• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Pekerja Migran dan Tanggungjawab Islam

Praktik-praktik perendahan martabat manusia, kekerasan dan kezaliman wajib dihapuskan. Semuanya merupakan bentuk pengingkaran terhadap hak-hak dasar manusia (munkar).

Redaksi Redaksi
01/07/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Pekerja Migran

Pekerja Migran

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Problem pekerja migran tentu saja tidak boleh dibiarkan berlangsung terus menerus. Sistem sosial yang diskriminatif dan eksploitatif terhadap mereka harus segera dihentikan. Membiarkan keadaan ini sama artinya dengan membiarkan berlangsungnya pelanggaran terhadap hak-hak dasar manusia.

Maka setiap kita dituntut untuk mengambil bagian bagi upaya-upaya melindungi dan menanggulangi realitas yang diskriminatif tersebut.

Dalam teks keagamaan Islam praktik dehumanisasi dinyatakan sebagai kezaliman (penindasan) dan kemunkaran yang wajib diperangi.

Agama dihadirkan Tuhan, tidak lain hanyalah untuk membebaskan manusia dari sistem kehidupan yang zalim di satu sisi dan menegakkan keadilan di sisi yang lain. “Yukhrijuhum min al-Zhulimatila an-Nur”. (QS. al-Maidah ayat 16). Ini adalah misi utama dan paling sentral agama-agama.

Dalam sebuah hadis Nabi dari Tuhan (hadis Qudsi) mengatakan dengan tegas: “Wahai hamba-hamba-Ku, Aku haramkan kezaliman terhadap AKu, dan Aku jadikan kezaliman itu juga haram di antara kamu. Maka janganlah kami saling menzalimi satu atas yang lain”

Baca Juga:

KB dalam Pandangan Islam

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

Setiap upaya dan cara dari manapun datangnya untuk menghapuskan kezaliman dan menegakkan keadilan adalah misi utama agama.

Nabi Muhammad Saw dalam pidatonya yang menyampaikan di hadapan umatnya di Arafah pada haji perpisahan antara lain menyatakan :

“Ingatlah, bahwa jiwamu, hartamu dan kehormatanmu adalah suci seperti sucinya hari ini”.

Dalam sebuah hadis Qudsi menyebutkan :

“Ada tiga orang yang kelak menjadi musuhku di hari akhirat. Mereka yang bersumpah untuk setia kepada-Ku, tetapi mereka melanggarnya, mereka yang memperjualbelikan manusia merdeka lalu memakan hasilnya, dan mereka yang mempekerjakan buruh, menerima keuntungan darinya, tetapi dia tidak memberinya upah yang Semestinya”. (HR. Imam Muslim).

Pengingkaran Hak Dasar Manusia

Praktik-praktik perendahan martabat manusia, kekerasan dan kezaliman wajib dihapuskan. Semuanya merupakan bentuk pengingkaran terhadap hak-hak dasar manusia (munkar).

Nabi Muhammad telah memerintahkan kepada siapa saja yang melihat kemunkaran ini untuk melakukan tindakan dengan segala cara. Katanya:

“Siapa saja di antara kalian yang melihat praktik kemunkaran, dia wajib bertindak mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lidah. Jika tidak mampu, maka dengan hatinya. Yang terakhir ini cara yang paling lemah”. (HR. Ahmad dan Muslim).

Tindakan dengan “tangan” adalah tindakan dengan otoritas negara yang dalam konteks modern berdasarkan pada hukum dan perundang-undangan. Ini adalah kewajiban pemerintah dan para pengambil kebijakan publik struktural.

Tindakan dengan “lidah” adalah tindakan melalui cara-cara dakwah (penyebaran informasi), pendidikan, penguatan sumber daya sosial dan kerja-kerja sosio-kultural yang lain. Ini adalah kewajiban para tokoh masyarakat, para tokoh agama dan institusi-institusi sosial-kultural lainnya.

Sementara tindakan dengan “hati”, adalah tindakan pengingkaran dan penolakan terhadap praktik-praktik kemunkaran tersebut. Ini menjadi cara setiap individu dalam masyarakat.

Pernyataan Nabi Islam di atas memperlihatkan kepada kita bahwa penghapusan segala bentuk kemunkaran dan kezaliman di satu sisi dan penegakan keadilan di sisi yang lain merupakan tanggungjawab kolektif manusia dengan fungsi sosialnya masing-masing.

Sistem sosial yang mendehumanisasi manusia harus kita tanggulangi secara sinergis dan bersama-sama serta dengan langkah-langkah strategis. []

Tags: islamMigranPekerjaTanggungjawab
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version