Catcalling bukanlah candaan. Melainkan salah satu bentuk pelecehan yang membuat korban merasa tidak nyaman, cemas, takut bahkan mengalami trauma yang mendalam.
Mubadalah.id – Akhir-akhir ini, aku mencoba jenis olahraga yang berbeda dari biasanya. Jika biasanya aku berolahraga dengan skipping atau lompat tali di dalam rumah, kini aku mencoba untuk bersepeda di sekitar lingkungan tempat tinggal. Selain untuk menyehatkan, dengan bersepeda aku bisa menikmati udara segar.
Namun, alih-alih bisa menikmati suasana luar dengan nyaman, aku justru mengalami hal yang tidak menyenangkan. Aku pernah menjadi korban dari catcalling.
Hal ini terjadi, saat aku bersepeda, sering terdengar siulan atau komentar tidak pantas dari orang-orang di sekitar, seperti, “Hai cantik!”, “Kiw, mau ke mana nih?”, “Manisnya!”, dan lain sebagainya. Gangguan seperti inilah yang membuat aku menjadi tidak nyaman.
Aku pikir, seiring berjalannya waktu dan kemajuan zaman, catcalling sudah tidak ada lagi. Namun, ternyata pikiran saya salah. Catcalling masih kerap terjadi, dan banyak perempuan yang menjadi korbannya.
Apa itu Catcalling?
Catcalling merupakan salah satu bentuk pelecehan verbal yang sering terjadi di ruang publik. Dari kasus ini, banyak sekali perempuan yang menjadi sasaran pelecehan verbal di jalanan oleh laki-laki.
Melansi data dari Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA) pada tahun 2022 menemukan bahwa 3.037 responden dari 4.235 responden mengalami pelecehan seksual di ruang publik, termasuk catcalling.
Dengan banyak Perempuan menjadi korban, sayangnya, masyarakat sering menganggap catcalling sebagai kebiasaan laki-laki dan meremehkannya.
Dengan begitu. tanpa disadari, sikap ini justru melanggengkan bahwa tindakan catcalling dengan alasan candaan. Padahal, catcalling bukanlah candaan. Melainkan salah satu bentuk pelecehan yang membuat korban merasa tidak nyaman, cemas, takut bahkan mengalami trauma yang mendalam.
Tentu saja,dari dampak tersebut dapat memengaruhi kesehatan mental dan menurunkan kepercayaan diri korban. Korban juga sering merasa tidak berdaya karena kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar.
Bahkan, ironisnya, yang sering disalahkan justru korban. Biasanya dengan dalih cara berpakaian atau perilakunya. Sungguh menjengkelkan sekali. Sudah korban disalahkan pula.. hiiih.
Pentingnya Bersikap Tegas
Maka dari itu, apabila kita mengalami catcalling, kita perlu bersikap tegas dengan menegur pelaku. Jika kita hanya diam saja, maka membuat pelaku semakin berani untuk mencari korban berikutnya.
Begitupun, ketika aku menjadi korban, maka salah satu cara yang aku lakukan adalah menegur pelaku dengan tegas. Misalnya, dengan mengatakan, “Kayak gitu tuh nggak sopan, tahu!” atau “Tolong jangan seperti itu, saya merasa tidak nyaman.”
Dengan menegur pelaku, kita menjadi lebih berani dan setidaknya pelaku sadar bahwa apa yang dia lakukan itu tidak benar.
Selain itu, hal ini juga menegaskan bahwa perilaku seperti catcalling tidak dapat diterima dan harus dihentikan. Sikap tegas kita bisa menjadi peringatan bagi pelaku bahwa mereka tidak bisa seenaknya melecehkan orang lain tanpa konsekuensi.
Pelaku yang merasa diabaikan atau dibiarkan sering kali justru semakin berani dan menganggap perilakunya sebagai hal yang biasa atau bahkan hanya sebatas candaan.
Oleh karena itu, menegur dengan tegas adalah cara efektif untuk menghentikan siklus pelecehan tersebut.
Bahkan dengan menegur si pelaku, setidaknya kita telah menyuarakan ketidaknyamanan dan memberi tahu pelaku bahwa tindakan mereka melanggar batas-batas pribadi yang harus dihormati.
Membangun Kesadaran dan Lingkungan yang Aman
Setiap kali kita berani bersuara, kita turut membangun kesadaran bahwa catcalling bukanlah hal yang normal atau wajar dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga, dengan begitu, perlahan-lahan budaya menghormati satu sama lain akan semakin kuat dan pelecehan seperti catcalling dapat diminimalisir.
Tidak hanya itu, keberanian kita untuk menegur pelaku juga membantu mengubah pola pikir masyarakat bahwa pelecehan verbal bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh.
Bahkan dengan menegur ini menjadi bagian dari upaya membangun lingkungan yang lebih aman dan nyaman, terutama bagi perempuan yang sering menjadi sasaran pelecehan di ruang publik.
Jadi, jangan pernah ragu untuk menegur pelaku dengan tegas. Keberanian kita adalah langkah awal untuk menciptakan ruang publik yang lebih aman dan nyaman bagi semua orang.
Dengan bersikap tegas, kita tidak hanya membela diri sendiri, tetapi juga berkontribusi pada perubahan sosial yang lebih besar menuju masyarakat yang menghormati hak dan martabat setiap individu. []