• Login
  • Register
Selasa, 3 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Luka di Balik Panggung: Kisah Tragis Para Pemain Sirkus OCI Jadi Korban Eksploitasi

Dunia sirkus—atau dunia hiburan apapun—tidak boleh menjadi tempat penyiksaan. Ia harus menjadi ruang aman bagi semua pekerja di dalamnya, termasuk perempuan dan anak-anak.

Muflihah Muflihah
18/04/2025
in Publik
0
Eksploitasi Pemain Sirkus OCI

Eksploitasi Pemain Sirkus OCI

1.7k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di balik tepuk tangan penonton yang meriah dan sorot lampu panggung yang gemerlap, siapa sangka ada kisah kelam yang tersembunyi dalam dunia hiburan sirkus di Indonesia. Kasus eksploitasi yang menimpa mantan pemain sirkus OCI (Oriental Circus Indonesia) baru-baru ini mencuat ke permukaan dan menyedot perhatian publik. Bukan hanya tentang pelanggaran hukum, tapi juga luka batin yang mendalam, terutama bagi perempuan-perempuan yang menjadi korban.

Para mantan pemain sirkus akhirnya memberanikan diri untuk angkat suara setelah bertahun-tahun bungkam. Mereka mengungkap berbagai bentuk kekerasan yang dialami: dari kekerasan fisik, verbal, penyiksaan, hingga eksploitasi terhadap perempuan dan anak di bawah umur. Ini bukan sekadar pelanggaran etik, melainkan pelanggaran hak asasi manusia yang sangat serius.

Speak Up

Dalam salah satu video yang tayang di kanal YouTube Forum Keadilan TV, empat orang terlihat berbincang mengenai kasus ini. Reza Indragiri tampil sebagai host, didampingi Chak Sholeh selaku pengacara korban, serta dua penyintas, Vivi dan Butet, yang mengungkapkan kisah pilu mereka sebagai korban eksploitasi OCI. Suasana dalam video itu sunyi—bukan karena tidak ada suara, tapi karena kisah yang dibagikan begitu memilukan.

Vivi adalah satu dari banyak anak yang direkrut sejak usia dini untuk tampil di atas panggung. Ia tidak pernah merasakan dunia sekolah, tidak tahu rasanya belajar di kelas, dan bahkan tidak mengetahui siapa orang tuanya. “Saya besar di sana, di lingkungan sirkus. Tapi rasanya seperti penjara,” ungkapnya lirih.

Ia pernah mencoba kabur dari rumah sirkus di Cisarua, Bogor, dan sempat bersembunyi selama tiga hari. Namun, persembunyiannya terendus. Vivi mendapat paksaan untuk kembali oleh security bos sirkus.

Baca Juga:

Belajar Toleransi dari Kisah Khalifah Manshur dan Georgeus Buktisyu

Menjadi Perempuan dengan Leluka yang Tak Kutukar

Tonic Immobility: Ketika Korban Kekerasan Seksual Dihakimi Karena Tidak Melawan

Hari Buruh dan Luka Pekerja Rumah Tangga: Sampai Kapan RUU PPRT Dibiarkan Menggantung?

Apa yang terjadi setelah itu adalah mimpi buruk: ia disiksa, dipukul, bahkan disetrum di beberapa bagian tubuhnya. Dan yang paling menyakitkan, ia dipasung selama dua minggu dengan rantai besar oleh pemilik sirkus, Frans dan istrinya.

Harapan datang dari seseorang yang tak terduga. Vivi akhirnya berani bercerita kepada guru silatnya—sosok yang kemudian membawanya kabur ke Semarang dan akhirnya menjadi suaminya. Namun, luka-luka yang ia tinggalkan pada masa lalu tidak bisa hilang begitu saja. Tubuh dan jiwanya menyimpan trauma yang terus menghantuinya hingga kini.

Cerita serupa datang dari Butet, korban lainnya. Ia juga mengalami penyiksaan selama bekerja di OCI. Butet bahkan sempat hamil, dan bukannya mendapat dukungan, ia justru dirantai selama dua bulan sebagai bentuk hukuman. “Saya tidak sempat menyusui anak saya. Bahkan saat dia lahir, langsung dipisahkan,” ujarnya sembari menahan air mata.

Rantai Eksploitasi

Dua tahun berselang, Butet akhirnya bertemu kembali dengan anaknya. Tapi harapan untuk menjalin kedekatan kandas. “Anak saya bahkan tidak mengenal saya,” ucapnya dengan nada getir.

Yang lebih menyakitkan lagi, sang anak ternyata dijadikan korban berikutnya: dilatih menjadi pemain sirkus sejak kecil. Rantai eksploitasi itu seolah tidak pernah putus.

Kisah Vivi dan Butet mencerminkan betapa sistematisnya praktik eksploitasi ini dijalankan. Bukan hanya tubuh mereka yang direnggut, tapi juga masa depan, hak pendidikan, dan bahkan hak menjadi ibu. Satu demi satu, hak-hak dasar itu dilucuti oleh industri yang seharusnya menjadi tempat berkarya, bukan menyiksa.

Publik pun mulai tersadar. Di balik sorotan lampu sirkus yang memukau, ternyata ada penderitaan mendalam yang selama ini tersembunyi. Kasus ini membuka mata kita tentang pentingnya perlindungan hukum dan penegakan keadilan di industri hiburan, terutama yang melibatkan anak-anak dan perempuan.

Apa yang para korban alami adalah pelanggaran terhadap hak dasar sebagai manusia. Negara seharusnya hadir, bukan hanya setelah kasus meledak, tetapi jauh sebelumnya: dengan pengawasan ketat, regulasi yang berpihak pada korban, dan perlindungan hukum yang tegas terhadap pelaku.

Penting juga bagi masyarakat untuk memahami bahwa tidak semua gemerlap berarti indah. Edukasi mengenai hak-hak pekerja, terutama bagi perempuan dan anak, menjadi hal krusial agar mereka tidak mudah termanipulasi dan tereksploitasi.

Kita perlu menghapus praktik-praktik buruk yang selama ini ditoleransi atas nama “tradisi” atau “hiburan”. Dunia sirkus—atau dunia hiburan apapun—tidak boleh menjadi tempat penyiksaan. Ia harus menjadi ruang aman bagi semua pekerja di dalamnya, termasuk perempuan dan anak-anak.

Kisah Vivi dan Butet bukan hanya cerita lama yang baru mereka buka, tapi juga pengingat keras bahwa keadilan masih menjadi barang mahal bagi mereka yang paling lemah. Sudah saatnya kita berhenti memalingkan wajah dari kenyataan dan mulai berdiri bersama mereka yang berani bersuara. []

Tags: BalikeksploitasikisahkorbanLukaPanggungPemainSirkus OCITragis
Muflihah

Muflihah

Saya adalah Mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Trans Jogja

Trans Jogja Ramah Difabel, Insya Allah!

3 Juni 2025
Perbedaan Feminisme

Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis

2 Juni 2025
Teknologi Asistif

Penyandang Disabilitas: Teknologi Asistif Lebih Penting daripada Mantan Pacar

2 Juni 2025
Ketuhanan

Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

1 Juni 2025
Perempuan Penguasa

Sejarah Para Perempuan Penguasa Kerajaan Wajo, Sulawesi Selatan

31 Mei 2025
Ruang Aman bagi Anak

Fenomena Inses di Indonesia: Di Mana Lagi Ruang Aman bagi Anak?

30 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Tubuh yang Terlupakan

    Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca Ulang Makna Aurat dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ali Mustafa Yaqub: Haji Pengabdi Setan dan Ujian Keimanan Kita

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tafsir Perintah Menutup Aurat dalam al-A’raf Ayat 31

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membaca Novel Jodoh Pasti Bertemu dalam Perspektif Mubadalah
  • Ali Mustafa Yaqub: Haji Pengabdi Setan dan Ujian Keimanan Kita
  • Tafsir Perintah Menutup Aurat dalam al-A’raf Ayat 31
  • Nilai Ekonomi dan Sosial dalam Ibadah Kurban
  • Aurat Menurut Pandangan Ahli Fiqh

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID