Perempuan, misalnya, karena posisi sosialnya yang dilemahkan, memperoleh kesempatan pendidikan lebih terbatas, jika dibanding laki-laki. Kesempatan yang sangat kecil ini merupakan salah satu ketimpangan pendidikan bagi perempuan
Mubadalah.id – Kemuliaan di sisi Allah SWT dan tentu di sisi manusia (laki-laki dan perempuan) hanya bisa didapatkan melalui keimanan dan keilmuan (pendidikan), seperti yang dinyatakan di dalam al-Qur’an:
“Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu di antara kalian” (QS. Al-Mujadalah ayat 11).
Seperti halnya keimanan, keilmuan hanya bisa kita dapatkan melalui pengkondisian, kemauan, pencarian, dan usaha yang keras dari semua pihak. :
“Bahwa seseorang tidak akan memperoleh suatu kecuali apa yang ia usahakan” (OS. An-Najm ayat 39).
Proses untuk memperoleh keilmuan dan kebaikan, biasa kita namakan dengan pendidikan. Semua orang, laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama terhadap pendidikan.
Karena itu, penyelenggaraan pendidikan seharusnya menjadi kewajiban bagi mereka yang menguasai sumber daya lebih seperti orang tua terhadap anak. Juga bagi orang kaya untuk orang miskin, dan yang paling bertanggung jawab adalah negara terhadap seluruh rakyatnya.
Sekalipun demikian, pada kenyataannya mereka masih pada posisi yang lemah adalah mereka yang paling banyak terhambat untuk memperoleh kesempatan pendidikan.
Perempuan, misalnya, karena posisi sosialnya yang dilemahkan, memperoleh kesempatan pendidikan lebih terbatas, jika dibanding laki-laki. Kesempatan yang sangat kecil ini merupakan salah satu ketimpangan pendidikan bagi perempuan.
Ketimpangan lain adalah segregasi (pengucilan) yang lebih sering menistakan perempuan. Lalu termasuk stereotipe yang menempatkan perempuan hanya untuk jenis pendidikan tertentu.
Bahkan yang lebih parah adalah kurikulum dan materi pendidikan yang masih melestarikan nilai-nilai ketidakadilan bagi perempuan. Ketimpangan ini merupakan tanggung jawab semua orang, terutama negara terhadap rakyatnya.
Masyarakat pun, dengan kulturnya yang masih tidak adil terhadap perempuan, ikut bertanggung jawab dalam pelestarian ketimpangan pendidikan perempuan. []