Mubadalah.id – Dalam suatu riwayat, para perempuan pernah menggugat budaya yang masih memperkenankan laki-laki untuk memukul istri. Nabi SAW sendiri pada akhirnya tidak memuji mereka yang suka memukul istri.
Dari Iyas bin Abdillah bin Abi Dzubab ra. berkata: bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian memukul para perempuan!.”
Lalu datang Umar ra. kepada Rasulullah SAW dan berkata, “Para istri itu nanti berani (melawan) suami mereka. Berikan kami izin untuk memukul mereka.”
Anehnya, banyak sekali perempuan yang mendatangi keluarga Rasulullah SAW, mengadukan perilaku suami mereka.
Maka Rasulullah SAW pun bersabda: “Sesungguhnya banyak perempuan mendatangi keluarga Muhammad sambil mengadukan perilaku suami mereka. Mereka (para suami) itu bukanlah orang-orang yang baik”. (HR Abu Dawud, lihat: Ibn al-Atsir, Jami” al-Ushil, VII/330, no. hadis: 4719).
Para perempuan juga pernah mendatangi Rasulullah SAW, memberikan masukan mengenai kebijakan pengajaran.
Dari Abi Sa’id al-Khudriyy ra berkata: “suatu saat beberapa perempuan mendatangi Nabi Muhammad SAW, mereka mengadu: “Mereka yang laki-laki telah banyak mendahului kami, bisakah engkau mengkhususkan waktu untuk kami para perempuan? Nabi bersedia mengkhususkan waktu untuk mengajari, memperingatkan, dan menasehati mereka.”
Dalam catatan lain: ada seorang perempuan yang datang menuntut kepada Nabi SAW, ia berkata: “Wahai Rasul, para laki-laki telah jauh menguasai pelajaran darimu, bisakah engkau peruntukkan waktu khusus untuk kami perempuan, untuk mengajarkan apa yang engkau terima dari Allah.”
Nabi menjawab: “Ya, berkumpullah pada hari ini dan di tempat ini”. Kemudian para perempuan berkumpul di tempat yang telah ditentukan dan belajar dari Rasulullah tentang apa yang diterima dari Allah SWT. (Riwayat Bukhari dan Muslim, lihat: Ibn al-Atsir, X/359, nomor hadis: 7340).
Perempuan juga pernah memainkan peran politik yang cukup berpengaruh, pada saat kemelut emosional menghinggapi hampir seluruh sahabat Nabi SAW setelah Perjanjian Hudaibiyyah. Perjanjian yang bagi segenap sahabat saat itu, dianggap merendahkan dan melecehkan eksistensi umat Islam pada saat itu. []