• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Mari Bersahabat dengan Alam

Hak-hak Tuhan adalah hak-hak kemanusiaan, karena Tuhan melalu ajaran-ajaran-Nya memang hadir untuk manusia, kemanusiaan dan alam.

Redaksi Redaksi
31/12/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Alam

Alam

781
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Realitas sosial yang kita saksikan dewasa ini memperlihatkan dengan transparan betapa kecenderungan-kecenderungan destruktif masih terus meluas baik dalam tataran lingkungan, alam, sosial, ekonomi, politik maupun kebudayaan.

Dan kita melihat dengan kasat mata pula betapa besar akibat buruk yang terjadi karena perbuatan-perbuatan merusak. Tuhan mengatakan:

Telah nampak kerusakan di daratan dan di laut disebabkan oleh tangan-tangan manusia, supaya Tuhan menimpakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan Tuhan)” (QS. ar-Rum ayat 41).

Manusia hari ini seakan-akan telah menyingkirkan Tuhan dari hidupnya. Mereka sekan-akan tidak lagi mengakui hak-hak Tuhan atas mereka bahkan merampasnya. Hak-hak Tuhan adalah hak-hak kemanusiaan, karena Tuhan melalu ajaran-ajaran-Nya memang hadir untuk manusia, kemanusiaan dan alam.

Dia menganugerahkan alam semesta untuk kesejahteraan semesta. Allah menyatakan:

Baca Juga:

Mari Hentikan Pengontrolan Seksualitas Perempuan

Mari Berani Bersuara Melawan Catcalling di Ruang Publik

Karhutla di Riau: Mengancam Keberlangsungan Hidup Manusia dan Keberlanjutan Alam

Membaca Ensiklik Katolik Laudato Si’ Menggunakan Perspektif Mubadalah

“Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran lalu aku jadikan air itu menetap di bumi (tanah). Lalu dengan air itu Kami tumbuh kamu untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur, di dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebagian dari buah-buahan itu kamu makan dan pohon kayu keluar dari Thursina (pohon zaitun) yang menghasilkan minyak dan menjadi kuah bagi orang-orang yang makan, Dan pada binatang-binatang ternak benar-benar terdapat pelajaran yang berharga bagi kamu”. (OS. al-Mu’minun ayat 18-21).

Tuhan melalui firman di atas mengingatkan agar manusia kembali kepada Tuhan. Jika semua orang beragama mengakui dan meyakini bahwa hanya Tuhan satu-satunya yang harus disembah, dicintai, diagungkan dan dipuja, maka pernyataan dan keyakinan ini seharusnya membawa konsekuensi-konsekuensi yang bersifat sosial, kemanusiaan dan alam.

Dengan kata lain keyakinan ini seharusnya merefleksikan cita-cita kemanusiaan universal, kemanusian sejagat dan kelestarian alam. Cita-cita itu adalah mencintai manusia, menghormati hak-hak mereka, melindungi alam dan melestarikannya, serta memanfaatkannya demi kesejahteraan bersama. []

Tags: alamBersahabatMari
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Islam Harus

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

3 Juli 2025
Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Boys Don’t Cry

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

2 Juli 2025
Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan
  • Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?
  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID