Mubadalah.id. – Malam pergantian tahun menjadi momen paling menegangkan dengan hantaman hujan roket di wilayah Israel. Roket tersebut diluncurkan dari Gaza ke Tel Aviv dan berhasil memporak-porandakan kota bagian dari Israel tersebut. Sebelumnya, suasana laut merah juga sempat mencekam sebagai akibat dari perang dingin antara Palestina dan Israel.
Propoganda perang dingin terus berlanjut. Negara-negara lain seperti Yaman dan Iran mulai melakukan tindakan militer untuk membela warga Palestina yang tertindas. Tindakan tersebut berupa menghadang kapal-kapal yang akan menuju Israel ataupun kapal-kapal yang berkaitan dengan Israel.
Laut merah sebagai jalur perdagangan utama yang menghubungkan Eropa dan Amerika Utara dengan Asia melalui Terusan Suez tersebut akhirnya penuh dengan bangkai kapal, buntut dari saling serang antara Militer Houthi Yaman yang membela Palestina dan kapal-kapal Barat yang pro-Israel.
Kesetiakawanan Yaman dan Iran membantu Palestina
Yaman yang merasa berkewajiban untuk membela saudara atas dasar agama dan kemanusiaan bersikap tegas dengan menghadang kapal-kapal pemasok senjata dan logistik yang menuju Israel. Menteri Pertahanan Yaman, Mayor Jenderal Mohammad al-Atifi menyampaikan hal ini pada Kamis, 28 Desember 2023 lalu.
Mengutip dari Kompas.com, Sikap Yaman tersebut juga mendapat dukungan dari Iran yang mengirimkan armada kapal perangnya ke Laut merah setelah sebelumnya tiga kapal Houthi Yaman mendapat serangan helikopter Amerika Serikat pada 31 Desember 2023. Yaman dan Iran mengungkapkan ketegangan di Laut Merah akan berhenti jika negara-negara Barat juga berhenti mendukung Israel.
Konflik di Palestina akhirnya menarik negara-negara lain terlibat dalam perang yang sudah berlangsung lebih dari 80 hari tersebut. Banyak negara yang akhirnya terseret dalam pusaran rumit dari konflik kedua negara tersebut.
Himpitan terhadap Israel Peluang untuk Bersepakat Damai
Mengutip dari Tribunjatim Official, Pada 28 Desember 2023 kemarin, Hamas berhasil memborbardir lebih dari tujuh puluh tank lapis baja Israel, sehingga memukul mundur pasukan Israel secara perlahan. Banyaknya tentara IDF (Israel Defense Forces) yang tewas dalam medan peperangan menjadi titik lemah yang harusnya menjadi perhatian Israel untuk segera menghentikan perang. Harapan kemenangan bagi Palestina untuk terbebas dari ketertindasan sudah di depan mata.
Upaya untuk mendapatkan kebebasan tersebut harus terus berkobar. Tersudutnya Israel seharusnya menjadi peluang bagi kedua negara untuk membuat kesepakatan damai. Jika antara keduanya tidak bisa mengkomunikasikan kesepakatan tersebut, maka peran dari negara lain untuk menjembatani perdamaian antara keduanya sangatlah perlu adanya.
Campur tangan negara lain untuk mencapai perdamaian antara kedua negara itu mutlak dibutuhkan. Sementara propaganda dari negara-negara yang hanya memanfaatkan konflik antara kedua negara tersebut untuk kepentingan komersil di negaranya sendiri harus disingkirkan. Perdamaianlah yang harusnya menjadi tujuan hidup bernegara dan bermuamalah secara internasional.
Akhiri Perang dan Berikan Sanksi Tegas
Serangan Israel yang membabi buta memanglah buntut dari serangan Hamas secara mendadak pada bulan Oktober 2023 lalu. Bukan tanpa alasan, Hamas melakukan serangan sebagai bentuk pemberontakan setelah bertahun-tahun mengalami ketertindasan.
Akibat serangan Hamas tersebut, Israel melakukan serangan balik yang bertujuan untuk membumi hanguskan Gaza yang juga mendapatkan pembelaan dari Inggris dan Amerika dengan alasan pembelaan diri. Namun pada akhirnya tindakan Israel yang menewaskan lebih dari dua ribu penduduk Palestina di Jalur Gaza tersebut mendapatkan kecaman dari banyak negara di dunia.
Baku tembak, dentuman bom, gemuruh bangunan yang roboh, suara jeritan serta tindakan di luar batas kemanusiaan yang sangat menyayat hati tersebut harus segera berakhir. Pengadilan Internasional harus memberikan keadilan terhadap tindakan penindasan atas dasar kemanusiaan yang terjadi di Palestina, khususnya di Gaza.
Semua mata dunia sangat menyayangkan perang yang membuat ribuan nyawa berjatuhan tersebut. Pelajaran berharga dari perang dunia I dan II harusnya sudah cukup menjadi cermin betapa menyedihkannya dialog yang harus selesai dengan jalan perang. []