Mubadalah.id – Dalam ajaran Islam, Nabi Muhammad Saw berpesan kepada seluruh umat Islam untuk selalu berbuat baik kepada seluruh umat Islam, termasuk kepada para perempuan.
Perintah untuk berbuat baik kepada perempuan itu merupakan teladan penting yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw. Karena menurut Nabi Saw, dengan berbuat baik, termasuk memuliakan dan menghormati kepada perempuan itu menjadi bagian dari akhlak karimah.
Dalam hadis Nabi Muhammad Saw menyebutkan:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا». رواه الترمذي.
Artinya: Abu Hurairah Ra. menuturkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah ia yang paling baik perilakunya di antara kalian terhadap perempuan mereka.” (Sunan at-Tirmidi).
Dalam hadis tersebut, seperti Ibu Nurul Bahrul Ulum sampaikan dalam ngaji Ramadhan, bahwa Nabi Muhammad Saw sebetulnya sedang menjelaskan tentang posisi dan martabat kemanusiaan perempuan. Nabi Muhammad Saw mengingatkan kepada seluruh umat Islam bahwa berbuat baik kepada perempuan menjadi syarat keimanan sekaligus indikator orang-orang terpilih.
Akhlak yang Baik
Dengan begitu, menurut saya, sebaik-baiknya orang beriman adalah orang yang paling baik akhlaknya. Akhlak biasanya berkaitan dengan relasi antara individu dengan individu lainnya. Bagaimana ia menghormati orang lain, bagaimana ia tidak berburuk sangka kepada orang lain dan bagaimana ia berbagi kepada orang lain dan sebagainya.
Bahkan jika kita tarik dalam konteks relasi suami istri atau keluarga hadis ini berbicara kepada laki-laki baik sebagai ayah, suami, anak untuk memperlakukan keluarga yang berjenis kelamin perempuan secara terhormat dan manusiawi.
Namun sayangnya, dalam konteks sosial perilaku sebagian laki-laki justru kadang-kadang tidak memiliki relasi yang baik dengan perempuan. Karena sebagai laki-laki tersebut masih menempatkan perempuan masih sebagai makhluk seksual. Bukan intelektual maupun spiritual.
Oleh sebab itu, dengan semangat hadis di atas, saya kira menjadi inspirasi bagi kita semua bahwa mari menempatkan perempuan bukan lagi sebagai makhluk seksual, tetapi para perempuan adalah makhluk intelektual dan spiritual.
Dengan begitu, kita tidak akan lagi meminggirkan, menyudutkan, menyalahkan dan menjadikan perempuan sebagai objek kekerasan seksual.
Masih dengan semangat hadis di atas, mari menjadikan para perempuan sebagai manusia yang harus kita hormati dan muliakan. Apalagi Nabi Muhammad Saw mengingatkan kepada seluruh umat Islam bahwa berbuat baik kepada perempuan menjadi syarat keimanan sekaligus indikator orang-orang terpilih.
Kita bisa memulainya dengan dari keluarga kita sendiri, yaitu dengan menghormati dan memuliakan ibu kita. Bahkan lebih luas lagi kepada seluruh para perempuan. Terlebih dalam perspektif mubadalah, perintah berbuat baik itu berlaku bagi laki-laki dan perempuan.
Laki-laki dan perempuan sama-sama Nabi Muhammad Saw perintahkan untuk selalu menebarkan kebaikan, kedamaian, dan kemaslahatan kepada semua makhluk hidup. []