• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Mengasah, Mengasih dan Mengasuh Bukan Hanya Tugas Ibu

Penggunaan perspektif mubadalah dalam melihat fenomena di lingkungan sekitar mengajarkan saya bahwa dalam pengasuhan anak pun, yang tepat memang dilakukan oleh dua pihak sekaligus, yakni ayah dan ibu.

Rizka Umami Rizka Umami
23/01/2021
in Keluarga
0
Tugas Ibu

Tugas Ibu

288
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa waktu lalu saya bertemu dengan teman SMA yang telah lebih dulu menikah. Saat ini ia berstatus sebagai ibu rumah tangga dengan satu anak. Ketika kami bertemu, ia banyak bercerita tentang kehidupannya setelah menikah dan ketika menjadi seorang ibu. Baginya, hal itu tidak mudah karena banyak beban tugas ibu dan tanggung jawab yang mesti diemban. Terlebih ketika menurut sang suami, bagian mengasah, mengasih dan mengasuh anak adalah tugas ibu.

Landasannya tentu saja ‘al ummu madrasah ūlā’ dan sebagai madrasah pertama, sudah kewajiban dan tugas ibu untuk mendidik anaknya agar bisa menjadi sosok yang diharapkan orangtuanya. Maka ketika seorang anak memiliki sifat pemarah, suka berbohong, susah diperintah atau tidak mau menuruti kehendak orangtua, ia merasa gagal dan bersalah.

Ia menganggap dirinya, tidak memenuhi tugas ibu, dan telah memberi pengaruh yang buruk pada anaknya. Sementara sang suami yang notabene adalah ayah dari anak tersebut turut menyalahkannya atas semua hal buruk yang dilakukan si anak.

Meski saya belum pernah merasakan bagaimana menjalani tugas ibu, akan tetapi saya kurang sepakat dengan caranya memposisikan diri sebagai ibu. Pun pada sikap suami yang seakan-akan tidak berkontribusi pada pembentukan karakter anaknya. Bukankah mengasah karakter, memberi kasih sayang dan mengasuh anak merupakan tugas dan kewajiban kedua orangtua?

Menurut saya, ibu dan ayah memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama dalam pengasuhan anak. Keberadaan ibu yang memilih untuk di rumah atau menjadi ibu rumah tangga tidak bisa serta merta dimaknai sebagai pengambil-alihan tugas dan tanggung jawab ayah, sehingga meniadakan tugas ayah dalam mengasah, mengasih dan mengasuh anak-anaknya di rumah.

Baca Juga:

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

Ungkapan bahwa tugas ibu adalah sekolah pertama juga kurang tepat apabila dimaknai sebatas pada penyerahan seluruh tugas pengurusan anak pada ibu. Saya lebih sepakat ketika ungkapan al ummu madrasah ūlā dimaknai secara lebih progresif, bahwa pendidikan juga merupakan hak yang harus diperoleh perempuan. Hal ini mengingat di masa lalu, perempuan tidak bisa mendapatkan akses pendidikan, sehingga posisinya di dalam masyarakat seringkali terpinggirkan.

Ketika seorang perempuan bisa memperoleh akses pendidikan yang setara dengan laki-laki, perempuan akan terhindar dari kebodohan, sehingga bisa mengupayakan keadilan bagi dirinya sendiri. Selain itu, di kemudian hari ketika telah berumahtangga, suami dan istri dapat membangun relasi yang ma’ruf. Mereka juga akan bisa mengasuh dan mendidik anak-anaknya dengan lebih baik.

Sebagaimana disampaikan oleh Kiai Faqih dalam buku Qiraah Mubadalah, bahwa dalam pengasuhan dan pendidikan anak, ayah dan ibu mengemban peran yang sama. Bukan hanya tugas ibu yang menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya, akan tetapi ayah pun memiliki andil yang serupa.

Sebagai orangtua, keduanya adalah sekolah pertama yang sangat menentukan tumbuh kembang anak. Ayah dan ibu adalah unit terkecil dalam lingkungan keluarga yang punya kontribusi utama dalam mentransformasikan ilmu, identitas keagamaan dan penguatan karakter anak.

Hal ini sesungguhnya juga telah diteladankan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam mengasuh Hasan dan Husein, dikisahkan bahwa Nabi pun ikut memberikan pengasuhan dan pendidikan karakter pada keluarganya secara langsung. Bahkan pernah dikisahkan ketika Hasan dan Husein sedang berjalan lalu jatuh, Nabi Muhammad SAW langsung menghampiri cucu-cucunya, menggendong dan memangku keduanya. Padahal saat itu, Nabi Muhammad SAW juga tengah melaksanakan khutbah di hadapan para sahabat.

Dari kisah tersebut, bisa diambil pelajaran bahwa laki-laki pun memiliki tugas yang sama dengan perempuan sebagai orang tua, yakni memberikan pengasuhan, kasih sayang dan pendidikan pada anak. Keduanya, sebagai suami istri sekaligus ayah dan ibu harus bisa saling bertukar peran, saling menguatkan dan bekerja sama secara utuh, hadir untuk membentuk karakter dan mengasah potensi anak.

Ketika kasih sayang dan perhatian didapatkan hanya dari satu pihak, maka pasti akan memberi dampak pada perkembangan anak. Contoh kecilnya seperti yang terjadi pada kawan lama yang saya ceritakan di awal. Sifat pemarah yang dihadirkan oleh sang anak bisa jadi karena kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari ayahnya. Sementara ayah yang seharusnya juga ikut serta berperan mengasah, mengasih dan mengasuhnya, justru meletakkan seluruh tugas dan tanggung jawab pada istri.

Penggunaan perspektif mubadalah dalam melihat fenomena di lingkungan sekitar mengajarkan saya bahwa dalam pengasuhan anak pun, yang tepat memang dilakukan oleh dua pihak sekaligus, yakni ayah dan ibu. Ketika perempuan dituntut untuk hadir secara penuh sebagai ibu dalam mendidik anak, maka ayah juga harus hadir di dalamnya. Keduanya mesti mewujud sebagai orang tua yang siap secara fisik, mental dan pengetahuan untuk mengasah, mengasih dan mengasuh anak menjadi generasi yang membanggakan. []

 

Tags: ayahIbukasih sayang anakkeluargaMengasuh anakorang tuaParenting Islami
Rizka Umami

Rizka Umami

Alumni Pascasarjana, Konsentrasi Islam dan Kajian Gender.

Terkait Posts

Kekerasan Seksual Sedarah

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

19 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Pendidikan Seks

Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?

14 Mei 2025
Mengirim Anak ke Barak Militer

Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

10 Mei 2025
Menjaga Kehamilan

Menguatkan Peran Suami dalam Menjaga Kesehatan Kehamilan Istri

8 Mei 2025
Ibu Hamil

Perhatian Islam kepada Ibu Hamil dan Menyusui

2 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!
  • KB dalam Pandangan Islam
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version