• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Pemerkosaan dalam Pernikahan

Imam Nakhai Imam Nakhai
01/10/2022
in Keluarga
0
Perkawinan, Perkosaan

Ilustrasi: pixabay[dot]com

27
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Hari hari ini, sebagai dampak dari RUU-PKS yang masih ditunda pembahasannya oleh DPR, perbincangan marrital rape (perkosaan dalam perkawinan) terus terjadi sesekali disertai meme meme dan joke joke sindiran. Lantas apakah ada pemerkosaan dalam pernikahan?

Saya menduga, sahabat sahabat yang mempermasalahkannya, belum memahami konsep “as shihhah wa al-butlan” dan konsep “al-halal wa al-haram” di sisi lain. Sebagian orang memahami, jika perilaku sudah diyatakan “sah-shahih” maka pasti halal, dan yang diyatakan “batal” pasti haram.

Padahal, belum tentu begitu. Seakan jika sudah sah sebagai suami istri maka apa saja, termasuk hubungan seksual menjadi halal. Ini pandangan yang salah.

Sah dan batal itu terkait dengan syarat dan rukun. Sebab itu, ulama seringkali berbeda apakah suatu prilaku sah atau batal karena perbedaan menentukan syarat dan rukun. Sedang halal haram itu terkait dengan dampak prilaku itu, apakah mafsadah (keburukan) atau maslahah (kebaikan). Jika prilaku mengandung mafsadah maka haram, dan jika mengandung maslahah maka halal.

Maka, ada prilaku yang sah-shahih, karena telah memenuhi syarat dan rukun, tetapi ia bisa haram karena mengandung mafsadah. Melakukan hubungan seks dengan istri adalah sah, karena terpenuhi syarat sebagai hubungan yang sah, tetapi bisa haram jika memberi dampak mafsadah.

Baca Juga:

Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

Perspektif Heterarki: Solusi Konseptual Problem Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan Agama  

Tonic Immobility: Ketika Korban Kekerasan Seksual Dihakimi Karena Tidak Melawan

Budaya Seksisme: Akar Kekerasan Seksual yang Kerap Diabaikan

Bersenggama dengan istri ketika haid, ketika sakit, atau udzur syar’i lainnya adalah sah, dan pasti bukan zina, tetapi ia haram karena berdampak mafsadah. Hubungan suami istri adalah sah, tetapi jika dipaksakan, apalagi dengan cara kekerasan, maka ia haram, karena berdampak mafsadah.

Jadi jelas ya. Jangan dikaburkan lagi. Jika RUU P-KS mengusulkan menghukum kekerasan seksual dalam perkawinan, bukan berarti menganggapnya sebagai zina, tetapi perbuatan sah yang berdampak mafsadah.

Lalu bagaimana seharusnya hubungan seks dilakukan ? Hak dan kewajiban siapa. Secara sederhana al-Qur’an mengajarkan bahwa hubungan seks adalah hak dan kewajiban suami istri. Itulah makna ayat yang sangat agung “hunna libasun lakum wa antum libasun lahunna”- istri istri itu adalah pakaianmu-dan jangan lupa-bahwa kalian wahai para suami adalah pakaian istri.

Masih kurang jelas bagaimana perumpamaan al-Qur’an? Jelas bukan? Bukankah al Qur’an mengajarkan kesalingan, khususnya dalam hubungan seksual.

Demikian terkait pemerkosaan dalam pernikahan? Semoga bermanfaat. []

Tags: Kekerasan seksual
Imam Nakhai

Imam Nakhai

Bekerja di Komnas Perempuan

Terkait Posts

Najwa Shihab dan Ibrahim

Najwa Shihab dan Ibrahim: Teladan Kesetaraan dalam Pernikahan

26 Mei 2025
Program KB

KB: Ikhtiar Manusia, Tawakal kepada Allah

23 Mei 2025
Alat KB

Dalil Agama Soal Kebolehan Alat KB

22 Mei 2025
Kekerasan Seksual Sedarah

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

19 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Pendidikan Seks

Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT
  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID