• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Penyimpangan Penegakan Hukum Pada Korban KDRT Jadi Tersangka UU ITE

Kasus ini mengenai Siti Rubaidah yang menjadi korban UU ITE, karena perlawanannya terhadap tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)

Firda Imah Suryani Firda Imah Suryani
10/07/2023
in Publik
0
Penegakan Hukum

Penegakan Hukum

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Penegakan hukum berfungsi untuk melindungi masyarakat. Adanya negara hukum melindungi masyarakat dari segala kemungkinan ancaman pelanggaran hukum, sehingga tidak ada seorangpun yang dapat secara semena-mena melanggar hukum. Apa fungsi hukum jika keberadaannya tidak dapat mengatur dan melindungi masyarakat?

Kasus ini mengenai Siti Rubaidah yang menjadi korban UU ITE, karena perlawanannya terhadap tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Siti Rubaidah menjadi salah satu korban KDRT yang justru malah dilaporkan dengan UU Pencemaran nama baik oleh suaminya.

Kisah Siti Rubaidah bermula saat suaminya melakukan kekerasan dalam rumah tangga pada 2013 lalu. Selama ini, Rubaidah kerap ditampar oleh mantan suaminya, ditendang, diludahi, dimaki, dibenturkan bahkan dipukuli di depan anak-anaknya.

Akibat dari kekerasan yang ia alami mendorong Rubaidah membuat sebuah petisi dengan harapan bila Kementerian Dalam Negeri bisa mengambil sikap atas perbuatan Wakil Wali kota Magelang saat itu. Setelah mendapat 7.611 pendukung, petisi ini menyedot perhatian publik, termasuk sang mantan suami.

Tak menerima tindakan suaminya tersebut, Rubaidah pun turut melaporkan tindakan KDRT yang ia terima. Namun, polisi lebih dulu memproses tuduhan yang sang suami laporkan. Di mana justru telah terproses lebih dulu. Penetapannya sebagai tersangka dan langsung ditahan karena dugaan pelanggaraan ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Baca Juga:

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Siapa Pemimpin dalam Keluarga?

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

Dugaan Pencemaran Nama Baik

Melaporkan balik atas kasus pencemaran nama baik dengan pasal UU ITE.  Dilaporkan oleh suaminya menggunakan Pasal 310 KUHP dan Pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE. Rubaidah juga dilaporkan atas dua perkara lain.

Yakni Pasal 367 tentang pencurian dalam rumah tangga dan Pasal 59 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang dugaan penelantaran anak. Dua laporan terakhir diketahui  tidak diproses aparat kepolisian karena kurangnya bukti.

Walaupun KDRT telah terbukti dan mantan suaminya dinyatakan bersalah dalam kasus KDRT, namun kasus dugaan pencemaran nama baik tetap berlanjut. Bahkan, pada 9 April 2013, kasus ini naik ke tahap penyidikan dan status Rubaidah berubah menjadi tersangka.

Hampir 11 tahun peristiwa pahit yang menimpa Rubaidah berlalu. Namun, menurutnya, kejadian itu masih menyisakan luka yang sama. Selain itu, dugaan pencemaran nama baik tetap melekat pada penyintas kekerasan ini.

Dari fenomena tersebut menujukan bahwa penyimpangan penegakan hukum terjadi atas kasus UU ITE Siti Rubaidah alami. Ia adalah seorang ibu rumah tangga belum bisa bernapas lega dengan segala tekanan dan diskriminasi. Bahkan ketika pengadilan memutuskan sang suami bersalah dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan hukuman 45 hari penjara pada tahun 2017.

Kewajiban Negara Memberi Perlindungan Hukum

Selain sanksi pidana, undang-undang juga mengatur tentang hukum acara dan kewajiban negara untuk segera memberikan perlindungan kepada korban yang mengadu. Ketentuan ini merupakan terobosan hukum yang penting dalam upaya pembelaan hak asasi manusia, khususnya dalam perlindungan korban rumah tangga.

Karena selama ini para korban yang mengadukan kasusnya masih menghadapi tembok kehancuran, kelemahan, diskriminasi dan penindasan terhadap perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga. Maka, dengan keberanian seorang korban melaporkan kekerasan dalam rumah tangga, kita bisa menghargai dan mendukungnya sepenuh hati.

Meski KDRT sudah terbukti, namun status tersangka kasus UU ITE yang melibatkannya belum selesai. Hal itu sangat merugikan korban KDRT. Sebagai warga negara menjunjung tinggi penegakan hukum, tentu kenyataan ini membuat kita  khawatir jika suatu saat, penyimpangan terhadap penegakan hukum itu akan digunakan oleh para pihak yang tidak bertanggungjawab. []

 

Tags: Kasus HukumKDRTkeluargaPenegakan HukumperempuanUU ITE
Firda Imah Suryani

Firda Imah Suryani

Saya perempuan bukan aib masyarakat, bukan juga orang kriminal.  Pengemar musik indie dan pemakan sayuran.

Terkait Posts

Ahmad Dhani

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

5 Juli 2025
Tahun Hijriyah

Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

4 Juli 2025
Rumah Tak

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

4 Juli 2025
Kritik Tambang

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

4 Juli 2025
Isu Iklim

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

3 Juli 2025
KB sebagai

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

3 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID