yang Sempat Hilang

  • Monumen
  • Zawiyah
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Natal

    Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

    sikap ambivalen

    Julia Suryakusuma Soroti Ancaman Kekerasan Seksual dan Sikap Ambivalen terhadap Feminisme

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Manunggaling Kawula Gusti

    Manunggaling Kawula Gusti, Pengakuan Inklusivitas dalam Sufisme Jawa

    penari disabilitas

    Bersama Penari Disabilitas, Yura Yunita Tegaskan Panggung Seni Milik Semua

    Halaqah Kubra KUPI

    Ada yang Tertinggal di Jogja: Sebuah Kenangan Halaqah Kubra KUPI

    Perhatian Ibu

    Hari Ibu dan Perhatian Kecil yang Terlalu Sering Kita Abaikan

    Selamat Natal

    Selamat Natal sebagai Perayaan Spiritual dan Kultural: Suara Seorang Muslim

    Keadilan Hakiki

    Perspektif Keadilan Hakiki bagi Perempuan Hadirkan Islam yang Membebaskan

    Keadilan Hakiki Bagi Perempuan

    Pentingnya Perspektif Keadilan Hakiki bagi Perempuan

    Natal

    Natal Sebagai Cara Menghidupi Toleransi di Ruang Publik

    Perspektif Keadilan Hakiki Perempuan

    5 Prinsip Dasar Keadilan Hakiki bagi Perempuan

    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Penciptaan Manusia

    Logika Penciptaan Manusia dari Tanah: Bumi adalah Saudara “Kita” yang Seharusnya Dijaga dan Dirawat

    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
  • Tokoh
    • All
    • Profil
    Kebudayaan

    Pidato Kebudayaan dalam Ulang Tahun Fahmina Institute Ke 25

    Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    Idulfitri

    Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

    Sa'adah

    Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak  

    Tahun Baru 2025

    Do’a Tahun Baru 2025

    Umi Nyai Sintho' Nabilah Asrori

    Umi Nyai Sintho’ Nabilah Asrori : Ulama Perempuan yang Mengajar Santri Sepuh

    Rabi'ah Al-'Adawiyah

    Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

    Ning Imaz

    Ning Imaz Fatimatuz Zahra: Ulama Perempuan Muda Berdakwah Melalui Medsos

    Siti Hanifah Soehaimi

    Siti Hanifah Soehaimi: Penyelamat Foto Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato yang Sempat Hilang

  • Monumen
  • Zawiyah
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Sastra

Lelaki Berselimut Gerimis

Lelaki itu tersenyum. Walaupun hanya sekilas. Aku bisa melihat senyum yang merekah yang terlukis pada wajah teduhnya yang sulit untuk aku jelaskan dengan kata-kata

Hilda Fatgehipon Hilda Fatgehipon
21 November 2021
in Sastra
0
Lelaki

Lelaki

101
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kala itu, ketika langit kota Sanana diselimuti awan mendung dan sesekali nyanyian hujan gerimis menusuk atap-atap bangunan,memaksa anak-anak manusia untuk berteduh di mana saja. Asal nyanyian hujan tak meninggalkan bekas di helai baju yang sedang mereka kenakan. Aku adalah salah satu dari sekian anak manusia yang terburu-buru memindai area pertokoan yang berjejer sepanjang bahu jalan, untuk menemukan tempat yang aman untuk membiarkan pakaian yang aku kenakan tak bertandatangan gerimis.

Nyanyian hujan kian meninggi, tapi sesuatu di seberang jalan sana telah mencuri perhatianku. Aku menatap lekat sosok lelaki yang sedang asyik membiarkan telapak tangannya diterjang tetes-tetes hujan, sembari mendongkak kepalanya ke langit. Diam-diam tanpa diasadari, aku sedang membiarkan wajahku dihias seutas garis senyum tanpa aku tahu apa penyebab dari kemunculan tersebut.

Sayangnya, senyum menghias wajahku tiba-tiba raib bersama dia yang menerobos jalanan yang dipenuhi genangan air. Akankah aku bertemu dengannya lagi? Bila semesta mengizinkan, aku ingin bertemu dirinya. Aku ingin mengenal lelaki seperti apa dirinya, hingga berhasil membuat dadaku bergemuruh. Apakah perempuan seperti diriku berhak meminta pada-Nya untuk bertemu dia yang tak kukenal?

Aku jatuh cinta pada pandangan pertama? Sepertinya tidak. Aku membiarkan segala harapan menguap ke mana saja. Ah, memikirkan cinta? Perempuan sepertiku sudah kerap kali dihukumi sanksi hukum tak tertulis berslogan standard masyarakat. Dipaksa menganut apa yang dianggap benar oleh suara mayoritas, sekali pun hati kecil memberontak untuk menolak tunduk patuh.

Aku dihakimi hanya karena asyik memilih menikmati kesendirian. Asyik berjalan-jalan dan mengerjakan beragam aktivitas tanpa perlu terburu-buru memiliki gandengan.Tapi, tetap saja cibiran sudah berulangkali menusuk telinga kiri kanan di perjumpaan maupun basa-basi yang hanya berujung menyakiti.

***

Gayung bersambut, aku tak sengaja bertemu si lelaki gerimis di bawah rindang pohon mangga yang selalu menjadi lokasi favorit mahasiswa di kampus untuk bercengkrama. Dari beberapa kabar burung yang aku kumpulkan, ternyata dia mahasiswa tingkat akhir yang sedang sibuk berkutat dengan lembaran skripsi.

Aku menatapnya lagi, diam-diam tanpa ada orang yang tahu-menahu. Ketika tak sengaja mata kami beradu pandang, aku dengan spontan menempelkan ponsel di telinga sambil berpura-pura berbincang-bincang dengan seseorang melalui telepon.

Lelaki itu tersenyum. Walaupun hanya sekilas. Aku bisa melihat senyum yang merekah yang terlukis pada wajah teduhnya yang sulit untuk aku jelaskan dengan kata-kata. Mataku melotot tanpa sengaja bertabrakan seseorang teman perempuan sekelasku, yang tanpa aku sadari telah memperhatikan diriku dari teras parkir yang hanya berjarak beberapa meter dari tempat aku berdiri sekarang.

Jantungku seketika bergemuruh. Dia mendekat ke arahku. Aku memaksakan diri untuk berani menatap cara pandangnya yang penuh selidik.

“Mira, kamu jatuh cinta sama kak Wahyu”, tanyanya sembari melipat tangannya di depan dada.

“Enggak, kok. aku gak jatuh cinta sama dia.”

“Syukur deh, kalau gitu. Dari tadi kamu seperti orang yang lagi diam-diam pandangin seseorang yang kamu sukai”

“Enggak”

Mampus aku. Apakah aku harus jujur atau tidak ya? eh, tapi gak masalah sih buat berani jujur saja ketimbang bohong. tapi, gak deh. Aku gak mau ambil resiko diomongin seruangan, Batinku.

“Nah gitu dong. Yang namanya jadi perempuan itu gak boleh pandangin lelaki diam-diam. Apalagi sampai menyatakan cinta, bahaya nanti. Kodratnya perempuan itukan menerima cinta ya bukan mengungkapkan perasaanya sama seseorang yang dia sukai.”

“Yani, apa yang salah sama perempuan yang berani ungkapkan perasaan mereka duluan pada lelaki?” Tatapku tajam.

“Mir, kamu mau menyatakan perasaanmu pada orang yang kamu suka? Mana ada perempuan yang duluan menyatakan cinta? Di mana-mana itu perempuan yang dinyatain. Ini nih kalau kelamaan asyik sendiri”

“Kok kamu ngomong begitu? Gak masalah kok kalau perempuan yang lebih dulu menyatakan perasaannya terhadap lelaki. Selama itu gak merugikan siapapun.”

Seketika Yani diam. Ia hanya memandangku dengan sorot mata kaget.

“Aku pengen tambahin lagi ya, kalau gak semua perempuan yang berani menyatakan perasaan itu bukan ujung-ujungnya ngajak pacaran. Tapi biar lega aja begitu sih. Toh, kalau ditolak juga ya gak papa. Daripada dipendam malah jadi beban bagi diri sendiri.

***

Aku masih teringat obrolanku hari itu. Hari di mana aku hampir ketahuan menyukai kak Wahyu—lelaki berselimut gerimis yang berperawakan tinggi dan berkulit kuning langsat. Apakah aku harus jujur padanya, kalau selama ini aku menyukainya? Ya, walaupun kita hanya saling berpapasan hanya beberapa kali saja. Tapi, aku tak ingin terbebani oleh perasaan ini. Karena, jujur, belakangan aku seperti menjadi seseorang yang asing bagi diri sendiri, ketika jatuh cinta tanpa ada kepastian.

Namun, kapan aku bertemu dengan dirinya lagi? Aku berharap Sang pemilik semesta mendengar apa yang baru saja aku rapalkan. Aku ingin bertemu pria itu dan ungkapkan apa yang aku rasakan. Bila nanti rasaku berbalas perih, itu lebih baik daripada membiarkan aku tersiksa oleh rasa yang sulit aku kendalikan ini. Berhenti memikirkan dirinya dan bergegaslah ke toko, Mira! Batinku lagi-lagi mengingatkan.

Hari ini, aku bergegas mengunjungi toko alat tulis untuk membeli buku. Sayangnya, aku lupa satu hal. Kalau sekarang sudah waktunya ibadah shalat zuhur. Artinya, hampir sebagian toko akan tutup sementara hingga bada zuhur. Mau tidak mau aku harus juga harus bergegas menuju masjid terdekat yang berada di persimpangan pertigaan untuk menunaikan shalat zuhur sembari menunggu toko kembali di buka.

“Dek!!!!!”, tiba-tiba seseorang memanggilku dari arah belakang. Aku berbalik menahan napas. Seseorang menuruni anak tangga mendekatiku. Sosok yang dulu pernah aku sebut

Dalam nyanyian hujan, dan tanpa tahu malu meminta pada sang Pemilik Semesta untuk dipertemukan lagi dengan lelaki berselimut gerimis. Seseorang yang hanya berani kutatap diam-diam tanpa berani melemparkan kata agar bisa saling mengenal. Walaupun aku tak pernah tahu dirinya mengizinkan aku untuk lebih mengenalnya.

“Ya, Kak?”, jawabku membuang muka ke sembarang arah.

“Maaf ya, Dek. Sandal jepit warna merah yang kamu pakai itu milik nenek Munah”

“Astaga! Maaf ya, Kak. Aku lupa. Sumpah! Aku salah pakai sandal. Sekali lagi maaf ya, kak”, Aku langung melepas sandal jepit karet berwarna merah muda dan menyerahkan padanya.

“Gak apa-apa, Dek.” Katanya sambil bergegas meletakkan sandal tersebut tepat di depan perempuan paruh baya yang duduk bersama barang dagangannya.

Aku tahu kecerobohan yang baru saja aku lakukan hanya membuat aku seperti orang aneh di hadapannya. Tapi, sepertinya aku harus berani untuk jujur padanya. Sudah cukup lama aku memikirkan hal ini. Aku tak berharap bahwa ia—pria berselimut gerimis akan memiliki rasa yang sama dengan apa yang aku rasakan. Sayangnya obrolan bersama temanku lagi-lagi terngiang-ngiang di langit-langit kepala.

Aku mengedarkan pandangan ke arahnya. Di sekitar dirinya ada beberapa orang tua sepuh termasuk nenek Munah yang duduk agak berjauhan dari dirinya. Satu per satu orang mulai meninggalkan masjid, ketika hujan mulai reda. Aku pun bangkit dari lantai. Menghirup dan mengembuskan napas pelan-pelan. Merapikan jilbab dan siap-siap untuk segera pergi ke toko alat tulis.

Ketika aku tiba di depan toko, ada sesuatu yang mengganjal perihal rasa dan rasa ingin tahuku padanya. Aku bergegas kembali ke gerbang masjid. Mencarinya di halaman masjid tapi nihil. Aku melangkah gontai ke toko. Memasuki toko tanpa memiliki niat untuk membeli barang-barang yang telah aku rencanakan untuk dibeli. Pikiranku seketika bercabang ke mana-mana.

Apakah aku harus membiarkan perasaan ini seumpama air hujan yang hilang begitu saja seiring berjalannya waktu? []

Tags: cerita pendekCintalelakiperempuan
Hilda Fatgehipon

Hilda Fatgehipon

Anggota Puan Menulis

Terkait Posts

Keadilan Hakiki
Publik

Perspektif Keadilan Hakiki bagi Perempuan Hadirkan Islam yang Membebaskan

25 Desember 2025
Keadilan Hakiki Bagi Perempuan
Publik

Pentingnya Perspektif Keadilan Hakiki bagi Perempuan

25 Desember 2025
Perspektif Keadilan Hakiki Perempuan
Publik

5 Prinsip Dasar Keadilan Hakiki bagi Perempuan

24 Desember 2025
Biologis Perempuan
Publik

Islam Memuliakan Kondisi Biologis dan Sosial Perempuan

24 Desember 2025
Keadilan Hakiki
Publik

Keadilan Hakiki bagi Perempuan Menjadi Bagian dari Prinsip Universal

24 Desember 2025
Keadilan Hakiki
Publik

Keadilan Hakiki bagi Perempuan sebagai Jalan Dakwah Ulama Perempuan

23 Desember 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Natal

    Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Perspektif Keadilan Hakiki bagi Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perspektif Keadilan Hakiki bagi Perempuan Hadirkan Islam yang Membebaskan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Natal Sebagai Cara Menghidupi Toleransi di Ruang Publik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Buku Toleransi dalam Islam: Membaca Ulang Makna Natal dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Manunggaling Kawula Gusti, Pengakuan Inklusivitas dalam Sufisme Jawa
  • Bersama Penari Disabilitas, Yura Yunita Tegaskan Panggung Seni Milik Semua
  • Ada yang Tertinggal di Jogja: Sebuah Kenangan Halaqah Kubra KUPI
  • Hari Ibu dan Perhatian Kecil yang Terlalu Sering Kita Abaikan
  • Selamat Natal sebagai Perayaan Spiritual dan Kultural: Suara Seorang Muslim

Komentar Terbaru

  • "oppna binance-konto pada Ulama Dunia Desak Hentikan Khitan Perempuan
  • drover sointeru pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • wound dressings with silver pada Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan
  • Jade3395 pada Manunggaling Kawula Gusti, Pengakuan Inklusivitas dalam Sufisme Jawa
  • Registrera pada Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu dalam Perspektif Mubadalah
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Account
  • Home
  • Khazanah
  • Kirim Tulisan
  • Kolom Buya Husein
  • Kontributor
  • Monumen
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Rujukan
  • Tentang Mubadalah
  • Zawiyah
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID