• Login
  • Register
Sabtu, 17 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

Nyai Ratu Junti adalah salah satu wali Allah, ulama perempuan yang patut kita hormati perjuangannya dalam menyebarkan agama Islam.

Zahra Amin Zahra Amin
17/05/2025
in Figur
0
Nyai Ratu Junti

Nyai Ratu Junti

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam rangka menyemarakkan Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia, kali ini saya akan menuliskan salah satu ulama perempuan dari Indramayu, yang namanya masyhur bahkan menjadi satu nama desa dan kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu, di mana kini saya tinggal.

Ya, Nyai Ratu Junti, yang terkenal pula sebagai sosok sufi perempuan pada zamannya di wilayah Indramayu Cirebon. Kisah sufi perempuan termuat dalam banyak guratan sejarah Islam. Sufi terkenal dalam sejarah Islam, khususnya dari kalangan perempuan adalah Rabiah al-Adawiyah.

Dia terkenal karena kecintaannya kepada Allah. Dia menganggap tak ada sesuatu apa pun yang pantas ia cintai lebih besar dari Allah.

Kisah tentang kesufian sebagaimana Rabiah al-Adawiyah tersebut juga terjadi dalam sejarah Islam di nusantara. Dia memiliki kecintaan yang sangat besar kepada Allah. Dia terkenal sebagai perempuan yang sangat menjaga kesuciannya.

Nyai Ratu Junti adalah sosok perempuan yang berparas cantik, nama kecilnya adalah “Fatimah” Beliau merupakan syarifah Mesir keturunan dari Rasulullah SAW. Karena kecintaanya terhadap Allah SWT, sehingga beliau terkenal sebagai perempuan yang sangat menjaga kesucianya.

Baca Juga:

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

Mengenal Nyi Hindun, Potret Ketangguhan Perempuan Pesantren di Cirebon

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Bersama Ulama dan Guru Perempuan, Bangkitlah Bangsa!

KUPI Gelar Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Seruan Bangkit dari Krisis Kemanusiaan

Nyai Ratu Junti selalu menolak laki-laki yang berharap dia menjadi istrinya, karena terkenal sebagai seorang perempuan Sufi. Sementara itu, konon dia merupakan anak dari Ki Gedeng Junti dan Nyai Gedeng Junti. Keluarga ini berasal dari Champa, suatu negeri yang kini berada di Vietnam dan Kamboja.

Naskah Babad Cirebon

Nyai Ratu Junti dalam Babad Cirebon Carub Kandha Naskah Tangkil diceritakan selalu menolak untuk bersentuhan dengan laki-laki. Dia juga menghindari lak-laki yang berharap agar dirinya menjadi istrinya.

Cerita terkenal tentang Nyai ini yakni jatuh cintanya Dhampu Awang, seorang juragan yang kaya raya. Dia adalah putra dari Brahmana Sakti Linuwih. Untuk membuktikan keseriusan cintanya, Dhampu Awang lalu membawa harta dan kepingan emas yang beraneka ragam untuk dihadiahkannya.

Dhampu Awang sampai melempar-lemparkan perhiasan emas ke sembarang tempat di sekitar Keraton Ratu Junti. Tujuannya agar dia bersedia menemui dia dan hatinya luluh.

Namun, justru kebalikannya, Ratu Junti menolak dan semakin menjauh. Guna menghindari kejaran Dhampu Awang, Nyai membuat sayembara. Yaitu barang siapa yang bisa membongkar bersih Kuta Bambu Pri dalam semalam, maka ia akan mengabdi kepada orang itu.

Sayembara itu pun terdengar oleh Dhampu Awang lalu dia mengumumkan kepada semua orang.

“Hey wong Junti, carilah olehmu emas-emasku dalam semalam ini. Oleh itu sediakanlah peralatan untuk menggempur bersih Kuta Bambu Ori Nyi Ratu Junti,” kata Dhampu Awang.

Pengumuman Dhampu awang tersebut direspons oleh warga Junti. Mereka mengajak keluarganya yang tinggal di desa lain. Mereka membawa peralatan seperti linggis, pacul, wadung, bendo, rimbas, dan pedang.

Perlindungan Syekh Bentong

Ketika malam tiba, Dhampu Awang menebar emas. Penduduk Junti pun beramai-ramai menggempur Kuta Bambu Ori dan bersih. Kendati Dhampu Awang berhasil memenangkan sayembara, Nyai melarikan diri bersama putri angkatnya ke Karang Gayam. Yakni untuk meminta perlindungan kepada Syekh Bentong.

Dhampu Awang tahu Nyai Ratu Junti melarikan diri. Dia membuntutinya menggunakan perahu saktinya dari awang-awang. Di saat perahunya berada tepat di atas Syekh Bentong yang sedang berbincang dengan Nyai, perahunya jatuh ketika terbangun melihat sang Nyai sedang berada di depan sesepuh.

Dhampu Awang merasa malu atas perbuatannya yang terus memaksa Nyai Ratu Junti, meski telah tertolak. Dhampu Awang lalu pergi kembali ke negerinya.

Nyai Ratu Junti Masuk Islam

Alkisah dalam buku tersebut, Nyai Ratu Junti masuk Islam dibimbing langsung oleh Syekh Bentong Karang Gayam. Nyai kemudian diperistri oleh Syekh Bentong. Adapun Syekh Bentong merupakan putra dari ulama masyhur dari Karawang yakni Syekh Quro.

Dalam buku tersebut juga menyebutkan, Nyai Ratu Junti berguru kepada Syekh Siti Jenar. Nyai tergambarkan sebagai perempuan yang gemar mengembara. Dia memandang bahwa segalanya hanya tertuju ke pada Allah.

Dalam artikel lain disebutkan, Nyai pemimpin wilayah Kegadengan Junti yang merupakan bagian dari Kesultanan Cirebon dengan Mbah Kuwu Sangkan sebagai Sultan pertama dengan gelar Prabu Abhi Seka Sri Mangana Khalifatur Rasul Sayyidina Panatagama Ratu Aji Caruban Larang.

Dalam masa-masa pemerintahan selanjutnya, wilayah Kage dengan Junti dipimpin oleh seorang Kuwu. Desa Juntiyuat merupakan ibu kota Kecamatan Juntiyuat wilayah Kabupaten Indramayu.

Dari kisah tersebut Nyai Ratu Junti adalah salah satu wali Allah. Ulama perempuan yang patut kita hormati perjuangannya karena jasa-jasanya dalam menyebarkan agama Islam. Dan Nyai juga menganut paham ketauhidan karena pernah berguru dengan Syekh Siti Jenar yang akhirnya dibimbing syahadat oleh Syaikh Bentong. []

 

Tags: Nyai Ratu JuntiPenyebar IslamPerempuan Ulamasufi perempuanulama perempuan
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Nyi HIndun

Mengenal Nyi Hindun, Potret Ketangguhan Perempuan Pesantren di Cirebon

16 Mei 2025
Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi

Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro

9 Mei 2025
Rasuna Said

Meneladani Rasuna Said di Tengah Krisis Makna Pendidikan

5 Mei 2025
Tokoh Muslim Penyandang Disabilitas

Jejak Tokoh Muslim Penyandang Disabilitas

1 Mei 2025
Nyai Nur Rofiah

Nyai Nur Rofiah: Keadilan Hakiki di Tengah Luka Sosial Perempuan

30 April 2025
Jamilah binti Abdullah

Jamilah binti Abdullah: Kisah Perempuan yang Mendampingi Dua Syuhada

27 April 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nyai Ratu Junti

    Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua
  • Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu
  • Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga
  • Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version