Mubaadalahnews.com,- Dalam suasana dingin dan guyuran hujan, Majelis Mubadalah ke-9 digelar di Menara Kadin Jabar Lt.6 Jl. Sukabumi No.42 Bandung, Kamis, 21 Februari 2019.
Hadir dalam acara tersebut penulis buku Qira’ah Mubadalah DR. KH Faqihuddin Abdul Kodir, Dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Vina Adriany, M.Ed., Ph.D dan Dosen Universitas Agama Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung DR. Neng Hannah, M.Ag.
Majelis Mubadalah ke-9 yang disajikan dalam model Bedah buku ini, bertujuan untuk menjelaskan sebuah tafsir yang hadir dalam semangat Islam Rahmatan li ‘alamin, bahwa rahmat Islam untuk laki-laki dan perempuan. Yang diperlukan keduanya adalah saling kerjasama yang didasarkan pada saling kepercayaan satu sama yang lain, bukan saling curiga dan ketakutan. Apalagi penguasaan, pemaksaan dan kekerasan.
Narasumber bedah buku Vina Adriany mengatakan, membaca buku ini memberikan keyakinan kepadanya bahwa kesetaraan sesuatu yang sudah ada di dalam Islam.
“Sebagai seorang perempuan, feminis, dan muslim saya sangat mengapresiasi buku ini, buku ini menunjukan bahwa semangat keadilan, semangat membuat dunia yang lebih setara lebih adil antara laki dan perempuan,” kata Mba Vina.
Selain itu, Mba Vina juga menyampaikan, Qira’ah Mubadalah adalah sebagai sebuah upaya untuk mendobrak tradisi (patriarkhi) yang ada.
Karena 80 persen referensi digunakan di buku ini adalah referensi klasik, jadi hampir semua referensi yang digunakan dibuku ini mengacu kepada referensi dari ulama-ulama terdahulu.
Dengan menggunakan referensi klasik buku ini menunjukan bahwa semangat keadilan, semangat membuat dunia yang lebih setara lebih adil antara laki dan perempuan itu bukan semata-mata semangat barat. Karena ternyata semangat itu udah nyata di dalam Islam.
“Saya melihat kekuatan lain dari buku ini. Karena buku ini ditulis oleh seorang laki-laki jadi dalam struktur masyarakat kita yang masih sangat patriakhis. Di mana mau tidak mau laki-laki lebih banyak kemudahan akses dibanding perempuan, oleh karena itu, spirit buku ini adalah bersama-sama laki-laki dan perempuan bersama-sama untuk membangun dunia yang lebih adil,” jelasnya.
Mba Vina mengingatkan, sebetulnya buku Qira’ah Mubadalah mengangkat narasi yang lama yang tetap menggali tradisi untuk menunjukan ternyata nilai-nilai kesetaran, keadilan itu adalah sesuatu yang pada hakikatnya sudah inhern pada nilai-nilai Islam. (RUL)