Mubadalah.id – Jika merujuk pandangan KH. Husein Muhammad tentang tafsir Gus Dur terkait makna takwa, maka Gus Dur memaknainya dengan menyitir ayat-ayat al-Qur’an berikut ini:
لَيْسَ الْبِرَّاَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَ ۚ وَاٰتَى الْمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِۙ وَالسَّاۤىِٕلِيْنَ وَفىِ الرِّقَابِۚ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ ۚ وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عَاهَدُوْا ۚ وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ
Artinya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi.
Dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), dan orang-orang yang meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat.
Dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji: dan orangorang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orangorang yang bertakwa.” (QS. al-Baqarah (2:177).
Semua itulah makna takwa yang dipahami oleh Gus Dur. Ia acap kali menyitir ayat tersebut dalam berbagai kesempatan yang relevan.
Dari ayat tersebut, Gus Dur mengatakan bahwa Islam itu terdiri dari tiga pilar: rukun iman, rukun Islam, dan rukun tetangga.
Buya Husein mengira, yang Gus Dur sebut dengan rukun tetangga adalah rukun kemanusiaan.
Gus Dur tentu bukan tidak tahu rukun ini dalam konteks tradisi Islam kita menyebutnya sebagai ihsan (budi baik).
Tetapi, ihsan dalam pengertiannya yang luas adalah nilai-nilai kemanusiaan. Ihsan adalah moralitas luhur, budi pekerti yang mulia, dan hati nurani yang bersih. Ihsan adalah puncak keberagamaan seseorang.
Dengan begitu, Gus Dur ingin menggugah kesadaran kaum muslimin agar tidak mengabaikan atau mereduksi rukun kemanusiaan, sekaligus mengingatkan bahwa ia menjadi tujuan dari agama dalam kehidupan manusia di dunia.
Kejujuran Gus Dur
Untuk ini, Gus Dur sering bicara tentang kejujuran, ketulusan dalam bekerja, keteguhan, kesabaran dalam berjuang, menghargai orang, dan mengadvokasi siapa pun yang menderita.
Lebih dari itu, ia bukan sekadar menghargai atau menghormati manusia yang berbuat baik, melainkan juga menyambutnya dengan rendah hati dengan rengkuhan yang hangat.
Sebaliknya, ia akan menentang siapa pun yang merendahkan martabat manusia, apalagi menyakiti, mengurangi dan menghalangi hak-hak mereka.
Gus Dur akan membela orang-orang yang martabat kemanusiaannya yang banya merendahkan, yang hak-haknya terkurangi, tersakiti, dan terlantarkan.*
*Sumber: tulisan KH. Husein Muhammad, dalam buku Samudra Kezuhudan Gus Dur.