Mubadalah.id – Nazhirah Zainuddin merepuan sosok aktivis perempuan yang berhasil menulis buku yang menimbulkan kontroversi hebat. Buku tersebut adalah As-Sufur wa al-Hijab.
Para intelektual muslim di banyak negara mengecam keras buku ini dan menuduhnya sebagai pikiran asing dari Islam.
Meskipun telah menjadi klasik, buku ini tentu tetap saja relevan dengan situasi terkini kita. Buku ini bahkan dapat menjadi bekal pengetahuan para aktivis perempuan, terutama yang beragama Islam.
Buku As-Sufur wal al-Hijab mengupas secara panjang lebar hal-hal yang berkaitan dengan perempuan, terutama tentang jilbab dalam perspektif dan semangat pembelaan terhadap perempuan.
Nazhirah Zainuddin tampaknya sangat menyadari, bahkan mengalami betapa pandangan keagamaan belum memihak kepada keadilan bagi perempuan.
Melalui buku ini, ia bekerja secara intelektual melakukan analisis kritis terhadap pandangan-pandangan konvensional tersebut.
Pada zamannya, ia boleh jadi merupakan satu-satunya perempuan, bukan hanya di dunia Arab, melainkan juga di dunia Islam, yang melakukan kajian tafsir feminis secara ilmiah dan dengan perspektif serta ruh perempuan muslimah.
Hal menarik dari Nazhirah Zainuddin ialah keberaniannya berdebat dan berpolemik dengan sejumlah ulama besar Al-Azhar mengenai hal-hal yang dikajinya.
Al-Azhar adalah Universitas Islam tertua, didirikan lebih dari satu milenium, dan dipandang sebagai sumber pengetahuan Islam paling otoritatif.
Kritik Nazhirah Zainuddin dalam bukunya cukup tajam, mengena. Bahkan dapat kita pandang sebagai mendekonstruksi pandangan keagamaan konservatif yang para ulama wakili dari universitas Islam terkemuka di dunia itu.
Ia tampil dengan pikiran-pikiran yang berani dan membuat perseteruan dengan kaum ulama melalui argumen-argumen keagamaan yang sama. Tetapi dengan interpretasi yang berbeda, dan karena itu juga, ia menghasilkan produk pemikiran yang berbeda. []