Mubadalah.id – Saya mau cerita dulu. Salah seorang guru saya di Pesantren Raudlatut Tholibin, Babakan, Ciwaringin, sebut saja namanya Ust Fadil. Ia pernah bercerita langsung kepada saya, bahwa hanya selang beberapa saja menuju hari H pernikahan, semua rencana pernikahan malah gagal total.
Ratusan undangan yang telah disebar, sewa catering, dan segala keperluan semuanya telah dipersiapkan, tetapi mau bagaimana lagi, ternyata hanya dalam beberapa hari itu, Ust Fadil belum bertemu jodohnya. Allah berkehendak lain. Inilah misteri jodoh.
Lalu siapa akhirnya jodoh Ust Fadil? Ternyata perempuan yang awalnya tidak ia kenal sama sekali. Kenal hanya lewat Facebook. Terlibat komentar dan inbox hanya singkat, tetapi justru ini momen-nya. Di mana tidak lebih dari seminggu, keduanya memutuskan menikah dan masih menjalani hubungan rumah tangga sampai sekarang. Ust Fadil ini sekarang bekerja menjadi salah satu pegawai di Kementerian Agama pusat, di Jakarta.
Jodoh itu Misteri
Lain Ust Fadil dengan Ust Akbar. Ust Akbar ini sama-sama guru saya di Pesantren. Kalau Ust Fadil guru sharaf, sedangkan Ust Akbar guru mengaji Al-Qur’an. Orangnya baik, supel. Tidak berlebihan jika salah seorang Kiai jatuh hati untuk menikahkan putri pertamanya dengan Ust Akbar.
Singkat cerita, pernikahan berlangsung dengan lancar dan ramai. Apakah tahu perjalanan hidup tidak lama setelah pernikahannya bagaimana? Istrinya malah berbalik membenci suaminya. Tak ada hujan, tak ada angin, istrinya Ust Akbar malah semakin enggan berdekatan dengan suaminya.
Padahal istrinya Ust Akbar bisa tetap bersosialisasi dengan siapa pun dengan baik, termasuk dengan saya. Akhirnya Ust Akbar menikah lagi (setelah menjalani tirakat khusus bertahun-tahun), sementara mantan istrinya setahu saya masih menjanda.
Saya pikir cukup ya dua contoh cerita nyata misteri jodoh itu. Selain dua contoh cerita nyata itu tentu masih banyak sekali. Ada yang langgeng tetapi penuh dengan ujian, ada yang memutuskan bercerai, ada yang dipoligami, ada yang selingkuh dan masih banyak lagi. Itu artinya apa? Bahwa soal jodoh itu misteri.
Rencana Allah tetap yang Terbaik
Manusia bisa berencana, tetapi rencana Allah tentu tetap yang terbaik. Saya harus mengatakan bahwa siapa pun berhak menentukan jodohnya masing-masing, dengan segenap ikhtiar dan do’a. Asalkan kita tidak boleh saklek dan mematok bahwa keyakinan diri kita sendirilah yang paling benar. Sampai kemudian kita menutup nasihat dari orang lain, apalagi orang tua.
Ada perempuan yang merasa sudah cocok dengan seorang laki-laki untuk kemudian akan dijadikan pasangannya. Namun, persoalannya adalah Bapak dari perempuan ini tidak menghendaki mereka berjodoh.
Ndilalah laki-laki tersebut malah cepat-cepat mencari pengganti perempuan lain, meskipun untuk kemudian dikenalkan dengan Bapaknya di rumah. Dalam posisi sebagai perempuan pertama, saya menyarankan agar tetap tenang dan berhusnuzhan kepada Allah, kepada orang tuanya. Jangan cepat-cepat ambil kesimpulan.
Kalau benar perempuan ini yakin sampai 100 persen dan tidak mau berpaling, sebelum ada janur kuning melengkung dengan orang lain. Tempuhlah ikhtiar dengan baik. Bicarakan baik-baik dengan orang tuanya, kenapa sampai menolak. Orang tua menolak itu saya berani jamin bukan tanpa alasan.
Ikhtiar dan Salat Istikharah
Sebagai pertimbangan, bagaimana agama laki-laki tersebut? Latar belakang keluarganya? Seberapa serius tanggungjawabnya terhadap calon istrinya? Bagaimana akhlak laki-laki tersebut kepada calon mertuanya selama ini?
Terus memohon petunjuk kepada Allah melalui misalnya salat istikharah, sedekah karena Allah do’anya agar dimudahkan jodoh, sharing dengan orang yang dipercaya, bekali diri dengan membaca buku ihwal jodoh dan pernikahan, dan masih banyak lagi.
Saya yakin, jika ikhtiarnya baik, Allah akan menunjukkan kebaikannya. Untuk do’a atau amalan, saya pernah diijazahi oleh Habib Salim Asysyathiri sebuat ayat: “Rabbiy inniy lima anzalta ilayya min khairin faqiir.” Kalau mau dan yakin amalkan saja.
Kalau memang berjodoh, saya jamin, Allah akan membukakan seterjal apa pun jalannya. Demikian juga sebaliknya, kalau belum berjodoh, sekuat apa pun ambisi kita dalam menjemput jodoh hanya mau dengan laki-laki tersebut, tapi takdir Allah berbicara lain, niscaya yang ada akan kecewa. Wallahu a’lam. []