• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Pekerja Migran dan Tanggungjawab Islam

Praktik-praktik perendahan martabat manusia, kekerasan dan kezaliman wajib dihapuskan. Semuanya merupakan bentuk pengingkaran terhadap hak-hak dasar manusia (munkar).

Redaksi Redaksi
01/07/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Pekerja Migran

Pekerja Migran

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Problem pekerja migran tentu saja tidak boleh dibiarkan berlangsung terus menerus. Sistem sosial yang diskriminatif dan eksploitatif terhadap mereka harus segera dihentikan. Membiarkan keadaan ini sama artinya dengan membiarkan berlangsungnya pelanggaran terhadap hak-hak dasar manusia.

Maka setiap kita dituntut untuk mengambil bagian bagi upaya-upaya melindungi dan menanggulangi realitas yang diskriminatif tersebut.

Dalam teks keagamaan Islam praktik dehumanisasi dinyatakan sebagai kezaliman (penindasan) dan kemunkaran yang wajib diperangi.

Agama dihadirkan Tuhan, tidak lain hanyalah untuk membebaskan manusia dari sistem kehidupan yang zalim di satu sisi dan menegakkan keadilan di sisi yang lain. “Yukhrijuhum min al-Zhulimatila an-Nur”. (QS. al-Maidah ayat 16). Ini adalah misi utama dan paling sentral agama-agama.

Dalam sebuah hadis Nabi dari Tuhan (hadis Qudsi) mengatakan dengan tegas: “Wahai hamba-hamba-Ku, Aku haramkan kezaliman terhadap AKu, dan Aku jadikan kezaliman itu juga haram di antara kamu. Maka janganlah kami saling menzalimi satu atas yang lain”

Baca Juga:

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

Setiap upaya dan cara dari manapun datangnya untuk menghapuskan kezaliman dan menegakkan keadilan adalah misi utama agama.

Nabi Muhammad Saw dalam pidatonya yang menyampaikan di hadapan umatnya di Arafah pada haji perpisahan antara lain menyatakan :

“Ingatlah, bahwa jiwamu, hartamu dan kehormatanmu adalah suci seperti sucinya hari ini”.

Dalam sebuah hadis Qudsi menyebutkan :

“Ada tiga orang yang kelak menjadi musuhku di hari akhirat. Mereka yang bersumpah untuk setia kepada-Ku, tetapi mereka melanggarnya, mereka yang memperjualbelikan manusia merdeka lalu memakan hasilnya, dan mereka yang mempekerjakan buruh, menerima keuntungan darinya, tetapi dia tidak memberinya upah yang Semestinya”. (HR. Imam Muslim).

Pengingkaran Hak Dasar Manusia

Praktik-praktik perendahan martabat manusia, kekerasan dan kezaliman wajib dihapuskan. Semuanya merupakan bentuk pengingkaran terhadap hak-hak dasar manusia (munkar).

Nabi Muhammad telah memerintahkan kepada siapa saja yang melihat kemunkaran ini untuk melakukan tindakan dengan segala cara. Katanya:

“Siapa saja di antara kalian yang melihat praktik kemunkaran, dia wajib bertindak mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lidah. Jika tidak mampu, maka dengan hatinya. Yang terakhir ini cara yang paling lemah”. (HR. Ahmad dan Muslim).

Tindakan dengan “tangan” adalah tindakan dengan otoritas negara yang dalam konteks modern berdasarkan pada hukum dan perundang-undangan. Ini adalah kewajiban pemerintah dan para pengambil kebijakan publik struktural.

Tindakan dengan “lidah” adalah tindakan melalui cara-cara dakwah (penyebaran informasi), pendidikan, penguatan sumber daya sosial dan kerja-kerja sosio-kultural yang lain. Ini adalah kewajiban para tokoh masyarakat, para tokoh agama dan institusi-institusi sosial-kultural lainnya.

Sementara tindakan dengan “hati”, adalah tindakan pengingkaran dan penolakan terhadap praktik-praktik kemunkaran tersebut. Ini menjadi cara setiap individu dalam masyarakat.

Pernyataan Nabi Islam di atas memperlihatkan kepada kita bahwa penghapusan segala bentuk kemunkaran dan kezaliman di satu sisi dan penegakan keadilan di sisi yang lain merupakan tanggungjawab kolektif manusia dengan fungsi sosialnya masing-masing.

Sistem sosial yang mendehumanisasi manusia harus kita tanggulangi secara sinergis dan bersama-sama serta dengan langkah-langkah strategis. []

Tags: islamMigranPekerjaTanggungjawab
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Kasih Sayang Orang Tua

Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak

7 Juli 2025
Amalan Muharram

Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual

7 Juli 2025
Kewajiban dan hak

Jangan Hanya Menuntut Hak, Tunaikan Juga Kewajiban antara Orang Tua dan Anak

7 Juli 2025
Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sejarah Ulama Perempuan

    Mencari Nyai dalam Pusaran Sejarah: Catatan dari Halaqah Nasional “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?
  • Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak
  • From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?
  • Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak
  • Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID