Mubadalah.id – Pada masa kehamilan, peran suami sangat penting untuk memotivasi agar istri terus menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan yang bergizi, istirahat yang cukup, terus bersabar serta mendampinginya setiap memeriksakan kehamilannya.
Tidak sedikit ibu hamil, terutama pada kehamilan pertama, yang tidak percaya diri dengan perubahan alamiah yang menimpa dirinya. Misalnya perut buncit, wajah yang tiba-tiba penuh jerawat, timbul bercak-bercak di wajah, malas berdandan, tidak menyukai parfum, dan sebagainya.
Selain itu, banyak kasus keguguran yang terjadi karena ketidaktahuan dari pasangan (suami) atau keluarganya dalam menghadapi saat-saat kritis pada masa kehamilan.
Suami dan keluarganya harus peduli terhadap berbagai perubahan fisik maupun psikis yang sedang ibu hamil alami. Kondisi dan situasi apa saja yang perempuan alami saat kehamilan penting diketahui oleh pasangan dan keluarganya.
Hal tersebut akan sangat membantu untuk menghindari kesulitan-kesulitan yang ia hadapi selama proses kehamilan dan persalinan.
Di antara kesulitan yang akan ibu hamil hadapi adalah gangguan fisik dan psikologis. Gangguan fisik pada ibu hamil biasanya lebih mudah ia kenali daripada gangguan psikologis.
Pada masa kehamilan, kondisi psikologis ibu sering kali ia abaikan karena terfokus pada perubahan fisik. Padahal gangguan psikologis pada ibu hamil akan dapat memengaruhi kondisi kesehatan secara fisik. Selanjutnya, gangguan fisik dapat memengaruhi perkembangan pada masa kehamilan maupun pasca-melahirkan.
Oleh sebab itu, sikap pengertian dari lingkungan ibu hamil akan sangat memengaruhi kondisi kehamilannya, baik secara fisik maupun psikis.
Setiap tahap proses kehamilan yang ibu hamil lewati merupakan hari-hari yang penuh dengan gejolak emosi yang bercampur baur antara rasa bahagia, cemas, takut, dan khawatir.
Dalam waktu sekitar 9 bulan, ibu hamil mengalami dan merasakan fase-fase pertumbuhan janin yang membutuhkan dorongan mental dari lingkungannya. []