Mubadalah.id – Nabi Muhammad Saw telah memberikan banyak teladan bagi kita semua umat Islam. Termasuk meminta kita semua umat manusia untuk menebar kedamaian.
Perintah untuk menebar kedamaian itu merupakan salah satu anjuran yang pernah diminta langsung oleh Nabi Muhammad Saw.
Dalil Menebar Kedamaian adalah Sunnah
Perintah bahwa umat manusia diminta untuk menebar kedamaian itu merujuk pada salah satu hadis dari Shahih Bukhari. Karenanya, menebar kedamaian adalah sunnah Nabi Muhammad.
Isi hadis tersebut sebagai berikut, Abdullah bin Amr ra, Nabi Muhammad Saw menegaskan bahwa sebaik-baik praktik berislam adalah memberi makan kepada orang lain dan mengucapkan salam kepada semua orang, baik sudah yang dikenal, maupun yang belum dikenal (Sahih Bukhari, no. hadis: 28).
Ucapan salam, menurut Faqihuddin Abdul Kodir, merupakan kalimat singkat yang biasa diucapkan umat Islam, sesama mereka. Yaitu kalimat assalamu’alaikum, atau lengkapnya assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Artinya: salam sejahtera bagi kalian semua, kasih sayang Allah dan juga keberkahan-Nya.
“Jika melihat maknanya, ucapan salam adalah pembuka pertemuan dengan kata-kata yang meneduhkan dan menenangkan,” tulisnya.
Selain itu, Kang Faqih menyampaikan, secara bahasa, kata “salam” juga berarti perdamaian.
Membaca salam kepada orang yang dikenal dan yang tidak dikenal, lanjutnya, juga berarti secara simbolik perintah untuk menebar kedamaian kepada semua orang di dunia ini. Baik dari kelompok sendiri yang kita kenal, maupun dari kelompok, kaum, atau bangsa lain yang tidak kita kenal.
“Kondisi damai adalah pra-syarat masyarakat bisa saling mencintai dan menyayangi satu sama lain,” jelasnya.
“Saling cinta dan saling kasih adalah pra-syarat keimanan yang paripurna. Dan keimanan yang paripurna, pada akhirnya, adalah tiket bagi masuk surga,” tambahnya.
Hal demikian ini, Kang Faqih menyampaikan, ditegaskan hadis Nabi Muhammad Saw yang diriwayat Abu Hurairah ra. Nabi Saw bersabda:
“Kalian semua tidak akan masuk surga kecuali jika kalian beriman. Kalian tidak akan beriman kecuali jika kalian saling mencintati satu sama lain. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian lakukan akan memudahkan kalian untuk saling mencintai satu sama lain? Tebarkanlah perdamaian di antara kalian.” (Sahih Muslim, no. 203).
Kang Faqih mengingatkan, jika pikiran, sikap dan perilaku kita lebih mengedepankan pertemuan dan perdamaian, dibanding perpecahan, konflik, dan peperangan, baik dalam komunitas kecil, dalam keluarga, masyarakat desa, dan negara, maupun lebih besar lagi dunia, baik sesama muslim maupun seluruh umat manusia.
“Maka peradaban dunia ke depan akan tercipta lebih baik, dan kita umat Islam akan lebih berhak atas peradaban tersebut,” tukasnya. (Rul)