Mubadalah.id – Basrah, salah satu kota terkenal di Baghdad, Irak, merupakan pusat aktivitas peradaban Islam abad pertengahan. Di sini, lahir tokoh-tokoh besar Islam, antara lain Imam Hasan al-Bashri. Ia dikenal sebagai guru Washil bin Atha’, pendiri sekte Islam rasionalis, Mu’tazilah. Ia juga seorang guru para sufi besar.
Pemikiran sufi Imam Hasan al-Bashri ternyata diperoleh antara lain dari seorang guru perempuan: Mu’adzah binti Abdullah al-Adawiyah. (Baca juga: Malahayati Sang Singa Betina Dari Tanah Rencong: Laksamana Perempuan Pertama di Dunia)
Mu’adzah terkenal sebagai perempuan yang rajin beribadah. Seluruh waktunya ia habiskan untuk beribadah kepada Allah. Pikirannya terpenuhi dengan “ketakutan” akan kematian yang datang tanpa memberitahukan waktunya.
Ibnu al-Jauzi bercerita, “Jika siang tiba, ia (Mu’adzah) bergumam, Ini hariku telah datang saat aku mungkin akan mati. Maka, ia pun tidak tidur sampai sore.” (Baca juga: Seberapa Efektif Psikologi Islam Pada Gen-Z yang Mengidap Penyakit Mental?)
Dan jika malam tiba, ia bergumam “ini malamku telah tiba, saat aku mungkin akan mati. Maka, ia juga tidak tidur sampai pagi. Ia sengaja mengenakan pakaian tipis pada musim dingin agar kedinginan, dan dengan begitu, tidak bisa tidur.”
Katanya, “Aku heran mengapa orang suka tidur, padahal ia tahu betapa ia pasti akan tidur panjang di ruang tanah yang amat gelap.” (Baca juga: Salam dari Asad bagi Non Muslim dan Interupsi untuk KH. Afifuddin). []