Mubadalahnews.com,- Majelis Mubadalah ke-14 telah digelar di Boerhaavelaan, Leiden, Belanda Jumat 15 Maret 2019. Majelis yang digelar dengan konsep Halaqoh Diniyyah Leiden tersebut bertajuk menerapkan prinsip dan nilai mubadalah dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu panitia acara, Nor Isma mengatakan, di dalam sebuah kehidupan, mubadalah adalah sebuah metode yang sejalan dengan nilai-nilai yang pernah diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw.
“Sebagai metode, mubadalah memiliki akar kesejarahan di dalam tradisi pada masa Nabi dan sahabat,” kata Isma kepada Mubadalahnews ketika memberikan komentar terkait Majelis Mubadalah ke-14 belum lama ini.
Selain itu, dalam sejarahnya, metode mubadalah merupakan sebuah hasil pemikiran Kang Faqih selama 20 tahun lamanya. Karena jika melihat rekam jejak studinya, lanjut Isma, Kang Faqih adalah seorang alumni dari pesantren, lulusan Universitas di Suriah, S2 di Malaysia dan menyelesaikan S3 di Indonesia Consortium for Religious Studies (ICRS) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Sehingga, menurut Isma, hal itulah yang menempa Kang Faqih dengan keilmuan dan metode kajian modern seperti hermeneutik dan feminis. Dan Kang Faqih juga ingin menunjukkan dalamnya keilmuan Islam klasiknya.
“Kang Faqih memiliki banyak pengalaman di akar rumput masyarakat muslim. Sehingga Kang Faqih tahu betul bahwa tradisi termasuk hadis memiliki kekuatan sebagai sumber ajarannya,” kata Isma di forum Majelis Mubadalah ke-14 tersebut. (RUL)