• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Peran Pesantren sebagai Ruang Tumbuhnya Keulamaan Perempuan

Tema ini dapat kita jadikan sebagai salah satu barometer wacana Islam yang terbuka dan selaras dengan perkembangan isu-isu sosial maupun global tentang perempuan.

Redaksi Redaksi
24/09/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Keulamaan Perempuan

Keulamaan Perempuan

334
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tema pesantren dan keulamaan perempuan di Indonesia merupakan tema yang sangat penting untuk didiskusikan dalam forum Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) yang baru pertama kali diadakan ini.

Beberapa di antara nilai signifakansinya dari sisi internal pesantren, tema ini dapat dibuka untuk menakar peran pesantren terhadap tumbuh suburnya keulamaan perempuan di Indonesia.

Kedua sisi pergerakan isu-isu gender dan Islam di negeri ini. Tema ini dapat kita jadikan sebagai salah satu barometer wacana Islam yang terbuka dan selaras dengan perkembangan isu-isu sosial. Maupun global tentang perempuan.

Persoalannya yang kemudian muncul adalah tentang bagaimana respon pesantren itu sendiri terhadap keulamaan perempuan.

Apakah pesantren memberikan respon yang positif terhadap tumbuh suburnya ulama-ulama perempuan, ataukah justru sebaliknya? Sejauh mana peran pesantren terhadap lahirnya ulama-ulama perempuan di negeri ini?

Baca Juga:

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Tegaskan Eksistensi Keulamaan Perempuan

Tidak Ada Cinta Bagi Ali

Mengenal Istilah Keulamaan Perempuan

KUPI adalah Gerakan Bersama untuk Meneguhkan Eksistensi dan Peran Keulamaan Perempuan

Serta apa saja yang menjadi kendala di kalangan pesantren untuk ikut serta menyuarakan pesan-pesan penting ulama perempuan di negeri ini?

Dalam menganalisa fenomena ini meminjam kerangka teori yang pernah Abraham Silo Wilar gunakan ketika ia meneliti tentang Perempuan NU yang tertuang dalam bukunya NU Perempuan, Kehidupan dan Pemikiran Kaum Perempuan NU.

Wilar mengetengahkan tiga prototype masyarakat dalam merespon keadaan secara religious, yaitu masyarakat monocultural, masyarakat semi multicultural, dan masyarakat total multikultural. Situasi sosiologis dan situasi historis pada masyarakat tertentu sangat berpengaruh bagi pembentukan persepsi dan respon masyarakat tersebut.

Mereka yang lahir dan besar dalam situasi masyarakat yang monokultural Islam misalnya. Lalu akan terbentuk pada jiwa mereka apa itu Islam dan bagaimana menjadi muslim sejati.

Persepsi yang terbentuk tentang apa itu Islam serta perilaku yang mereka yang tampilkan dalam suasana monolitik akan berbeda dengan persepsi mereka. Termasuk juga berbeda dengan perilaku mereka yang berada dalam suasana sosial yang semi multikultural. Apalagi yang total multikultural. []

Tags: Keulamaan Perempuanpesantrentumbuh
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Boys Don’t Cry

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

2 Juli 2025
Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID