• Login
  • Register
Minggu, 1 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Mari Kita Bergembira di Hari Raya

Mari kita pungkasi ibadah di bulan Ramadan, dengan sebaik-baik amal perbuatan. Di antaranya adalah saling menghormati pilihan berhari raya. Jumat ataupun Sabtu

Zahra Amin Zahra Amin
21/04/2023
in Pernak-pernik
0
Bergembira di Hari Raya

Bergembira di Hari Raya

676
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَم

Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu.

Artinya, “Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya.”

Mubadalah.id – Semalam takbir sudah berkumandang tanda kemenangan sudah tiba, setelah satu bulan lamanya kita berpuasa, menahan diri dari lapar dan dahaga. Saudara-saudara kita dari Muhammadiyah, PUI, dan Assyahadatain merayakan Idulfitri pada Jum’at, 21 April 2023.

Berbeda dengan keputusan pemerintah dan NU yang menetapkan Hari Raya Idulfitri pada Sabtu, 22 April 2023. Iya, di tempat tinggalku Desa Segeran Kidul Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu, adalah potret kecil bagaimana kerukunan antar ormas agama tercipta.

Bahkan dalam keluarga besar suami juga ada yang Muhammadiyah. Berapa kali terjadi perbedaan awal Ramadan atau Lebaran kami sudah terbiasa. Tidak ada perdebatan panjang. Semua saling menghormati dan menghargai. Karena hakikatnya Idulfitri adalah bergembira di hari raya bersama keluarga.

Seperti malam tadi, ketika sore bada Maghrib beberapa masjid Muhammadiyah sudah takbiran. Lalu begitu masuk waktu tarawih, di mana masjid dan musala NU masih menjalankan salat tarawih berjamaah, seluruh masjid Muhammadiyah, PUI dan Assyahadatain sepi. Tidak ada suara takbiran.

Begitu tarawih selesai, baru terdengar lagi lantunan takbiran. Saling bersahutan, mendayu-dayu memecah malam. Dan kami warga Segeran Kidul, sudah pernah, dan sering mengalami hal serupa. Dua malam berturut-turut kami menikmati suasana malam semarak dengan lantunan takbir hingga jelang Subuh nanti.

Baca Juga:

Islam adalah Agama Kasih: Refleksi dari Buku Toleransi dalam Islam

Menjembatani Agama dan Budaya: Refleksi dari Novel Entrok Karya Oky Madasari

Dalil Agama Soal Kebolehan Alat KB

Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

Bergembira di Hari Raya

Sudah sepantasnya di hari raya ini kita bergembira. Sebagaimana yang terekam dalam ingatan masa kecil kita, yang begitu terpesona dengan hari raya. Malam tak bisa segera tidur. Sulit sekali memejamkan mata, tak sabar hari berganti dan segera mengenakan baju baru. Atau pakaian terbaik yang pernah kita miliki.

Perasaan bahagia bersama kenangan masa kecil itu, mengendap dan tertinggal abadi. Ada perasaan hangat mengenang segala kebaikan para tetua kampung, dan pini sepuh. Di mana dalam suatu masa, aku pernah ikut berbaris memanjang menunggu giliran sungkem dan salaman di rumah Buyut. Setelah itu masing-masing cucu, cicit hingga canggah mendapatkan lembaran uang kertas. Rp. 100,- mungkin jika sekarang setara dengan Rp. 10.000,-

Usai berkeliling silaturahmi ke rumah sanak saudara dan tetangga, dengan suguhan makanan, dan kue-kue terbaik serta terenak itu, kami pergi ke studio foto IWI di dekat pasar Kertasemaya. Untuk mengambil foto terkeren, dengan baju yang paling bagus. Foto tak langsung jadi. Kami harus menunggu beberapa hari untuk melihat hasil cetaknya.

Sementara hari ini, hanya menggunakan gawai, kita bisa mengambil foto sebanyak apapun yang kita inginkan, dan bisa langsung tahu hasilnya. Sungguh peradaban manusia melalui teknologi digital begitu cepat perubahannya. Puas berfoto di studio, kami langsung melipir ke sekitaran studio, ada toko Babah Simpang. Toko kelontong serba ada yang paling besar dan lengkap pada zamannya.

Toko ini dikelola oleh keluarga China. Masih satu famili dengan owner studio foto IWI. Kami ke toko, dengan modal uang hasil salam-salaman itu, membeli es krim, dan snack makanan ringan, seperti Taro dan Chiki Balls.

Jika masih ada lebihan uang, kami pergi makan bakso dan es campur. Atau kami simpan, untuk esok harinya pergi piknik ke Pantai Tirtamaya Indramayu, atau naik kemidi putar di Bulak Jatibarang. Ya sesederhana itu ingatan masa kecilku merayakan kegembiraan di hari yang fitri.

Pungkasi Ramadan dengan Sebaik-baik Amal Perbuatan

Jadi kembali pada makna gembira yang khas anak-anak itu, sebaiknya jangan nodai dengan perdebatan perbedaan hari raya Jumat atau Sabtu, mana yang lebih baik. Atau misal sebagai mayoritas merasa paling benar. Yang penting kedua-duanya sama pula, memungkasi ibadah di bulan Ramadan, dengan sebaik-baik amal perbuatan. Di antaranya adalah saling menghormati pilihan berhari raya. Jumat ataupun Sabtu.

Sedangkan kami sendiri, saya dan suami, memilih berhari raya di Hari Sabtu. Selain latar belakang keluarga kami adalah NU, juga pertimbangan sebagai warga negara Indonesia mengikuti keputusan ulil amri atau pemerintah. Akhir kata, selamat merayakan kegembiraan Hari Raya Idulfitri bersama keluarga.

تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تَقَبَّلْ ياَ كَرِيْمُ وَجَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْعَاءِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ وَالْمَقْبُوْلِيْنَ كُلُّ عاَمٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ

Taqabbalallaahi minnaa wa minkum taqabbal yaa kariim, wa ja’alanaallaahu wa iyyaakum minal ‘aaidin wal faaiziin wal maqbuulin kullu ‘aamin wa antum bi khair.

Artinya: “Semoga Allah menerima (amal ibadah) kami dan kamu, wahai Allah Yang Maha Mulia, terimalah! Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang serta diterima (amal ibadah). Setiap tahun semoga kamu semua senantiasa dalam kebaikan.” []

 

Tags: 1 Syawal 1444 HagamaHari Raya Idul FitriMuhamamdiyahNUOrmas
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Jilbab

Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan

1 Juni 2025
Sukainah

Tren Mode Rambut Sukainah

31 Mei 2025
IUD

Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

31 Mei 2025
Kodrati

Mengenal Perbedaan Laki-laki dan Perempuan secara Kodrati

31 Mei 2025
Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Menilik Peran KUPI Muda dalam Momen Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

30 Mei 2025
Etika Sosial Perempuan 'Iddah

Etika Sosial Perempuan dalam Masa ‘Iddah

28 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jilbab

    Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tren Mode Rambut Sukainah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)
  • Tren Mode Rambut Sukainah
  • Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID