• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Membongkar Tabu Impotensi pada Laki-laki

Dalam satu masalah yang sama, impotensi. Ternyata ada beragam cara laki-laki dalam  mensikapinya. Semua akan dilakukan sebagai mekanisme pertahanan diri atau self defends mechanism

Ahsan Jamet Hamidi Ahsan Jamet Hamidi
09/05/2022
in Personal, Rekomendasi
0
Impotensi

Impotensi

808
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“Kemaren ada pemuda tolol seusiamu datang ke sini. Mau tahan lama, eh…burungnya digosok odol. Kadang-kadang, laki-laki itu memang otaknya ada di burungnya”. Ungkap Mak Jerot, dukun pijat lemah syahwat kepada pasiennya.

Mubadalah.id – Itu adalah penggalan dialog Film “Vengeance Is Mine, All Others Pay Cash”, (2021). Film berbahasa Indonesia produksi Palari Films yang digarap Edwin sebagai sutradara. Cerita ini diadaptasi dari novel berjudul; “Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas”, karya Eka Kurniawan. Film keren ini ditayangkan perdana pada segmen Concorso Internazionale, dalam ajang Locarno International Film Festival 2021 di Swiss. Apa kaitannya film ini dengan impotensi?

Film Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas ini berkisah tentang seorang pemuda bernama Ajo Kawir, yang sudah kehilangan rasa takut dalam hidupnya. Jagoan kampung ini sangat bernyali. Ia bisa melawan siapa saja untuk bertarung melawan dirinya. Dari balapan liar dengan motor butut, hingga perkelahian satu-lawan satu.

Dalam setiap adegan ekstrim yang dilakoninya, Ajo selalu teguh memegang prinsip yang sejatinya sangat ia benci; “hanya orang yang gak bisa ngaceng, bisa ngapain saja tanpa takut mati” (dikutip dari narasi Film “Vengeance Is Mine, All Others Pay Cash”). Meski babak belur dihajar gerombolan pemuda di tempat bilyar, Ajo tetap tidak akan pernah mengalah.

Dalam kesehariannya, ia termasuk pemuda santun dan cuek tapi terkenal. Ia mengelola bengkel mobil di kampungnya. Ajo, tidak pernah membuat onar, meski gemar berkelehi. Salah satu hiburan kegemarannya adalah mendengarkan siaran radio lagu-lagu dangdut kesukaanya di malam hari.

Suatu ketika, Ajo menantang tarung seorang juragan pasir dikampungnya yang selalu dikawal pendekar perempuan, bernama Iteung. Ajo berduel habis-habisan melawan Iteung. Ajo babak belur, penuh luka dan ambruk. Usai berkelahi habis-habisan, Ajo bisa memotong salah satu daun telinga juragan pasir sebagai symbol kejagoannya. Ajo dan Iteung jadi sering berjumpa, lalu keduanya saling jatuh cinta. Hasrat dan nyali besar Ajo untuk bertarung, didorong oleh sebuah rahasia, ia impoten.

Baca Juga:

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

Di tengah kebun pisang saat hujan deras, sepasang calon kekasih ini basah kuyup dan sedang mengungkap isi hatinya;

Ajo : “aku mencintaimu…”

Iteung : “apa…?. Katakan sekali lagi ”.

Ajo : “aku mencintaimu. Tapi aku tak bisa…”

Iteung : “tak bisa apa? Katakan!”

Ajo : “burungku tidak bisa berdiri…”

Iteung : “aku tidak peduli meski burungmu tidak bisa berdiri”.

Ajo : “apa yang akan kamu lakukan dengan laki-laki yang burungnya tidak bisa berdiri?”

Iteung : “aku akan mengawinimu!”

Mereka menikah, lalu keduanya harus berjuang mati-matian menaklukkan masalah ikutan yang akan terus menyertai masalah utamanya, impotensi!

Cerita Serupa

Mbah Kusnun, tinggal di desa berhawa dingin di lereng gunung Lawu. Ia berprawakan kurus tinggi, gagah sekali saat berjalan. Kumis dan jenggotnya memutih, dibiarkan tumbuh lebat, hingga menambah angker tampangnya. Dia sangat dikenal sebagai laki-laki jagoan kampung yang tidak mempan dibacok. Warga desa sangat takut, karena ia juga diyakini memiliki ilmu santet.

Tanpa malu, Mbah Kusnun  sesumbar bahwa ia adalah laki-laki super jago di atas ranjang. Ia mampu menaklukkan banyak perempuan yang ditidurinya. Untuk menambah kesan hebatnya, ia juga menyebarkan kabar, bahwa “burung”nya seukuran penis kuda. Para perempuan desa memilih untuk menghindar saat harus berjumpa dengannya. Mereka takut, sekaligus risih dan jijik dengan cerita yang sering diperbincangkan dimana-mana.

Suatu ketika, Mbah Kusnun meninggal dunia. Para kerabat kumpul untuk memandikan jenazahnya. Satu persatu pakaian mayat itu dilucuti. Ketika celana gombrongnya dicopot, sontak semua orang yang ada di tempat permandian itu  kaget luar biasa. Mata mereka terbelalak oleh ukuran penis Mbah Kusnun, yang hanya sebesar jari kelingking anak remaja. “Pret! Dasar penipu ulung Kowe Mbah!”. Kang Sarimin memaki dalam hatinya.

Jauh di daerah lain, ada cerita tentang Kaji Sarkum, saudagar toko klontong di Pasar Gombel Lor. Ia pernah punya 10 istri sekaligus. Meski demikian, tidak ada satupun yang berhasil memberikan keturunan. Ketika satu-persatu istrinya diceraikan, ternyata mereka bisa memberikan keturunan bersama dengan pasangan barunya.

Lalu Kaji Sarkum akan menikah lagi, dan cerai lagi, terus begitu. Para pemuda kampung mengantri, saling berebut menunggu janda Kaji Sarkum. Selain karena pasti cantik, ada yang sangat istimewa.  “Mantan istri Kaji Sarkum, dijamin tidak pernah digauli”. Begitulah rumornya.

Kabar bahwa Kaji Sarkum sebagai tukang kawin sudah menyebar kemana-kemana. Begitupun tentang kerahasiaan yang selama ini tertutup rapat. Lama-lama terbuka juga. Dia memang punya masalah dengan impotensi. Untuk mengatasinya, daripada konsultasi ke dokter, dia lebih memilih untuk menikah dengan perempuan berkali-kali.

Bermula dari Konstruksi Budaya

Bagi saya, impotensi, adalah hal biasa yang lumrah terjadi. Masalah ini jamak terjadi pada laki-laki. Sebagaimana sakit flu, batuk, sakit kepala, dan seterusnya. Mengapa masalah impotensi itu menjadi sangat luar biasa akibatnya? Karena para laki-laki acap membantahnya. Ada yang malu, hingga enggan mendiskusikan dengan pasangan. Apalagi mengobatinya. Mungkin, orang-orang itu sudah terbawa arus dalam kubangan konstruksi sosial yang ada, bahwa ejakulasi dini adalah aib yang nista.

Entah darimana asal mula konstruksi tentang relasi (laki-laki perempuan) yang dipercaya oleh banyak laki-laki itu. Mitosnya begitu beragam; Misalnya, bahwa kesenangan perempuan, hanya bisa dipenuhi dengan seks. Bahwa laki-laki boleh kalah bersaing dengan perempuan dalam hal apa saja, asal tidak kalah di atas ranjang.

Ketika laki-laki mengalami ejakulasi dini, maka harga diri dan kewibawaannya seolah runtuh seketika. Untuk itu, ia kerap memilih berbagai upaya untuk mengkompensasi kekalahannya. Tidak peduli apakah tindakan itu sangat membahayakan dirinya.

Impotensi, Menundukkan atau Membahagiakan?

Saya bukan ahli yang mampu mengatasi masalah impotensi. Hemat saya, masalah ini lebih lekat dengan persoalan emosi dan kejiwaan seseorang. Tapi, ia bisa berimplikasi pada daya tahan dan kemampuan seksual laki-laki. Saya memang kerap mengamati-tanpa teori-tentang cara laki-laki mengatasi masalah impotensi. Paling tidak, ada dua pandangan yang dianutnya;

Pertama, ada yang berpandangan, bahwa dalam hal persebutuhan antara laki-laki dan perempuan, seorang laki-laki harus mampu “mengalahkan” perempuan. Lelaki harus menjadi juara. Mungkin, pandangan ini dipengaruhi oleh propaganda obat kuat, media sosial, atau pandangan umum di lingkungannya.

Pandangan seperti ini bukan hanya keliru, tetapi juga membahayakan. Terutama bagi para perempuan. Ia akan berimplikasi pada pola relasi dalam keseharian hidup sebuah pasangan. Di mana, perempuan akan menjadi objek seksual yang perlu dikalahkan oleh keperkasaan seorang laki-laki. Dalam konteks yang lain, berarti, perempuan juga harus mengalah, tunduk dengan superioritas laki-laki.

Sayangnya, ketika laki-laki tidak mampu membuktikan keperkasaannya, ia akan sangat frustasi, lalu memilih jalan pintas. Seperti; penggunaan obat kuat, psikotropika. Sekedar untuk membuktikan keperkasaan semunya.

Kedua, adalah kelompok orang yang berusaha menerapkan prinsip kesalingan dalam membangun relasi pada sebuah pasangan. Mereka berpandangan, bahwa dalam hal berhubungan badan, masing-masing orang harus selalu mendasarkan dirinya pada prinsip; saling menyayangi, saling menyenangkan, saling memahami kekurangan masing-masing, saling mencintai, hingga puncaknya adalah, bisa saling membahagiakan pasangan.

Ketika ada masalah yang bisa menganggu pencapaian kebahagiaan pasangan, ia akan menganggapnya sebagai hal lumrah. Ia akan memilih untuk mendialogkannya secara terbuka, sehingga mampu menemukan akar masalah. Mungkin stress akibat pekerjaan dan sebagainya. Bahkan jika perlu, pasangan ini akan berkonsultasi dengan para ahli sebagai jalan keluarnya.

Dalam satu masalah yang sama, impotensi. Ternyata ada beragam cara laki-laki dalam  mensikapinya. Semua akan dilakukan sebagai mekanisme pertahanan diri atau self defends mechanism. Ajo Kawir, memilih untuk berkelahi, ikut balapan liar dan melakukan aktifitas ekstrim yang membahayakan dirinya.

Mbah Kusnun, memilih untuk menyebarkan berita bohong tentang keperkasaanya. Kaji Sarkum, memilih untuk mengawini puluhan perempuan, sekedar untuk membuktikan kejantanannya. Sementara itu, akar masalah mereka, impotensi, tidak juga menemukan solusi.

Selalu ada masalah dalam hidup seseorang ketika berpasangan. Meski wujudnya berbeda, namun, dibutuhkan satu sikap dewasa yang sama untuk mengatasinya. []

Tags: Hak Kesehatan ReproduksiImpotensikeluargaKesalinganKesehatan Mentallaki-lakiseksualitas
Ahsan Jamet Hamidi

Ahsan Jamet Hamidi

Ketua Ranting Muhammadiyah Legoso, Ciputat Timur, Tangerang Selatan

Terkait Posts

Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version