Mubadalah.Id- Salah satu nasihat yang bijak yang diungkapkan oleh Nyai Badriyah Fayumi ialah jangan gamang untuk menikah. Pasalnya, tak sedikit anak muda yang takut akan hidup. Pun takut akan menikah. Beben keluarga, antara suami dan istri, belum lagi anak menjadi hal yang menyeramkan.
Zaman yang semakin modern di mana masyarakat menilai kesuksesan dan kemapanan itu penting, membuat banyak pemuda-pemudi lebih memilih sukses berkarir dan menjadi mapan sebelum menikah. Kesulitan dalam memenuhi kebutuhan keluarga menjadi kekhawatiran utama mereka untuk memasuki jenjang pernikahan. Kegamangan, ketakutan berkomitmen dan kekhawatiran akan terkekang nantinya, juga menjadi penghalang bagi sebagian mereka yang sudah cukup umur untuk menikah.
kecemasan dan ketidakpercayaan diri. Kekhawatiran dan gamang dalam pernikahan untuk menikah merupakan ujian kehidupan yang mesti dilalui
Kegamangan menikah bisa dimaklumi, karena menikah adalah keputusan penting yang akan berdampak panjang bagi kehidupan seseorang. Meski demikian, kegamangan jangan sampai berlarut-larut dan berlebihan hingga semuanya terlambat.
Menunda pernikahan terlalu lama akan berdampak buruk bagi anak-anak, saat-saat di mana mereka memerlukan didikan maksimal dari orang tuanya, namun orang tua mereka sudah berusia lanjut, atau bahkan sakit-sakitan.
Sejak dulu, banyak pasangan yang belum menikah meyakinkan diri mereka dan memasrahkan segalanya kepada Allah, lalu memutuskan menikah, dengan tetap berkarir dan berusaha menghidupi keluarga sampai berujung pada kesuksesan. Ini bukti bahwa berkarir sambil berkeluarga tidak mengurangi kemungkinan seseorang menjadi sukses.
Dalam Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 155, Allah berfirman:
ولنبلونكم بشيء من الخوف والجوع ونقص من الاْموال والاْنفس والثمرات وبشر الصا برين
“Dan sungguh Kami menguji kamu dengan sedikit rasa takut, lapar dan berkurangnya sebagian harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar”.
Nyai Badriyah Fayumi menegaskan bahwa kegamangan untuk menikah adalah bentuk kecemasan dan ketidakpercayaan diri. Kekhawatiran dan gamang dalam pernikahan untuk menikah merupakan ujian kehidupan yang mesti dilalui.
Untuk menuju pernikahan yang terpenting adalah niat, doa dan tawakkal. Itu merupakan senjata pemungkas yang harus dimiliki setiap orang yang beriman yang hendak menikah, manusia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Dalam Al-Qur’an, surah Ali Imran ayat 159, Allah berfirman:
فإدْا عزمت فتوكل على الله إن الله يحب المتو كلين
“…. Kemudian jika kamu sudah membulatkan tekad maka bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal.” (AD)
Sumber buku: Dari Harta Gono-Gini Hinga Izin Poligami, Nyai Badriyah Fayumi